[Albion's POV]
Udara pagi ini terasa dingin, dan langitnya cerah sekali, cocok untuk berjalan-jalan. Aku bangkit dari ranjangku dan mengecek keberadaan kedua temanku.
"Aaaa.... aku ingin pai apel..."
Aku menaikkan kedua alisku ketika mendengar Aquinsha mengigau, bahkan saat tidurpun hanya makanan yang dipikirkan ck ck
Aku berjalan menuju kamar mandi dan segera mandi dalam waktu 5 menit, setelah itu aku berganti pakaian tebal berwarna krem ditumpuk dengan jaket hijauku. Hari ini benar-benar dingin brr...
Aku berjalan menuju halaman depan dengan semangat, apalagi ketika merasakan hembusan angin dingin yang terasa segar, serasa akan membeku, namun segar sekali...
"Hehe... inilah yang paling kusukai dari Desa Air... segarnya"
Aku mendengar suara langkah kaki tidak jauh dari tempatku berdiri, karena curiga aku segera bergerak menuju suara itu.
Srek
Aku membuka pintu kandang ternak dan menemukan Kirei, gadis dengan rambut hitam dikuncir kuda itu sedang memberi makan para babi.
"Oh... hai Kirei" aku yang sedikit terkejut langsung menyapanya dengan gugup, namun tentu saja Kirei tidak menjawab, ia hanya menatapku beberapa detik dan melanjutkan pekerjaannya.
"Umm apa ada yang bisa aku bantu?" Aku berjalan masuk kedalam kandang ternak dan melihat kuda putih kecil yang sedang tertidur.
"Tidak." jawab Kirei singkat padat jelas dan tentu saja menusuk.
"Ha.. ha.. ha... b-baiklah kalau begitu" aku tertawa terpaksa sambil menggaruk belakang kepalaku canggung.
Suasana tidak enak diantara kami benar-benar membuatku tidak nyaman dan memilih untuk pergi menjauh saja
Namun sebelum aku keluar aku sempat melihat luka di tangan Kirei yang membuatku tiba-tiba berhenti berjalan
Aku mendekati Kirei dan menarik tangannya dengan paksa, haduh mana dia lebih tinggi daripada aku.
"Ini kenapa? Lukanya masih baru, kenapa tidak dirawat?" Tanyaku sambil memasang wajah serius.
Kirei menarik tangannya dengan cepat, mengalihkan pandangannya dari wajahku dan berlari keluar dari kandang ternak.
Aku diam dan melongo, jelas saja aku bingung, padahal aku kan hanya bertanya(?)
"Apasih..? Padahal mau aku bantu merawat lukanya" desahku kesal sambil menatap babi yang sedang makan itu dengan ekspresi marah.
Aku berjalan keluar dari kandang ternak, kembali menikmati udara segar dan langit biru cerah
Hyuuu~
"Segarnya.. kesalku jadi hilang"
Aku melirik ke arah kandang ternak sekali lagi,
'Luka itu... itu bukan luka biasa yang didapat karena jatuh atau tergores saat memasak..'
•
[Author's POV]2 jam setelah Albion kembali lagi kedalam kamar dan memaksa kedua temannya bangun, ketiganya sekarang sudah ada di tengah-tengah desa.
"Ini bisa dibilang bukan desa..." Mark bergumam, matanya memelototi setiap bangunan yang ada di desa Air.
"Lebih mirip kota kecil kan?" Balas Albion yang sejak awal sudah pernah berkunjung.
Aquinsha berjalan dengan bahagia, desa yang mirip kota kecil ini benar-benar indah... bahkan di bagian belakangnya langsung terlihat laut!
"Untung! Untung saja kita terdampar disini! Terimakasih Albion!" Aquinsha menepuk pundak Albion sambil tersenyum lebar.
Albion menghela napas dan segera berjalan duluan, "sudah, ayo jalan saja"
Ketiga remaja itu berjalan mengelilingi desa dan menikmati pemandangan di setiap sudut desa ini, mereka semua sangat santai sampai-sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang memperhatikan mereka.
Seorang pria berbadan besar dengan kumis lebat memperhatikan ketiga remaja itu sambil berbincang-bincang dengan kawannya yang seorang pria berbadan tegap dengan rambut panjang sebahu.
Sret
Mark menengok ke belakang karena ia merasa sedang dibuntuti, namun ternyata tidak ada yang mencurigakan, hanya ada penjual sayur saja.
"Hah.. aneh sekali" gumamnya pelan.
•
Disebuah tempat yang mirip seperti bar, terlihat seorang lelaki berbadan besar dengan kumis yang lebat sedang meminum bir nya.
"Bos, kurasa aku melihat orang itu." Mulai lelaki itu sambil menyeringai bangga
Dan pria didepannya yang dipanggil bos segera merespon. "Hm... setelah setahun ia kembali rupanya."
"Jadi apa yang harus kami lakukan?" Lelaki berbadan besar itu meletakkan gelas besar berisi bir itu dengan kasar ke meja
"Panggilkan Agleberta siang ini, sekarang juga." Pria yang dipanggil bos itu bangkit berdiri sambil tersenyum dan mengelus bibirnya.
'Aku sudah tidak sabar melihat mayatnya hahahahah....'
_______👨🏻🍳
Taraaaaa~!
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroes Of Avanire
AdventureMark Nicholson, seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang tinggal sendirian di sebuah kos kecil dengan penghasilan 4 koin perak sebulan. Kedua orang tuanya meninggal ketika melindungi Mark kecil dari iblis yang menyerang kampung halamannya. Ia...