22. Bella

2.6K 351 5
                                    

[Mark's POV]

Setelah mendengar kabar itu emosiku langsung memuncak, dan tanpa berpikir langsung mendatangi para orang kaya bajingan itu.

Untung saja aku sempat melatih otot-ototku kembali, dan juga karena mereka lemah, membuatku semakin mudah membantai mereka.

Saat ini gadis yang aku tolong sedang dibantu oleh Aquinsha mengganti gaunnya.

"Kau keren sekali tuan Mark", salah satu gadis yang mengikutiku mendekat.

"Hebat sekali, kekuatan yang luar biasa"

Aku hanya tersenyum saja. Tipe perempuan yang seperti inilah yang tidak terlalu aku sukai. Mereka itu rasanya bagaimana ya, manja dan menempel bagai parasit.

"Oh yaampun, tuan sangat tampan ketika tersenyum"

Aku tidak menjawab apapun selain tersenyum. Mengapa Aquinsha lama sekali datangnya? Aku merasa terganggu dengan tatapan perempuan-perempuan ini.

"Tuan, bagaimana kalau bermain bersama kami?"

Aku menengok ke arah gadis-gadis itu, dan wajah mereka langsung memerah, ada juga yang mengedipkan sebelah matanya. Aku sebenarnya terkejut dengan tingkah anak perempuan dari keluarga kaya.

"Yah, maaf aku sedang menunggu kekasih ku, yang kalian tahu bernama Aquinsha", balasku dengan menekankan kata 'kekasih', lengkap dengan senyuman gentle-ku.

Gadis-gadis itu langsung terlihat malu dan pamit untuk undur diri. Dengan begini aku bisa lebih tenang.

Tetapi ternyata tidak. Karena aksi nekat yang barusaja aku lakukan, sekarang semua orang di kapal ini memperhatikanku. Astaga.


[Author's POV]

Aquinsha kembali bersama dengan gadis yang tadi diselamatkan Mark.

"Terimakasih telah menyelamatkan saya tuan", gadis berambut pendek sebahu itu membungkuk dihadapan Mark.

Mark mengangguk, "aku hanya melakukan tugas sebagai laki-laki yang baik", jawabnya.

Aquinsha duduk disebelah Mark, dan mempersilahkan gadis berambut pendek itu duduk juga.

"Saya, Bella, merasa sangat bersyukur karena bisa selamat dari orang-orang tidak berpendidikan itu", Bella membungkuk sekali lagi dan langsung duduk kembali.

"Kenapa kamu naik kapal ini sendirian?", tanya Aquinsha yang khawatir dengan Bella.

"Saya hanya ingin pergi ke Ashmeir untuk membeli suatu barang, namun siapa yang tahu akan terjadi hal seperti ini? Saya kira semua kapal sama saja", jawab Bella dengan bibir yang cemberut.

"Aku juga baru pertama kali melihat hal seperti itu", balas Aquinsha sambil mengelus lengannya.

"Saya akan berusaha melupakan hal memalukan tadi, dan sangat berterimakasih kepada anda berdua. Jika suatu saat kalian membutuhkan bantuan, datangi saya, dengan segenap kebisaan saya akan bantu", Bella menepuk tangannya sekali dan berwajah serius. Aquinsha tertawa pelan.

"Eh? Kenapa anda tertawa?", tanya Bella bingung.

"Yah.. hanya berpikir bagaimana orang-orang tua itu berhasil menangkap gadis yang sangat energetik sepertimu", balas Aquinsha seraya tersenyum manis.

"Mereka itu beraninya keroyokan, dan saya sendiri, jadi jelas saja", Bella mengepalkan tangannya kesal. Aquinsha kembali tertawa melihat tingkah Bella, ia baru bertemu gadis seperti itu.

Aquinsha dan Bella terus mengobrol berbagai macam topik, sedangkan Mark sudah tertidur nyenyak sedari tadi.

Mereka sudah sampai di pelabuhan Ashmeir. Aquinsha membangunkan Mark yang mulai mengeces. Bella mendekati Aquinsha dan mengajaknya bersalaman.

"Nona Aquinsha, semoga kita bisa bertemu lagi dilain waktu, terimakasih sudah menemani saya mengobrol dan juga menyelamatkan saya", setelah bersalaman, Bella segera memakai topinya dan berjalan turun dari kapal.

Mark dan Aquinsha juga turun dari kapal.

"Kita sudah sampai di Kota Pelabuhan Ashmeir"


[Akin's POV]

Aku, Riko, dan Savier masih memperhatikan tuan putri.

Beberapa kali kami dikejutkan dengan semua kejadian yang terjadi hari ini.

Ketika melihat tuan putri bersama dengan laki-laki itu terasa seperti melihat drama romantis.

Apalagi ketika laki-laki itu menolak permintaan gadis-gadis cantik dengan tegas, dan mengatakan bahwa ia sedang menunggu kekasihnya yang bernama Aquinsha, romantisnya...

HAH TUNGGU DULU
dia bilang kekasih?

"Riko, Savier, apakah kalian dengar dengan jelas pernyataan laki-laki itu tadi?", tanyaku dengan panik.

"Dia bilang kekasih tuan putri", jawab Savier dengan bersemangat. Ia menganggap laki-laki misterius itu sebagai Hero yang menyelamatkan tuan putri.

"Ya, itu benar, kekasih katanya", lanjut Riko.

Dan saat ini hanya ada satu hal yang terpikirkan olehku.

Bagaimana kabar pangeran Vellas ya...?

Heroes Of AvanireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang