Martha meletakan cangkir berisi teh hangat di atas meja, di sajikan untuk Damian. Dari sana meluap uap tipis ke udara. Lelaki itu telah duduk disofa tunggal dengan seorang anak kecil yang menghampirinya tadi.
"Ada apa, nak Damian kesini?" pertanyaan Martha menginturpsi anak kecil di pangkuan Damian beringsut turun lalu pergi keluar rumah untuk kembali bermain. Anak-anak panti telah diajarkan dengan baik, tidak boleh sembarangan mendengar obrolan orang dewasa.
"Saya tadi liat kakak saya kesini. Kak Kyara kayanya akrab banget sama anak disini. Dia juga ceria."
Martha tersenyum hangat bak para ibu pengantar rasa sayang. "Iyah, dia jadi gadis yang ceria sekarang. Berbanding dulu, Kyara sangat pemurung saat tinggal disini."
Damian terkesiap, "pemurung? Tinggal disini?" ia kebingungan mendengarnya. Kyara pernah tinggal dipanti asuhan? Untuk apa jika punya rumah? Dan Damian juga baru ingat kenapa ia tidak asing dengan panti asuhan ini. Sebab, waktu ia membuka album foto lama, Kyara kecil sedang berdiri di teras rumah memegang bola.
Martha menyadari sesuatu atas pertanyaan Damian. Raut wajah Damian menjelaskan bahwa keluarga Savero tidak memberitahukan tentang asal-muasal Kyara pada Damian. "Ka, kamu belum tau?"
"Tentang apa? Saya bahkan tidak tau Kak Kyara pernah tinggal disini. Tolong ceritakan maksud bu Martha apa."
"Maaf, saya tidak berkenan memberikan informasi apapun tentang Kyara. Sepertinya yang lebih pantas adalah keluarga kamu, Damian." Martha merasa tidak pantas mengatakannya. Jika keluarga Savero belum memberitahu, berarti memang ada kejadian yang memang di hindari.
"Saya pernah tinggal di kota Batam dan saat pulang kembali ke rumah orang tua saya. Saya memiliki seorang kakak perempuan, kak Kyara adalah bagian keluarga Savero. Sejujurnya, saya tidak ingat jika memiliki seorang kakak perempuan, bahkan saya menganggap diri saya durhaka karena tidak mengenal anggota keluarga sendiri. Karena merasa bersalah, saya mencoba dekat dengan kak Kyara. Dia dingin dan cuek, selalu membatasi diri entah karena apa alasannya. Menurut saya, itu semua berkaitan dengan apa yang akan bu Martha katakan barusan.
Saya sedikit demi sedikit meluluhkan hati kakak Kyara. Dia mulai terbuka dan ceria. Mulai banyak bicara dengan saya dan mengajak saya makan keluar bersama, tapi akhir-akhir ini wajahnya kembali sedih. Namun saat saya lihat tadi kak Kyara tampak ceria. Saya tidak tau apa yang terjadi dengannya. Apa yang pernah ia lewati sebelum bertemu dengan saya. Saya tidak bisa membantu jika tidak tau permasalahannya. Kak Kyara tidak mau membicarakannya sedangkan, kak Levi menanyakan pandangan saya tentang Kyara dan dia sampai berjanji selalu di pihak kak Kyara.
Saya ingin membantu kakak saya, setidaknya membuatnya kembali ceria. Tapi saya benar-benar kosong mengenai kak Kyara, saya tidak cukup mengerti dirinya. Jadi saya mohon, bu. Saya butuh apapun penjelasan dari ibu walau hanya sepatah kata saja. Apapun, karena setelah saya menyambungkan apa yang saya rasakan dan temukan beberapa hari ini, menjadi teka-teki tanpa jawaban. Saya jelas bingung tentang tidak ada album foto keluarga bersama, saya yang tidak ingat dengan kehadiran kak Kyara di keluarga saya sebelumnya dan kak Kyara yang selalu membatasi dari saya. Saya bisa merasakan, kak Kyara tidak jujur pada saya. Ada dinding diantara kami." Di kalimat terakhir suara Damian merendah.
Martha menghela nafas panjang. Ia menyerah. Kedengarannya Damian memang tulus dan ingin mengeluarkan Kyara dari masalahnya. Memang tidak mungkin Damian mengeluarkan Kyara dari masa lalunya tapi... Martha yakin dia punya jalan lain bagaimana menghadapi masalah Kyara nantinya.
