🍂 part -12 🍂 selalu terlambat

27.3K 1K 4
                                    

  Key melihat sekeliling ternyata masih pada tidur, ia memilih untuk pergi saja menuju sekolah. Kini ia sedang berjalan kaki. Keyla tak memiliki uang, Papa, Mamanya telah berjanji untuk tidak memberi ia uang, jadilah sekarang ia macam gelandangan.
Pukul 07:05
Ia masih berjalan, keringat mengucur di pelipisnya, penampilan Key kini sudah layak di kata gembel, kucel, kumel, tak berbentuk lagi. Jujur Key lesu saat ini, perutnya sedari tadi sudah memberontak minta makan, namun sakunya menolak mentah-mentah akibat ia sadar tak memiliki uang. Jadilah ia berjalan menunduk sambil memegangi perutnya agar rasa laparnya sedikit berkurang.
"Duh, perut gue lapar banget lagi.” gumamnya seraya mencubit perutnya sendiri.
Pukul 07:50
Key baru sampai disekolah, ia melihat pintu gerbang sudah tertutup dan di jaga oleh satpam.
"Pak. Bukain pintunya, dong,” rengekkannya kepada pak satpam sambil memasang puppyeyes miliknya. Satpam tak peduli ia menggelengkan kepalanya seakan berkata 'tidak'! Key mendengus sebal satpam ini tak melihat apa keadaannya yang begitu memprihatinkan.
Saat ia sedang memohon agar gerbang dibuka terdengar suara bariton milik guru olahraganya.
"Ada apa ini?" Tanya guru itu.
"Pasti gue bakal di hukum lagi nih." Gumamnya.
Key di giring kelapangan, sampai sana ia di minta untuk lari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali setelah itu hormat kepada sang bendera merah putih selama 3 jam sampai jam istirahat pertama berbunyi. Bukannya mengeluh ia malah tersenyum lebar, ini kesempatan emas baginya agar tidak masuk kelas karena harini sedang pelajaran fisika, Key belum mengerjakan pr jadi ia tidak perlu mengumpul. Dengan senang hati ia berlari-lari keliling lapangan, guru itu kini telah berlalu meninggalkan Key sendiri.
"Ck. Ngapa gak dari tadi," keluhnya sambil tertunduk mengatur nafasnya yang ngos-ngosan, entah mengapa jantungnya terasa begitu sakit, nyeri, ngilu, terasa tertusuk menjadi satu. Key berjalan meninggalkan lapangan ia menuju rooftop untuk menenangkan pikiran.
Di rooftop kini tempat Key berada duduk termenung di atas sofa, menyandarkan kepalanya di sisi sofa yang telah di sediakan di sana, suasana inilah yang paling Key suka, nyaman, sejuk, sunyi, jauh dari kata keramaian. Entah mengapa dari semenjak kejadian itu Key mulai tak menyukai keramaian.
"Huftt," helaan nafas kasar yang keluar dari bibir mungilnya. Perlahan Key memejamkan kedua matanya.
Di kelas XI IPA 1 keadaan sunyi, karena sedang berjalannya pelajaran bahasa Indonesia, guru yang mengajar cukup killer alhasil tak ada yang berani berkutik sedikit pun.
“Key kemana, sih?" monolog Citra, karena ia cemas akan keadaan Key.
Disisi lain, Vano tak kalah cemas, ia tak fokus memperhatikan guru yang sedang menerangkan, pandangannya kedepan tetapi pikirannya ke Keyla.
"Dia kemana sih. Apa dia nggak sekolah? Atau dia terlambat lagi?" Batin Vano. Masih dengan pelajaran yang sama guru masih menerangkan di depan papan tulis.
"Oke anak-anak ada yang ingin di tanyakan?" Tanya pak Gunari kepada siswa-siswi.
"Nggak. Pak!" Jawab mereka serempak. Pak Gun menganggukkan kepalanya "Baik kalau tidak ada yang mau tanya, kalian buka halaman 53 kerjakan soal pilihan ganda 1 sampai 50,"
1 jam berlalu.
"Oke, kumpulkan!" Perintah pak Gunari. Murid gelagapan sebab masih beberapa soal yang belum selesai, dan alhasil mereka menjawab asal, lalu mereka kumpulkan kembali kertas soal beserta jawabannya.
"Ya. bapak rasa cukup sekian perjumpaan kita kali ini. Bapak akhiri wassalamu'alaikumsalam warahmatullahiwabarokatuh," pamitnya seraya berdiri dari kursi.
"Waalaikumsalamwarohmahtullahiwabarokatuh."
Bel istirahat berbunyi tepat guru bahasa Indonesia itu melangkah keluar kelas menuju ruangannya. Semua murid berhamburan menuju kantin. Di rooftop, Key terbangun dari tidurnya setelah mendengar bel pertanda istirahat telah berbunyi, ia berjalan malas menuju kelas.


Keyla [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang