🍂 part -16 🍂 iqbal Alexander

26.9K 988 7
                                    

Sekarang sudah pukul sepuluh malam. Key baru tersadar dari pingsannya, ia melihat sekeliling ternyata masih sepi mungkin pembantunya sedang pulang kampung juga seperti satpam dan keluarganya pun belum  pulang dari acara reuni keluarga.
Keyla tak tahu. Sebenarnya dia anak dari keluarga Wilson atau bukan sebab dia tak pernah diajak untuk menghadiri acara keluarga, selalu saja ia di tinggal di rumah dengan keadaan sendiri. Dia tak pernah di akui oleh orangtuanya semenjak kejadian yang menimpa keluarganya 8 tahun yang lalu. Key mencoba berdiri.
“Argh!” erang Key saat luka di tangan dan di kakinya masih begitu sakit. Dia mencoba berdiri dan akhirnya berhasil. Dengan langkah tertatih-tatih namun pasti ia berjalan sambil menangis menuju kamarnya.
Key menangis di atas kasur queen size miliknya. Key mengobati luka di tangan dan kakinya, ia tak sadar bahwa kepalanya juga terluka. Saat selesai mengobati luka di tangan dan kakinya Key berjalan menuju kamar mandi berniat membersihkan diri.
Namun di depan pintu kamar mandi tiba-tiba setetes darah jatuh dari hidungnya. Key yang sadar saat melihat darah itu langsung meraba hidungnya dan ternyata benar darah tersebut berasal dari hidung mungil nan mancung miliknya. Key masuk kamar mandi, saat ia sudah masuk tiba-tiba ia merasakan mual dan ingin muntah, kepalanya seakan di bentur oleh benda keras, dan dadanya terasa sesak napas. Key tak sanggup akan penyakit ini, ia jatuh merosot di balik pintu,
Key terus memukul-mukul dadanya, ia juga membentur-benturkan kepalanya ke pintu, agar sakitnya sedikit berkurang. Key tak tau lagi sudah berapa kali ia membenturkan kepalanya ke pintu yang pasti sakit di kepalanya tak kunjung reda.
"Kenapa rasanya sesakit ini?" teriak Key di kamar mandi, ia begitu merasa sakit di bagian dadanya dan kepalanya.
"Kenapa kau tak pernah adil terhadap takdirku? Kenapa kau beri aku cobaan yang bertubi-tubi," Key tak kuasa menahan tangisnya, ia meluapkan segala kemarahan, kekecewaan, keluhannya kepada sang pencipta.
Satu jam Key menangis sambil terus memukul dada dan membenturkan kepalanya ke pintu kamar mandi, namun sakit yang ia rasakan masih juga belum reda. Karena kehabisan tenaga Key akhirnya pingsan kembali, entah sudah berapa kali ia pingsan hari ini.
Pukul 04:45
Key tersadar dari pingsannya. Dia langsung berdiri berniat untuk mandi, walaupun rasa pusing masih melanda kepalanya. Hal itu mungkin di sebabkan penyakit yang di deritanya. Lagi pula kesehatan Key kurang terjaga, istirahat tak teratur, makan yang tak rutin membuat fisiknya begitu lemah. Selang beberapa menit Key sudah selesai mandi, dan berganti baju, ia melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu.
Selesai melaksanakan ibadah, Key mengambil tas ransel miliknya, ia menaruh asal buku-bukunya ke dalam tas. Entah buku apa saja yang ia masukkan yang penting ia segera keluar dari rumah itu. Selesai menyiapkan buku Key turun tangga, dan langsung melenggang pergi begitu saja, ia tak berniat pamitan kepada kedua orangtuanya karena ia sudah tau akan ada sarapan pagi berupa cacian, dan hinaan yang ia dapatkan. Key sudah cukup menerima itu, ia tak ingin hari ini di awali dengan tangisan seperti hari-hari sebelumnya.
Kini Key sudah berada di luar gerbang ia berjalan santai, dengan sambil memakan permen karet. suasana pagi cukup menenangkan hatinya, Sudah lama ia tak merasa ketenangan seperti ini. Di tengah perjalanan langkah Key terhenti karena sebuah motor berhenti di samping dirinya, ia menengok dan melihat seorang pria dengan seragam sekolah SMA lain menghampirinya.
"Hai." sapa cowok itu seraya senyum ramah kepada Key.
"Assalamu’alaikum," bukannya menjawab sapaan sang cowok. Key malah mengucapkan salam sambil membuang muka, bukannya sok alim tapi memang seperti itu lah Key. Cowok yang mendengar jawaban Key langsung tersenyum kikuk.
"Assalamu’alaikum," ulang Iqbal dengan suara pelan karena merasa malu.
"Wa’alaikumsalam," balas Key santai.
"Lo ngapain pagi-pagi begini jalan?"
"Lo gak bisa liat?" balas Key sewot.
"Maksud lo?" Iqbal tak mengerti maksud Key yang begitu ambigu menurutnya.
Dengan rahang yang tegas, mata yang indah, senyum yang manis, dan memiliki satu lesung pipi di sebelah kanan, ia juga seorang kapten basket, serta ketua OSIS dari SMA Sriwijaya, siapa yang tak mengenal Iqbal seorang selebgram terkenal. Iqbal juga memiliki begitu banyak fans.
"Lo nggak lihat gue pakai seragam sekolah? Gue jalan karena mau ke sekolah," balas Key tak santai. Iqbal tersenyum samar. Cowok yang baru ia temui di masjid kemarin. Entah Key tak begitu mengenal orang itu, karena dia bukan asal dari sekolah Key melainkan dari sekolah lain.
Key juga berpikir marga di belakang nama Iqbal seperti marga Vano. Apakah mereka saudara? Siapa tahu itu hanya kebetulan. Namun ia masih saja berpikir apa hubungan Iqbal dengan Vano. Key tersadar dari lamunannya, ketik ia kaget sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya.
"Bareng gue?" tawar Iqbal.
"Gak!"
"Gue gak terima penolakan!" balas Iqbal tak kalah dingin, di balik sikapnya yang pecicilan ia juga bisa ber aura dingin saat seseorang menolak tawarannya.



Keyla [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang