[Author's POV]
"Bagus! Bagus sekali! Ya begitu!" pekik Bapa Ed bersemangat ketika melihat Aquinsha menyembuhkan seekor kelinci liar yang terluka, dalam waktu singkat.
Sejak Mark terluka parah, Aquinsha terus berlatih bersama Bapa Ed setiap hari, untuk melatih kecepatan penyembuhannya. Setelah hampir 3 minggu, latihannya lumayan membuahkan hasil yang positif.
"Huft!" Aquinsha mengelap keringat di dahinya dengan punggung tangannya.
Di awal latihan Aquinsha benar-benar kesulitan mengendalikan sihir penyembuhnya dan tubuhnya juga sangat cepat lelah.
"Kamu sekarang sudah semakin bagus saja!" Bapa Ed mengelus puncak kepala Aquinsha dengan bangga.
"Saya sudah berlatih keras, Bapa!" Aquinsha mengacungkan ibu jarinya sambil nyengir.
"HEBAT HEBAT HEBAT SEKALI!" teriak Mark dengan mata berbinar-binar yang sedari tadi menyaksikan latihan Aquinsha.
"LUKANYA BENAR-BENAR HILANG LIHATLAH!" Mark memelototi tubuh kelinci liar yang barusaja disembuhkan Aquinsha.
Aquinsha memukul kepala Mark pelan lalu menghela nafas. "Jangan berlebihan!"
Mark kembali duduk dan mengelus kepalanya yang barusaja dipukul Aquinsha.
"Padahal aku kan memuji..."Bapa Ed tertawa melihat reaksi Mark.
Beberapa saat setelahnya Teresa datang membawa nampan berisi camilan dan teh untuk Aquinsha, Bapa Ed dan Mark.
Aquinsha yang daritadi menghiraukan teriakan dari perut kosongnya segera menyambar kue-kue kering itu dengan sangat tidak anggun, membuat Mark melongo.
"Wuah, apakah begini yang namanya perempuan?" ejek Mark dengan nada menyebalkan.
Aquinsha memejamkan matanya dan melanjutkan mengunyah makanannya, berusaha tidak memperdulikan ejekan Mark.
Ketika Mark hendak meminum tehnya, seseorang menyambar gelasnya dengan sangat cepat. Mark tidak bisa melihat gerakannya sama sekali.
"Yo!" Yoru muncul tiba-tiba dan langsung menghabiskan segelas teh milik Mark yang berhasil ia curi.
Karena terkejut Mark hanya diam dan melongo. Begitu juga Aquinsha dan Bapa Ed.
"Ce-cepat sekali!" teriak Mark penuh semangat.
"Hebat..." ucap Aquinsha pelan.
Yoru melihat Mark dan Aquinsha dengan gugup lalu tertawa kaku.
"Ha ha ha tidak, maaf tadi aku hanya ingin bercanda," balas Yoru.
Mark menggeleng lalu segera menepuk-nepuk tanah berumput disampingnya. "Kau memang hebat, sini duduk!"
Kemudian Yoru duduk disamping Mark, mereka berempat membicarakan berbagai cerita, dan bercanda sampai sampai Bapa Ed tersedak sebanyak 2 kali karena tertawa.
Angin bertiup semakin kencang ketika langit mulai berubah warna menjadi oranye.
Mark dan yang lain segera kembali kedalam gereja karena diluar menjadi sangat dingin.
'Sudah mendekati musim dingin nih.' batin Mark sambil tersenyum.
•
[Mark's POV]Sudah seminggu sejak aku terbangun, dan sekarang tubuhku sudah sehat 100% karena dibantu oleh sihir penyembuh Aquinsha, dan Bapa Ed.
Yap, ternyata pendeta gereja ini juga merupakan setengah penyihir. Hebat sekali, aku merasa jadi yang paling lemah.
Hari ini suster Ashley menyuruhku dan Albion untuk pergi ke pasar dan membeli bahan-bahan makananan serta kebutuhan penting seperti sabun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroes Of Avanire
AdventureMark Nicholson, seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang tinggal sendirian di sebuah kos kecil dengan penghasilan 4 koin perak sebulan. Kedua orang tuanya meninggal ketika melindungi Mark kecil dari iblis yang menyerang kampung halamannya. Ia...