🍂 part -7 🍂 blushing

32.2K 1.2K 0
                                    

Sudah beberapa hari Keyla terlihat murung. Membuat Citra kebingungan dengan sikap Keyla. Vano yang menyadari keanehan dari Keyla pun tak bisa melakukan apa-apa selain hanya melihatnya dalam diam.
“Key, lo nggak papa?” Tanya Citra memecah keheningan di antara mereka berdua. Keyla yang sedang menikmati hembusan angin di rambutnya menggeleng.
“Gimana keadaan lo sekarang? Sudah baikan?” lanjut Vano. Keyla menoleh ke belakang, sudah ada Vano di sana dan juga Celvin yang beberapa hari terakhir semenjak kejadian di toilet kemarin selalu membuntuti Vano. Padahal sebelumnya, Celvin selalu membuntuti Daren kemana pun pergi.
“Gue nggak apa-apa .” Jawab Keyla dengan suara yang dibuat-buat supaya mereka tidak terlalu mengkhawatirkannya lagi. Vano menatap Keyla dengan penuh selidik. Tak percaya dengan apa yang dikatakan Keyla. Keyla yang menyadari tatapan Vano itu hanya berdehem.
“Gue mau ke kelas dulu.” Putus Keyla meninggalkan mereka. Namun, tampak jelas bahwa Vano tidak ingin melepaskan pandangannya dari Keyla, dia mengikuti Keyla dan meninggalkan Cintra dan Celvin berdua di rooftop sekolah.
Citra menoleh ke arah Celvin. Hanya berdua mereka di sana dan itu bukan hal bagus bagi Citra jika tetap bersama Celvin. Meskipun beberapa detik Citra menyadari betapa beruntung dirinya bisa bersama Celvin saat ini, cowok yang dikategorikan sebagai cowok paling tampan seantero International Perfect School. Dan Citra mengakui hal tersebut ketika melihat wajah Celvin dari dekat seperti saat ini.
“Lo kenapa liat gue kayak gitu?” tiba-tiba Celvin bersuara. Membuat Citra tersadar akan pikiran-pikiran mengenai cowok dihadapannya itu.
“Gue ganteng. Iya, gue tahu itu.” Ucap Celvin dengan narsismenya
Citra berdecih, “amit-amit.”
“Bilang aja kalau lo terpesona gue." sangka Celvin sambil menoel hidung Citra.
“Jangan sentuh gue!” Citra berusaha menetralkan wajahnya yang diyakininya tampak terlihat bodoh karena sempat menganggap bahwa Celvin itu tampan.
“Lo cantik.”
“Ha?” Citra seperti mendengar sesuatu tapi terdengar samar.
“Lo bilang apa?”
“Lo cantik.” Ulang Celvin.
Satu detik. Citra memalingkan wajahnya. “Iya, dong. Gue memang cantik.”
“Gue serius.”
Citra melihat kembali wajah Celvin dihadapannya. Wajah Celvin menunjukkan keseriusannya. Pipi Citra mulai memanas.
“Sayangnya, kata Dilan benar. Gue belum jatuh cinta sama lo. Tapi gak tahu kalau nanti sore.” Celvin tersenyum manis. Mendadak detak jantung Citra berpacu dengan cepat. Hembusan angin dingin di sana lantas tidak bisa membuat pipinya mendingin. Malahan, semakin memanas dan tidak terkontrol.
“Haha. Semua cewek lo gombalin begitu, ya? Basi.” Ujar Citra salah tingkah.
Celvin tertawa garing. “Kok, lo tahu sih?”
“Apa yang gue gak tahu tentang lo.” Sedetik kemudian Citra menyesali ucapannya barusan. Oops.
“Cie, yang tahu segala hal tentang gue.” Goda Celvin dengan mata menyipit, mendekatkan wajahnya ke wajah Citra. Sungguh, pipi Citra semakin memanas.
“Maksud gue, sema orang juga tahu tentang lo.” Kata Citra semakin salah tingkah.
“Sudah deh, ya. Gue mau ke kelas.” Setelah berkata begitu, Citra langsung berbalik dan berjalan meninggalkan Celvin. Belum jauh Citra melangkah, suara Celvin terdengar.
“Tapi gue serius soal pernyataan yang dibilang Dilan ke Milea, Ci.”
Citra mengabaikan hal itu dan langsung berlari menuruni tangga.


Keyla [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang