🍂 part -35 🍂 dirawat

29.3K 845 0
                                    

Key dirawat di rumah sakit. Setelah kemarin tidak sadarkan diri di taman dan dibawa oleh salah seorang pengunjung ke rumah sakit yang kebetulan mengenal keluarga Wilson sehingga memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit milik keluarga Wilson.
Sejak kemarin Keyla belum sadarkan diri. Iqbal dan Bunda datang ke rumah sakit setelah menerima telepon dari seseorang yang membawa Keyla ke rumah sakit dengan ponsel Keyla yang mana di sana nama Iqbal adalah yang paling pertama dalam daftar panggilan terakhir.
Iqbal kebingungan sekaligus khawatir terhadap Keyla sekaligus terkejut karena ternyata Keyla menderita penyakit parah dan tidak ada yang mengetahui hal tersebut sampai Riki—Dokter yang merawat Keyla selama ini mengatakan yang sebenarnya.
Kondisi Key semakin memburuk. Keyla terbaring di atas brankar dengan jarum infus yang melekat pada pergelangan tangannya.
Riki yang sedang memeriksa kondisi Key menjadi panik. Namun Riki harus bisa menguasai dirinya agar tidak terjadi kesalahan.
"Key kamu harus bertahan." Ucap Riki sambil menggenggam tangan Key.
Sampai pada akhirnya, Riki memutuskan untuk menelepon orangtuanya.
"Ma, Iki mau bawa Key ke London." Pamitnya.
"Kenapa, Ki? Kondisi Key makin parah?" Terdengar nada khawatir dari seberang sana.
"Iya, Mah. Kondisinya makin memburuk. Key harus segera dibawa ke sana untuk dioperasi.”
Riki langsung mematikan sambungan.
“Lo serius mau bawa Key ke London?” Tanya Iqbal setelah mendengar percakapan Riki dengan Mamanya.
“Bal, gue butuh bantuan lo." Bukan jawaban yang diinginkan Iqbal. Tapi jika bisa membuat Keyla sembuh, Iqbal akan melakukan apapun.
“Keyla membutuhkan donor sum-sum tulang belakang. Penyakitnya masih dini dan itu masih bisa disembuhkan. Gue mau lo bicara dengan keluarganya untuk mendonorkan sum-sum tulang belakang mereka.”
Iqbal mengusap wajahnya dengan kasar. Dia tahu bagaimana keadaan keluarga Keyla. Keyla benar-benar tidak terima di keluarga itu lagi. Namun dalam keadaan seperti ini, Iqbal harus melakukannya demi kesembuhan Keyla.
Sudah dua bulan Key tidak ada kabar. Semua orang uring-uringan mencari kesana kemari, namun tetap saja tak menemukan keberadaannya.
Baik orang tua Key, Vano bahkan Citra telah sadar bahwa yang mereka lakukan pada Key itu salah. Mereka menyesal akan kesalahan mereka terhadap Keyla.
Hari itu Vano bertemu dengan Iqbal dengan raut wajah yang tidak terbaca. Iqbal menatap Vano dari atas sampai bawah. Vano sendiri bingung akan sikap Iqbal.
"Ngapain lo liatin gue kayak gitu?" Tanya Vano.
"Gue heran. Cewek lo lagi berjuang antara hidup dan mati, di sini lo biasa aja." Ujar Iqbal.
Vano terdiam, "gue gak punya pacar." Tegas Vano
Iqbal terkekeh. "Munafik!” Sinis Iqbal. Vano semakin tak mengerti.
"Lo harus liat ini, biar lo ngerti atas sikap lo selama ini sama Key." Ujar Iqbal sambil menyerahkan flashdisk kepada Vano.
"Gue mau lo setel itu di lapangan sekolah supaya semua orang melihatnya terutama orang tua Key." Ucap Iqbal. Lalu pergi sambil menepuk bahu Vano.
Vano menuruti kata Iqbal. Dia melihat semua isi flashdisk yang diberikan Iqbal padanya. Vano terkejut bukan main.
Vano sangat marah pada dirinya sendiri karena telah berkata kata kasar pada Key di depan banyak orang. Vano mengusap wajahnya dengan kasar.
“Bodoh!” umpatnya pada dirinya sendiri.
Dengan segera, Vano mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur lalu menghubungi seseorang.
“Ci, gue mau minta tolong sama lo.”
**
Di sekolah semua murid sudah berkumpul di lapangan basket
Vano dan teman-teman yang telah menyiapkan layar monitor yang cukup. Besar agar semuanya dapat melihat. Cuaca juga mendukung agak Mandung jadinya mereka semua tak banyak mengeluh karena kepanasan. Disana juga ada dara Deri dan Daren yang ikut hadir Karna mendapat undangan dari kepala sekolah. Sebenarnya mereka tak ingin datang namun Kayla memaksa agar mereka hadir
