[Author's POV]
Pagi ini matahari sangat cerah, Aquinsha bangun dan segera mandi, ia mandi sangat bersih karena takut tidak akan menemukan penginapan senyaman ini kedepannya, jadi kesempatan ini ia gunakan dengan sebaik-baiknya.
Aquinsha memasak telur lalu membangunkan Mark yang masih tertidur pulas.
"Mark, bangun!", panggil Aquinsha sambil menggoyang-goyangkan lengan Mark.
Mark membuka matanya dan langsung bangkit begitu mencium bau telur yang sangat menggoda.
"Jam berapa ini?", tanyanya sambil menguap lebar.
"Jam 7, ayo sarapan dan segera melanjutkan perjalanan", jawab Aquinsha. Ia berjalan kembali ke meja makan dan mulai menyantap sarapannya.
Mark berjalan ke kamar mandi untuk mandi setelah itu segera berganti pakaian, dan menyusul Aquinsha untuk sarapan.
"Mandinya laki-laki itu secepat kilat ya", sindir Aquinsha sambil menyuap makananya. Mark terkekeh.
"Ya, begitulah. Kalau perempuan seabad saja belum selesai kan hahaha", balas Mark lengkap dengan ejekannya. Bibir Aquinsha mengerucut.
Tanpa memperdulikan ejekan Mark, Aquinsha segera bangkit dan membereskan barang-barangnya. Ia sengaja mengganti kopernya karena akan susah dibawa dalam perjalanan ini. Tas kulit yang bisa dipakai dipunggung lebih mudah.
"Hei bawa sekalian teh dan sabun yang disediakan disini", ucap Mark tiba-tiba.
"Hah? Untuk apa?", jawab Aquinsha bingung.
"Berjaga-jaga. Kita tidak tahu apakah akan ada penginapan lagi di perjalanan menuju pelabuhan, jadi bawa saja, siapa tahu kita harus mandi di danau", jelas Mark sambil mengunyah makanannya.
"Apakah boleh?", tanya Aquinsha yang merasa tidak enak.
"Tentu saja boleh! Kita membayar 15 perak loh! 15 perak!", jawab Mark berteriak sambil mengacungkan telunjuk kiri dan kelima jari kanannya.
"Baiklah haha", balas Aquinsha gemas karena Mark yang sangat perhitungan. Ia mengambil sabun batangan yang ada dikamar mandi dan juga beberapa bungkus teh dan dimasukkan kedalam tasnya.
•
[Author's POV]"Hei, kenapa harus Ashmeir?", tanya Riko.
"Putri pernah berkata ia ingin pergi ke daerah sana untuk melihat sebuah gereja, kita juga hanya bertaruh", balas Akin cuek.
"Jadi begitu ya, semoga saja kita bisa menemukan putri secepatnya", ucap Savier.
Akin, Riko, dan Savier memang selalu kemana-mana bersama, mereka sering disebut Trio Ayam, karena ketiganya sangat menyukai ayam, apalagi yang dimasak oleh Viola, salah satu koki kerajaan.
"Tapi itukan jauh banget, mana mungkin putri bisa sampai kesana sendirian", oceh Riko sambil memakan rotinya.
"Siapa yang tahu, putri kan mandiri", balas Savier tenang. Sedangkan Akin hanya diam karena ia lelah dengan ocehan Riko dan Savier sejak mereka berangkat jam 9 tadi.
Pasukan ksatria yang pergi ke Ashmeir adalah Akin dan kawan-kawannya, sedangkan 2 pasukan lainnya pergi ke daerah yang menjauhi Ashmeir, karena ada beberapa kota kecil di sebelah barat Wilhelmina.
'Aku hanya berharap ia tidak bertemu para perampok', batin Akin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroes Of Avanire
AdventureMark Nicholson, seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang tinggal sendirian di sebuah kos kecil dengan penghasilan 4 koin perak sebulan. Kedua orang tuanya meninggal ketika melindungi Mark kecil dari iblis yang menyerang kampung halamannya. Ia...