[Author's POV]
Aquinsha menatap kosong keluar jendela. Pikirannya seperti menjelajah jauh entah kemana. Mark memperhatikan gadis didepannya sambil menyeruput minumannya.
Setelah sampai di Kota Pusat Ashmeir kedua manusia ini memasuki sebuah restoran untuk beristirahat.
"Hei dimakan dulu", Mark mengingatkan Aquinsha yang pikirannya masih belum kembali.
"Aquinsha!", Mark sedikit berteriak karena yang dipanggil tidak merespon, membuat beberapa pengunjung restoran melirik kearah mereka.
Aquinsha menengok kearah Mark. "Kali keberapa ya kamu memanggil namaku?"
"Masih menghitung itu? Aquinsha Aquinsha Aquinsha sudah berapa nih? Makan dulu keburu dingin", balas Mark sambil mengangkat piringnya yang sudah kosong.
"Hmmmm", Aquinsha membalik badannya kearah meja dan segera menyantap makanannya.
Restoran yang mereka datangi ini adalah Kafe Legan, restoran yang memiliki chef terbaik dengan makanan yang rasanya unik. Restoran ini hanya ada satu di seluruh Avanire, hanya ada di kota pusat Ashmeir.
Karena Kafe Legan yang sangat terkenal ternyata ada di kota tempat mereka singgah saat ini, tentu saja harus mencoba.
Mark kembali meneguk minumannya, ini sudah gelas ke empat. Aquinsha menggeleng-gelengkan kepalanya, heran dengan Mark yang mampu meminum sebanyak itu.
"Rasanya memang benar-benar unik", Mark mengangkat gelasnya lalu memperhatikan gelas kosong itu.
"Apa rahasianya ya?", ia mengelus dagunya, rasa penasaran Mark mulai muncul lagi.
"Iya rasanya memang enak tapi kamu sudah menghabiskan 4 perak hanya untuk 4 gelas minumanmu itu", Aquinsha menunjuk gelas-gelas kosong didepan Mark.
Mark membulatkan kedua matanya lalu melihat gelas kosong yang dipegangnya dan menatap Aquinsha kembali.
"1 gelas ini 1 perak?! Astaga mahal banget! Di menu tidak dituliskan harganya mana aku tahu, pelayannya juga tidak bilang!", Mark menunjuk-nunjuk gelas kosongnya sambil berteriak. Beberapa pengunjung kembali melirik ke meja mereka. Aquinsha menutup wajahnya dengan tangan.
"Jangan teriak bodoh", Aquinsha mencubit tangan Mark karena merasa malu jadi pusat perhatian.
"Maaf kelepasan. Tapi kenapa mahal banget? Ini kan cuma minuman, di Wilhelmina saja 2 gelas 10 perunggu", Mark meletakkan gelas kosong itu di meja dengan sedikit gemetar.
"Ini resep khusus, resep khusus! Harga makanan yang kamu pesan itu 5 perak loh haha", Aquinsha mengunyah makanannya sambil menunjuk kearah piring kosong Mark.
"Demi kecoak mati, kita benar-benar salah memilih restoran", Mark meremas rambutnya gemas, ia hampir saja menggebrak meja.
"Ini tuh tempat spesial tahu! Setidaknya harus datang sekali seumur hidup, lagi pula di menu ada harganya kok", Aquinsha menyodorkan buku menu kepada Mark.
"Nih lihat", Aquinsha menunjuk tulisan yang sangat kecil hampir tidak terlihat.
"Ini benar-benar penipuan, siapa yang akan melihat tulisan sekecil itu", Mark merasa sangat kesal, wajahnya menyiratkan semuanya.
Aquinsha tertawa kecil, sampai tidak lama kemudian seorang pelayan datang untuk meminta bayaran.
"Totalnya berapa?", Aquinsha mulai bertanya. Pelayan itu menyodorkan selembar kertas kecil.
1 porsi [Daging Special Ashmeir]
1 porsi [Sup Iga]
1 gelas [jus jeruk]
4 gelas [Rainbow Ashmeir]Total : 11.5 Perak
Mark yang melihat total harga di secuil kertas itu hanya memijat pelipisnya pelan.
Aquinsha segera membayar sesuai dengan nominal yang tertera, sang pelayanpun tersenyum dan mengucapkan terimakasih lalu kembali ke posnya.
"Sekali-kali kan", Aquinsha menepuk pundak Mark kencang.
"Mungkin aku harus menjadi koki mulai sekarang", Mark berkata tiba-tiba dengan tatapan kosong.
"Hei hahaha, lebih baik kita berkeliling kota saja yuk", Aquinsha menunjuk kearah jendela. Sebuah gerobak penuh tanaman lewat.
"Eh bukankah itu pemilik toko herbal yang ada di kota pelabuhan?", Mark menunjuk seorang pria paruh baya yang mendorong gerobak sambil bersiul gembira.
"Wah iya, kenapa dia tiba-tiba di sini?", Aquinsha juga terkejut.
Mark berdiri dan membenarkan jubahnya.
"Ada hal yang ingin kutanyakan padanya", Ucap Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroes Of Avanire
AdventureMark Nicholson, seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang tinggal sendirian di sebuah kos kecil dengan penghasilan 4 koin perak sebulan. Kedua orang tuanya meninggal ketika melindungi Mark kecil dari iblis yang menyerang kampung halamannya. Ia...