"Vano apa yang kamu akan lakukan?" Tanya kepala sekolah. Vano datang bersama Devon dan Revan menghampiri kepala sekolah dan keluarga Key.
"Maaf pak tunggu sebentar, om Tante bisa duduknya agak depan an biar kalian bisa liat semuanya dengan jelas." ujar Vano menuntun kedua orangtua Keyla.
Dara Deri dan Daren menurut mereka berjalan menuju kursi paling depan. Setelah dirasa semua sudah siap Vano menyetel kaset tersebut. Disana terlihat Kayla dan Laili yang sedang menyuntikkan bius kepada Keyla. Dara dan Deri menganga tak percaya.
Kayla , dan Laili terdiam mematung.
"Kaylaaaaa!! " Teriak Dara nyaring. Seantero sekolah kini memperhatikan keluarga Wilson tersebut. Dara Deri dan Daren menghampiri Kayla yang duduk di pinggir lapangan.
"Kamu bisa jelasin ini?!!" Bentak Deri.
"Em em Kay.. " jawab Kayla gugup.
"Jawab yang bener!!" Kini giliran Daren yg berteriak. Kayla kaget, bukan hanya Kayla tapi semua murid dan guru-guru.
"Kenapa kamu lakuin ini hah.!!?" Tanya Dara sambil mendekati Kayla.
"Kay gak suka sama Keyla!!" teriak Kay berani.
Dara menatap tak percaya kepada anak kesayangannya ini.
Plak!
Satu tamparan mendarat dengan mulus di pipi kanan Kayla. Deri yang menampar wajah Kay. Kay meringis kesakitan.
"Pa, kenapa Papa tampar Kay?" Tanya Kay sambil mengelus pipinya yang sudah mengecap 5 jari.
"Lo bego apa bodoh, Lo ternyata yang selama ini muka dua." ucapan Daren berhasil menohok hati Kayla. Kayla kini sudah menangis. Semua murid berbisik bisik saat melihat perdebatan keluarga Wilson tersebut. Vano dan teman temannya terdiam menyaksikan perdebatan keluarga itu. Sedangkan citra ,dia sudah menangis sesenggukan saat mengetahui bahwa dia telah salah menilai Key selama ini. Citra merasa sangat bersalah.
"Dimana Keyla??!" Teriak citra di tengah lapangan. Kini fokus para murid dan guru tertuju pada Citra. Orangtua Key pun juga ikut menengok kearah Citra. Mereka juga ingin tahu dimana keberadaan putri bungsu mereka.
"Key sedang berjuang antara hidup dan mati." suara dingin tersebut berhasil membuat suasana menjadi hening seketika. Waktu terasa terhenti, orang tua Key, citra, Vano Daren guru-guru dan teman-teman Key terkejut bukan main. Disana Kayla sudah pergi meninggalkan lapangan dia berlari saat telah mendapatkan tamparan sang papa di depan umum. Rasa benci nya terhadap Key semakin bertambah.
"Maksud kamu a ..apa?" Tanya Dara lemas.
"Key sedang melawan maut." ujar Iqbal lagi. Iqbal sengaja datang agar dapat memberi tahu kepada semua orang tentang kebenarannya. Namun Iqbal juga ingkar janji kepada Key bahwa iya tak akan pernah memberi tahu siapapun mengenai keadaannya, tapi tak apa toh iya akan merahasiakan keberadaan Keyla.
Dara langsung jatuh terduduk menangis di tengah lapangan. Deri yang melihat istrinya langsung duduk berlutut sambil memeluk sang istri.
“Udah Mah jangan nangis." ucap Deri menenangkan, walau hatinya juga ikut gelisah.
Daren maju selangkah mendekati Iqbal. "Adik gue kenapa?" Tanya Daren sambil memegang kerah jaket Iqbal. Iqbal berdecih.
"Keyla sakit parah. Dia terkena leukemia. Dua bulan dia menghilang karena dia harus melakukan pengobatan.”
“Dan Key tak pernah menjadi jalang!!!!! Camkan itu," ucap Iqbal dengan emosi yang menggebu gebu. Semuanya terdiam mendengar ucapan Iqbal. Vano, Citra dan Daren beringsut jatuh ke tanah saat mendengar penjelasan Iqbal Mereka menangis sejadinya meratapi kesalahan mereka terhadap Key.
"Sekarang di mana keberadaan Keyla?" Tanya Vano mendongakkan kepalanya menatap Iqbal. Semuanya menatap kearah Iqbal menunggu jawaban.

Keyla [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang