Di pagi yang cerah, Key sudah bangun dari tidurnya, ia sudah siap dengan seragam sekolahnya. Di depan, lebih tepatnya di ruang tamu sudah ada Vano yang menunggunya. Key bergegas menuruni tangga lalu menghampiri Vano.
"Pagi." sapa Key.
"Pagi juga," balas Vano dengan senyuman manisnya.
"Key kita berangkat sekarang?" Tanya Vano.
"Iya."
"Enggak sarapan dulu, Key?"
"Nanti aja di kantin."
"Yaudah." ucap Vano sambil mengambil kunci mobilnya di atas meja. Key dan Vano berjalan beriringan menuju mobil, tanpa basa-basi mereka berjalan menuju sekolah. Di perjalanan suasana sangat sepi tak ada yang memulai pembicaraan, hingga sampai di sekolah-pun mereka tetap diam, entah lah Key sangat malas memulai pembicaraan sekarang ini. Key membuka pintu mobil dan keluar, di susul dengan Vano. Vano berjalan mengimbangi langkah Key.
"Key, nanti pulang sekolah kita mau kemana?" Tanya Vano sambil merangkul bahu Keyla.
"Terserah deh," balas Key sambil tersenyum kearah Vano. Vano hanya mengangguk, kini ia sedang berpikir akan membawa Key kemana. di perjalanan tak sengaja Key menabrak bahu seseorang, lebih tepatnya, orang itu seperti dengan sengaja menabrak bahu Key.
"Aw." ringis Key sambil memegang bahunya.
"Kenapa, Key?" Tanya Vano seraya mengusap bahu Key.
"Ups!" ucap orang yang menabrak Key. Keyla dan Vano langsung menengok kearah sumber suara dan benar saja ternyata itu Kayla. Key hanya menatap nya dengan datar, sama seperti Vano. Kayla yang di tatap seperti itu malah tersenyum miring.
"Lo sengaja?" Tanya Vano.
"Nggak,” elak Kay.
Setelah itu Key menarik tangan Vano untuk pergi dari sana. Di perjalanan mereka melihat segerombolan siswa-siswi yang sedang mengerubungi mading.
Sampainya disana semua murid membelah keramaian agar Key dan Vano dapat lewat sebab mereka tak ingin mencari ribut dengan Key.
"Wah, Van nilai gue!" senang Keyla saat melihat namanya di urutan paling atas.
"Selamat ya Key, Vano." ucap salah satu murid memberi ucapan selamat kepada Key dan Vano yang nilainya sama-sama unggul. Key di urutan pertama dan Vano di urutan kedua.
"Iya sama-sama, makasih ya," balas Key sambil tersenyum manis. begitu pun dengan Vano. Setelah puas melihat nilai. Mereka berjalan menuju kelas, di kelas keadaan cukup sepi hanya beberapa murid yang berada di kelas, salah satunya Citra yang duduk melamun menghadap papan tulis. Key yang melihat itu berjalan menghampiri Citra sahabat nya. Vano berjalan menghampiri murid yang lainnya, segerombolan anak cowo yang jika di lihat-lihat sedang asik makan bareng.
"Eits, gue ikutan makan bareng, dong!" ucap Vano sambil memberi salam ala cowo. Vano di sambut dengan senang hati oleh mereka, karena walaupun Vano dingin, datar, ia tetap ramah kepada teman cowoknya, lain dengan cewe. Karena ia sedang menjaga perasaan seseorang yaitu Keyla. Key menghampiri Citra lalu duduk di samping Citra.
Keyla menepuk bahu Citra namun tak di gubris, Citra masih sibuk melamun. Key melambaikan tangannya di hadapan Citra, namun sang empunya tak merasa terganggu, lalu Key memiliki ide cemerlang untuk menyadarkan Keyla.
"Awwww!" ringis Citra saat mendapat cubitan lumayan sakit dari Keyla. Tawa Keyla pecah saat melihat ekspresi Citra.
“Apaan sih, Key?" sungut Citra tak terima.
"Lo kenapa, Cit? Mikirin gue, ya?" ucap Keyla dengan rasa percaya dirinya. Citra membalas dengan ekspresi seperti orang mau muntah.
“Key gue pengen cerita," ucap Citra sambil menatap mata Key serius.
"Gak usah sok serius gak cocok," balas Key. Citra mengerucutkan bibirnya ke depan, kesal karena Key menanggapinya dengan bercanda.
"Ngeselin lo!" ucap Citra sambil menatap Key kesal.
"Jadi gini, kan Celvin udah lulus, gue LDR- an sama dia," adu Citra pada Keyla.
“Terus?"
"Dia ngelanjutin kuliah. gue kesel aja jadi jarang ketemu dia," ucap Citra mengeluh, sambil memasang muka lesu.
"Pacaran gak harus ketemu tiap hari kali, Ci?" ucap Key sambil memutar bola mata malas.
"Ya tapi kan gue mana bisa jauh-jauh dari Celvin."
Keyla mendengus kesal, bingung mengapa sahabatnya ini jadi bucin begini.
"Lebay lo, ah." ucap Key sambil memainkan HPnya.
"Lo itu belum ngerasain jadi gue," balas Citra karena tak terima di katai lebay.
"Eh walaupun gue jadi lo juga gue gak bakal Semenderita elo kok, lagi pulakan masih pacar bukan laki, ya jadi gue mah B aja," balas Key santai, karena memang benar adanya Key tak terlalu urus tentang pacaran atau cowo, bukan gak sayang tapi itulah dia, toh mau seromantis apa, mau sedekat apa, kalo bukan jodoh yang pasti ilang, begitu pun sebaliknya mau acuh seperti apa cuek seperti apa pu juga, kalo jodoh pastikan tetap bertahan.
Ya seperti itulah kiranya prinsip yang di pegang teguh oleh Key selama ini mengenai soal percintaan. Citra yang mendengar sahutan Key mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyla [ Completed ]
Non-Fiction[ SUDAH TERBIT ] "Mengapa memberi kehidupan jika tak menginginkan? Apakah seburuk itu hingga takdir tak berpihak kepadaku? Hidup dalam keramaian namun terasa sendiri." --Keyla Queenra Dara Wilson Ya, itulah yang Keyla rasakan selama ini. Hidup yang...