88. Mendekati Akhir

591 73 13
                                    


Kakek berkacamata yang duduk tidak jauh dari ranjang Mark meletakkan korannya ke meja dan berdeham pelan, membuat Aquinsha menengok ke arahnya dengan bingung

"Kau, buatkan aku teh," ucapnya dengan nada memerintah yang sangat tidak enak didengar

Kening Aquinsha mengerut, ia hampir saja mengatakan 'memang kau siapa menyuruh seenak jidat' tetapi kali ini gadis pirang itu berhasil mengendalikan dirinya dan segera bangkit berdiri

Ia melepaskan tangan Mark dan berjalan ke arah dapur

Dengan cepat Aquinsha membuat teh, sebisa dia, dan meletakkannya di meja di samping kursi si kakek tua itu

"Silahkan dinikmati." Ucap Aquinsha dengan suara yang sangat ramah

Kakek berkacamata itu mengambil gelas berisi teh itu dan meminum sedikit sebelum akhirnya ia menyemburkan semua teh didalam mulutnya

"Bleehh, apa-apaan teh ini?! Kau memberiku racun??" Semburnya lantang kepada Aquinsha

Sedangkan Aquinsha hanya tersenyum dan meletakkan kedua tangannya yang ditautkan di depan dada

'Sudah kuduga, karena aku memang tidak pernah membuat teh..'

Sang kakek akhirnya berdiri dan menghela nafas, "lupakan saja! Aku akan membuatnya sendiri,"

Aquinsha melemaskan wajahnya, dan melirik ke arah kakek itu, 'kenapa tidak dari tadi..'

Gadis pirang itu berjalan ke arah ranjang Mark lagi dan duduk dilantai, ia kembali menggenggam tangan Mark

"Mark... orang tua Kirei selamat.. mereka berada di gubuk, tanpa sadar aku meninggalkan mereka sendirian," ucapku kepada Mark yang tentu saja tidak akan membalas

Aku menyandarkan kepalaku di ranjang dan mulai berbicara lebih banyak kepada Mark

"Dan Albion.. dia menghilang, aku tidak tahu kemana perginya, tapi kurasa ia aman sekarang.." lanjutku

Kakek berkacamata itu telah selesai membuat tehnya dan kembali duduk dikursi, sambil memperhatikan Aquinsha yang berbicara sendiri

"Dalam beberapa jam, anak itu akan bangun," ucap kakek itu tiba-tiba

Aquinsha menengok dengan cepat, "ya-yang benar?"

Kakek itu mengangguk, "tubuhnya itu entah mengapa, luka yang ia dapatkan sembuh begitu cepat." Jelasnya

Aquinsha mengangguk, sebenarnya ia sudah pernah memikirkan keanehan itu, dan berpikir mungkin karena Mark memiliki darah ksatria. Ksatria pada umumnya memang lebih cepat sembuh dari warga biasa.

"Tidak perlu cemas, ia baik-baik saja, tidak akan mati." Ucap kakek itu seraya kembali membaca korannya, dan membiarkan Aquinsha merasa seperti sendirian di dalam ruangan sunyi itu.

Albion mempercepat larinya, berniat untuk melancarkan serangan selanjutnya, namun Exscrosta yang sadar akan niat lelaki pendek itu akhirnya juga ikut mempercepat langkah kakinya

Keduanya berlari seperti sedang membelah langit, sampai suara warga yang panik melihat mereka sudah tidak terdengar lagi, bahkan langkah kaki mereka sendiri seaakan lenyap dari pendengaran

Heroes Of AvanireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang