🍂part -18🍂 diusir

27.7K 1K 2
                                    


Key sudah mulai bekerja. Dia menjadi pelayan di cafe itu. Sikapnya yang sangat ramah kepada pengunjung yang datang membuat ia di sukai banyak orang, beberapa pengunjung kagum akan kecantikan Keyla. Keyla hanya menanggapi segala pujian orang terhadap dirinya dengan senyum manis miliknya.
Pukul 21:30
Key baru pulang dari tempat kerjanya, ia pulang dengan naik taxi yang ia pesan saat ingin pulang, sampai rumah Key di sambut dengan tatapan tajam dan sinis dari keluarganya itu.
"Dari mana kamu jam segini baru pulang!?" Tanya Deri dengan nada membentak.
"Dari luar, Pah," jawab Key berbohong, karena jika ia jawab bahwa ia bekerja tak mungkin yang ada Deri bukan kasihan namun tambah marah padanya, cukup aneh memang keluarga Wilson ini.
"Halah, pasti lo habis dibooking om-om, kan?" tuding Kayla, agar Mama, Papa, dan Kak Daren tambah membenci Keyla. Keyla yang mendengar tudingan itu langsung menggeleng cepat.
"Tadi apa lo? Lo tadi pulang bareng cowok, kan?" Sahut Daren yang sudah mulai angkat bicara.
"Apa itu benar?!" Kini Dara sudah mulai mendekat bersiap menghukum Keyla.
Plakkk!
Suara tamparan yang begitu nyaring diberikan Dara kepada Keyla. "Ini buat kamu yang sudah bikin saya maluu!" Kata Dara.
Plak!
Suara dari tamparan Deri tak kalah kuatnya. Kini pipi Key sudah memerah, bahkan terdapat cap lima jari di pipi kanan dan kirinya.
"Ini buat kamu yang selalu membuat saya marah." teriak Deri di depan Keyla. Keyla yang mendapat tamparan dan teriakan itu langsung terisak, tak kuasa rasanya menahan tangis.
Daren bukannya kasihan malah menatap Keyla sinis, jujur dia muak dengan Key selama ini. Daren yang biasanya tak mengangkat suara berbeda dengan kali ini kesabarannya habis setelah mengetahui apa yang terjadi oleh adik bungsunya itu.
Kayla? Jangan tanya dia sudah melipat tangan di depan dada, sambil tersenyum miring menatap kembaran yang menurutnya itu selalu merebut kebahagiaan nya, kini ia merasa bertambah satu anggota untuk melenyapkan Key dari dunia atas bantuan kak Daren.
"MULAI DETIK INI, KAMU KELUAR DARI RUMAH SAYA!" teriak Deri  mengusir Keyla. Keyla yang kaget atas kata-kata dari Papanya langsung memeluk kaki sang Papa.
"Nggak. Key nggak mau keluar dari rumah ini." Tolak Key sambil menangis di kaki Deri. Jika tak diberi uang jajan bukan masalah besar bagi Keyla, tapi jika harus tak serumah ia tak bisa.
"KAMU TULI?! KAMU GAK DENGAR UCAPAN SUAMI SAYA?!" Kini giliran Dara yang menyeret paksa Key dari kaki Deri.
"SAYA BILANG PERGI!" Deri sudah sangat marah dengan Keyla.
"NGGAK! Key nggak mau keluar. Key nggak masalah kalo nggak dikasih uang sama Papa dan Mama asal jangan usir Key. Key nggak punya siapa-siapa selain kalian." tolak Key lantang.
Daren yang geram langsung menyeret paksa tangan Key keluar rumah. Tangis Key semakin jadi ia terus memberontak pertanda ia tak mau keluar dari rumah itu, namun masih saja mereka ingin mengusir Key dari rumah.
"Kenapa Kakak benci Key? Apa Key seburuk itu? Sampai kalian benci sama Key. Key salah.” Daren diam tak menanggapi, Dara dan Deri menatap penuh kebencian terhadap diri Key.
"Apa kalau lo berubah, Kak Deren bakal hidup lagi? Enggak." Kayla ikut angkat bicara untuk menjadi provokator. Keyla tak bisa menjawab pertanyaan kembarannya, yang ia lakukan hanya menangis dan menangis saat ini. Dara yang geram karena Keyla tak kunjung keluar, akhirnya menyeret rambut Key.
Kejam memang, Dara memperlakukan Keyla bagai hewan, tak ada belas kasihan terhadap anak kandungnya sendiri. Keyla masih terus menangis sambil memohon ampun kepada Mama dan Papanya.
"Ampun, Ma." Mohon Key sambil menangis.
“Sekarang kamu pergi dari rumah saya!" usir Dara menghempaskan cekalannya dari rambut Keyla. Kini Keyla sudah keluar. Sedangkan di dalam Daren sudah kembali ke kamarnya, Deri pun sama. Dara langsung meninggalkan Key begitu saja, lain dengan Kayla yang ber-dada ria kepada Keyla, sebagai tanda perpisahan.
"Dah, nikmati hidup lo jadi gelandangan di luar sana," ucap Kayla senang lalu menutup dan mengunci pintu rumah.
Key menggedor pintu namun tak direspon. Tidak ada pilihan lain, Key terpaksa harus pergi, ia tak tau harus tinggal dimana. Cuaca malam ini sangat tak bersahabat, langit yang sudah mendung, bunyi gemuruh yang kuat, serta turunnya hujan deras yang menjadi saksi bisu atas penderitaan Keyla selama ini. Key berjalan di bawah hujan sambil menangis sejadi-jadinya ia merasa tak pernah di perlakukan adil oleh keluarganya begitu pun dengan sang-pencipta. Ia meratapi nasibnya yang buruk.
"Cabut nyawaku sekarang. Aku tak berhak hidup. Orang yang memberiku kehidupan pun tak menginginkanku hidup." Keyla terduduk lemas di atas tanah di bawah derasnya hujan dengan kondisi yang masih menangis sambil berteriak.






Keyla [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang