🍂 Part -1 🍂 terlambat

72.6K 2K 25
                                    

Gadis berpenampilan ala bad girl dengan rambut yang dikuncir kuda, lengan baju digulung dan tidak memakai dasi, serta tas yang diselempangkan ke bahu sebelah kanan tersebut menuruni anak tangga dengan seulas senyum yang tak pernah pudar dari wajahnya. Namun pada anak tangga terakhir senyumnya memudar, melihat keluarganya yang menatapnya tak suka. Keyla berjalan dengan ragu ke arah kursi kembarannya, Kayla.

"Lo ngapain kesini?" Kata Kayla sinis.
"Gue mau ikut sarapan." Jawab Keyla ragu.
"Siapa yang izinin kamu ikut makan?" Tanya seseorang wanita yang terlihat lebih tua di antara yang lainnya. Matanya tajam menatap Keyla.

Keyla hanya menunduk dengan mata yang sudah berkaca, denting sendok berbunyi cukup keras. Geram akan keributan yang selalu terjadi di pagi hari, lelaki berkaca mata itu menoleh ke arah istrinya itu.

"Hentikan saja sarapan ini." Katanya kesal. Lalu beranjak dari kursi. Meninggalkan semua yang ada di sana.

"Sarapan gue hancur cuma gara-gara Anak Pembawa Sial!" Kesal Daren. Ikut beranjak dari meja makan. Kayla mengikuti dari belakang dengan berbicara tidak jelas yang tidak terlalu terdengar. Pertahanan-pertahanan Keyla mulai runtuh, air mata yang tertahan sejak tadi akhirnya berhasil lolos membasahi pipi mulusnya.

"Selalu saja!" Kata Dara menatap Keyla dengan benci.
Keyla diam. Melihat sarapan pagi saudara perempuannya yang tergeletak di atas piring. Yang tampaknya baru setengah makanan dinikmatinya. Setelah semua pergi dari meja makan, perlahan Keyla bangkit dari kursi dan pergi dengan perasaan yang campur aduk.

Sesampainya di halte yang memang tidak terlalu jauh dari kediamannya, Keyla dengan setia menunggu angkutan umum yang akan mengantarkannya ke sekolah. Karena semenjak hari itu Keyla selalu mendapat perlakuan tak adil dari kedua orang tuanya, Keyla selalu berangkat menggunakan angkutan umum. Berbeda dengan Kakak dan kembarannya yang membawa mobil sendiri.

Di kursi panjang bercat biru itu, Keyla menangis sejadinya. Bukan untuk pertama kali dia seperti ini. Namun hari ini Keyla merasa begitu sesak di dadanya akibat tak kuat menerima perlakuan keluarganya.

"Kenapa aku selalu salah di mata mereka? Kenapa aku selalu dibeda-bedakan dengan Kak Daren dan Kayla? Apa karena kesalahanku di masa lalu?" Kata Keyla pelan.
"Andai aja Kakak masih di sini, hidup Keyla nggak bakal seperti ini. Tapi aku yang buat Kakak pergi selama-lamanya. Maafin aku, Kak. Ini salahku. Aku memang pantas dapat ini semua." Ucap Keyla sambil menunduk dan menangis.

Setelah setengah jam, tangisan Keyla mulai mereda, hanya terdengar isakan kecil dari bibirnya Pukul 7.15 Keyla masih menunggu di halte. Namun angkutan umum yang biasa mengantarnya yang tak kunjung datang. Keyla hanya berdecak kesal sambil berjalan. Memang sudah hal biasa Keyla terlambat.

Di tengah perjalanan ia hanya menggerutu tak jelas sambil menendang kaleng bekas minuman  yang ada di hadapannya. Namun tak sengaja kaleng yang ditendangnya mengenai pengendara motor yang membuat si pengendara oleng dan berhenti. Motor tersebut berbalik dan menghampiri Keyla. Setibanya di hadapan Keyla yang hanya berjarak satu meter, cowok dengan mata tajam menatap wajah Keyla, sedangkan yang ditatap hanya memutar bola mata malas.

"Eh, lo gila apa gimana?" Tanya cowok itu dengan nada sinis. Sempat terpesona dengan wajah Keyla, namun sedetik kemudian kembali merubah raut wajahnya dengan tampang sinis.

Keyla hanya diam. Memperhatikan cowok yang sudah berdiri dihadapannya dengan helm di tangan kanannya. Cowok berhidung mancung dan bibir tipis itu menatapnya tak suka. Hampir saja Keyla tertawa melihat cowok itu yang membulatkan mata sipitnya dengan sengaja. Namun menyadari situasi, Keyla mengurungkannya.

Keyla [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang