[Author's POV]
"Baiklah! Sekarang kita mulai untuk berjalan ke arah Selatan!" Albion menunjuk jalan setapak yang mengarah ke selatan dengan sangat antusias.
Siiiiiing....
"Hei! Kenapa kalian diam saja?!" Karena tidak ada balasan Albion berbalik dan menemukan kedua remaja tinggi dibelakangnya sedang diam, bengong.
Aquinsha mengerutkan dahinya menatap Albion.
"Kalian sebegitu kagetnya aku ikut dalam perjalanan ini?!" Teriak Albion menepuk dahinya keras.
"Tentu saja kan?" Jawab Mark dengan wajah datar.
"Kalau tidak ada aku bagaimana cara kalian sampai ke pegunungan Magaly?!" Albion melebarkan kedua matanya dan berkacak pinggang, mirip seperti Ibu Zera yang sedang marah-marah.
"Um... bertanya pada orang lokal?" Balas Aquinsha sambil melirik ke arah Mark
"Berusaha untuk mencarinya hanya dengan insting? pasti bisa." Jawab Mark dengan wajah ragu
Albion melongo mendengar jawab kedua orang didepannya
"Yang benar saja..."
Albion memejamkan matanya
"Baiklah! Aku ikut karena aku ingin ikut! Perjalanan kalian sepertinya akan menyenangkan, dan kalian juga orang yang menyenangkan, aku... aku mungkin tidak akan bertemu orang seperti kalian lagi! Jadi aku ikut! Puas?!" Albion berhenti sejenak sambil berusaha menghidup oksigen dengan terengah-engah.
"Kalau kalian tidak memperbolehkan aku ikut, aku akan tetap memaksa ikut! Tidak bisa dibantah! Pokoknya aku ikut!" Albion menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal ke tanah.
Aquinsha berdeham sambil menahan tawanya. Bagaimana tidak? Wajah Albion saat ini itu seperti anak balita yang memaksa untuk dibelikan mainan oleh ibunya.
"Ehem.. baiklah..."
Aquinsha dan Mark berjalan mendekati Albion dan membalik tubuh Albion hingga menghadap jalan setapak yang menuju ke arah selatan itu.
Dugh
Mark dan Aquinsha bersamaan mendorong punggung Albion kedepan sampai membuat laki-laki bersurai cokelat itu terkejut.
"Ayo kita mulai petualangannya, Albion!"
•
[Author's POV]"Jadi akhirnya kita terpaksa harus bermalam di hutan yang seram ini." Albion terduduk di dekat api unggung yang barusaja berhasil dinyalakan oleh Mark.
"Aku sebenarnya agak tidak suka disini, hawanya menyeramkan.." balas Aquinsha seraya mengeluarkan persediaan minum dan makanan mereka.
Saat ini Mark, Albion, dan Aquinsha sedang berada jauh didalam hutan Filio yang terkenal angker.
Menurut para petani yang tinggal di diluar hutan sering terlihat sosok-sosok yang bergentayangan dan mengganggu manusia yang lewat hutan, bahkan ada yang ditemukan sudah menjadi mayat.
"Bulu kudukku berdiri semua..." Mark bersembunyi didalam jubahnya yang besar itu, berusaha menghindar dari suasana menyeramkan hutan ini.
Suara-suara dahan pohon yang bergesekan dan burung-burung yang sedang berburu mangsa menambah kesan mistis hutan ini.
"Dan udaranya semakin dingin... untung anginnya tidak kencang, api unggun kita tidak akan padam." Aquinsha memakan beberapa biskuit yang diberikan suster Ashley dan memasukkannya kembali kedalam tas.
"Besok kita sudah harus keluar dari hutan ini, aku tidak ingin bermalam dihutan ini lagi.." Albion menggesekkan kedua telapak tangannya didepan api unggun karena ia merasa kedinginan.
"Oh iya, kenapa tidak memakai teleport yang waktu itu??" Tanya Aquinsha yang tiba-tiba teringat saat dirinya dan Mark diselamatkan Albion dari para anggota Reon.
"Saat itu.. entahlah, tiba-tiba aku bisa, padahal biasanya tidak berhasil" jawab Albion santai sambil terus menggesekkan kedua telapak tangannya.
"Hah? Untung aku dan Mark tidak terdampar di pulau asing karena sihirmu yang belum sempurna itu!" Balas perempuan berambut pirang itu dengan wajah kaget bercampur kesal.
"Sihir?" Setelah beberapa detik, Mark menyembulkan kepalanya keluar dari jubah yang sedari tadi menutupi seluruh wajahnya itu.
"Hyaaaa! Astaga! kupikir kamu sudah tidur!" Aquinsha sedikit terlonjak kebelakang sampai kakinya terkena api, namun ia mengabaikan rasa sakitnya haha.
Albion menatap Mark yang memancarkan aura ingin tahu itu sambil menghela nafas panjang
"Karena kita semua teman, aku harus adil, karena aku harus adil, aku juga harus memberi tahu laki-laki tinggi yang sedang ketakutan ini kenyataan tentang seorang Albion."
"Mark, aku ini penyihir loh."
____ 🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroes Of Avanire
AdventureMark Nicholson, seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang tinggal sendirian di sebuah kos kecil dengan penghasilan 4 koin perak sebulan. Kedua orang tuanya meninggal ketika melindungi Mark kecil dari iblis yang menyerang kampung halamannya. Ia...