[Author's POV]
"Jadi apa yang kita lakukan sekarang?" Aquinsha duduk di sisi ranjangnya sambil memainkan kukunya.
"Kurasa kita terpaksa harus menginap disini dulu." Jawab Mark sambil melihat-lihat keadaan diluar jendela.
Setelah Kirei keluar dari ruangan meninggalkan ketiga remaja yang kebingungan itu sendiri, mereka mulai membicarakan rencana selanjutnya yang harus dilakukan.
"Jadi bagaimana, Albion? Kamu ada ide? Wajahmu kusut sekali" Aquinsha melirik Albion yang sedang berbaring diranjang sambil menatap langit-langit dalam diam.
"Setidaknya kita sudah berhasil kabur dari monster mengerikan itu." Albion menutup wajahnya dengan tangan kanannya.
"Desa Air ya... dimana letaknya? Kurasa kita benar-benar menjauh dari Desa Vuilim," Mark bergumam sambil terus menikmati keindahan langit dari jendela.
"Tidak.. desa ini bisa dibilang lumayan dekat dengan Desa Vuilim. Hanya saja, aku memiliki sedikit masalah di desa ini ugh.." Albion bangkit dan duduk di ranjang dengan terburu-buru, ia mengacak rambutnya yang sudah berantakan, terlihat frustasi.
Aquinsha mengernyit, "masalah?"
"Sekitar setahun yang lalu.. aku pernah berbuat onar di markas para assasins yang ada didesa ini." Albion menengok dan menatap Aquinsha dengan wajah yang suram.
"Kenapa melakukan itu?!!!" Mark langsung menyahut dengan kesal
"Karena salah satu anggota mereka mencuri 1 koin emasku yang berharga!" Teriak Albion lantang.
Aquinsha menatap Albion dengan wajah datar "oh.."
Sedangkan Mark langsung mengangguk mengerti, karena ia tahu.. 1 koin emas itu adalah harta berharga.
Krieek
"Kalian bertiga, orangtuaku ingin bertemu kalian di ruang makan, sekalian makan malam." Kirei membuka pintu kamar.
Blamm
Dan segera menutupnya lagi.
"Kurasa kita harus beranjak.."
•
[Author's POV]
"Tidak kusangka! Ternyata tamu kita adalah nak Albion!" Nyonya Magareth, ibunya Kirei berteriak dengan semangat setelah melihat sosok Albion yang berjalan menuju ruang makan.
"Dan kurasa aku pernah menginap disini juga.. haha" bisik Albion disamping Aquinsha dan Mark.
"Aku sedikit terkejut ketika Kirei berkata ia menemukan 3 remaja kebingungan didalam kandang ternak kami!" Nyonya Magareth menepuk-nepuk kursi disebelahnya, mempersilahkan ketiga anak itu untuk duduk.
Kirei segera duduk disamping ayahnya dan meminum tehnya dengan sopan.
Aquinsha melirik Kirei yang duduk disampingnya, ia merasa aneh. 'Uh.. raut wajahnya berubah drastis... dia jadi ramah begitu'
"Jadi kenapa kalian bisa ada disini? Apakah ada urusan di desa Air?" Tanya Nyonya Magareth kepada Albion lalu menengok Mark dan Aquinsha bergantian.
"Umm, kami ingin pergi ke desa Vuilim" jawab Albion sambil tersenyum ramah.
"Ohh! Malam ini menginap disini dulu saja, Kirei, tolong nanti bantu siapkan kamar untuk Aquinsha ya" Nyonya Magareth menepuk pundak Albion dan menatap Kirei dengan wajah berseri-seri.
"Baik Ibu" dengan senyuman lebar dan terlihat halus Kirei membalas, membuat Aquinsha yang melihat langsung melongo, namun buru-buru ia memalingkan wajahnya ke arah meja makan.
Mark melihat nyonya Magareth yang mengelus pundak Albion dengan wajah bahagia seperti sedang mengelus anaknya sendiri hanya bisa menahan senyumnya dengan cara meminum teh didepannya.
Albion diam dan hanya memaksakan diri untuk tersenyum. "Terimakasih nyonya Magareth.."
•
Albion menjatuhkan dirinya diatas ranjang, sepertinya rohnya sudah keluar dari tubuh.
"Duh, kau itu jangan-jangan akan dijodohkan ya? Hahaha" Mark berbisik disamping Albion sambil tertawa cekikikan.
Aquinsha yang barusaja selesai mandi segera mengeringkan rambutnya dengan handuk dan duduk di ranjang yang sudah disiapkan Kirei.
"Nyonya Magareth sangat menyayangimu, sebenarnya apa yang bagus darimu sih? Hahaha" Aquinsha ikut menggoda Albion yang masih tetap berbaring dengan kepala menghadap ke ranjang.
"Berisik" balas Albion malas.
"Setidaknya kita bisa menginap disini malam ini" Mark duduk di ranjangnya dan memijat pundaknya.
"Besok kita keliling desa yuk, sebelum pergi. Banyak pemandangan yang bagus sepertinya" Aquinsha menatap Mark dengan mata berbinar-binar.
"Boleh saja sih... tapi Albion..." Mark melirik laki-laki berambut cokelat muda yang masih berbaring itu sambil mengangkat pundaknya.
"Hei, tapi kalau kau dirumah ini sendirian tanpa kami, sudah jelas nyonya Magare—" sebelum Aquinsha menyelesaikan kalimatnya, Albion tiba-tiba bangkit dengan wajah panik
"AKU IKUT."
"Hahahahaha mudah sekali" Mark tertawa mengejek dan segera berbaring untuk tidur.
Albion mengerucutkan bibirnya. "Huh..."
_____👩🏻🌾
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroes Of Avanire
PertualanganMark Nicholson, seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang tinggal sendirian di sebuah kos kecil dengan penghasilan 4 koin perak sebulan. Kedua orang tuanya meninggal ketika melindungi Mark kecil dari iblis yang menyerang kampung halamannya. Ia...