"Baiklah, saya akan bercerita tentang Kyara. Saya tidak tau ini membantu atau tidak." akhirnya Martha menyerah. Ia berharap lebih Damian akan mengubah hari-hari Kyara.
"Saya yakin itu semua akan menjawab pertanyaan di kepala saya walau tidak semuanya."
Martha menghela nafas panjang, memandang lekat-lekat sebelum melanjutkan kalimatnya. "Kyara adalah salah satu anak yang diadopsi dari panti asuhan ini."
Seperti petir menyambar disiang hari. Damian kehilangan kata, lidahnya kelu dan dirinya berubah membeku. "Nama asli Kyara adalah Evelyn, anak-anak disini memanggilnya Velin."
"Kedua orang tua Kyara masih hidup hanya saja..." Martha menggantung kalimatnya. Ia menunduk dalam, wajahnya berubah sendu mengingat perjalanan hidup salah satu anak kesayangannya. Anak yang telah ia urus sejak kecil sekarang tumbuh menjadi gadis cantik.
"Ini akan terdengar rumit. Saya tidak tau kejadian sesungguhnya tapi, ibu kandung Kyara bercerita seperti ini. Ibu kandung Kyara memiliki seorang suami, ia juga mempunyai seorang anak laki-laki. Setelah kelahiran anak pertamanya kurang lebih sebulan, ibu kandung Kyara ditinggal pergi oleh suaminya karena perkerjaan. Singkat cerita, saat suaminya pergi karena pekerjaan, dia melakukan kesalahan terbesar.
Selama 9 bulan Kyara dikandung oleh ibunya. Lahir secara normal dan sehat namun ada fakta yang membuat suaminya marah dan nyaris melenyapkan Kyara dari dunia ini. Kyara terlahir dengan rambut pirang dan wajahnya tidak mirip dengan ibunya."
Jadi selama ini rambut pirang Kyara asli bukan karena cat? Jadi selama ini hitamlah yang menjadi warna cat. Damian benar-benar terkejut mendengar fakta ini. Ia sungguh tidak siap.
"Suaminya marah besar pada istrinya. Suaminya tidak membenci istrinya karena ia telah terlalu sayang makanya, Kyaralah yang menjadi sasarannya. Suaminya mengancamkan akan melenyapkan Kyara. Maka dari itu karena nyawa Kyara terancam, ibunya ngelindungi dengan membawanya kesini. Setiap bulan, ibunya datang untuk menengok tapi dia tidak pernah memberitahukan diri pada Kyara bahwa dia adalah ibu kandungnya."
"Sampai... keluarga Savero datang kesini mencari anak perempuan. Ibumu, Kirana ingin memiliki anak perempuan namun dia takut untuk hamil kembali setelah keguguran. Kamu tau jika Kirana pernah keguguran?"
Damian mengangguk, Vero pernah bercerita padanya. "Yah karena Kirana trauma akan keguguran, akhirnya ia mengadopsi Kyara. Awalnya mereka berencana mengadopsi anak dibawah umurmu tapi Levi waktu itu menginginkan Kyara. Saya gatau bagaimana Levi bisa suka dengan Kyara tapi yang jelas dia ingin berteman dengan Kyara. Jadilah Vero dan Kirana mengadopsi Kyara. Dan sebelum ia pergi meninggalkan panti ini, saya memberitahukan fakta tentang dirinya sebab ia perlu tau."
"Hanya itu yang saya tau." Martha mengakhiri ceritanya. ia tau ini terlalu mendadak dikatakan. Damian pasti terkejut dan tidak siap.
"Jadi kak Kyara bukan kakak kandung saya?" tanya Damian tanpa sadar.
"Saya benar-benar ikut sedih atas kekecewaan kamu. Sepertinya keluarga kamu punya alasan sendiri belum memberitahukannya atau mungkin, Kyara yang memintanya. Dia orang yang paling takut untuk dibenci oleh orang yang disayanginya. Mungkin Kyara takut kamu menjaga jarak setelah tau dia bukan saudara kandungmu.
Damian, tolong jangan benci Kyara. Dia sudah cukup kehilangan orang yang dianggapnya keluarga. Secara tidak langsung ia dibuang oleh ibu kandungnya. Ia lahir dengan kebencian dan dendam. Saya mohon jangan benci pada Kyara." Mohon Martha penuh harap.
Damian tersenyum kaku, terlalu mendadak untuk tau. Dia belum bisa mempersiapkan dirinya tapi setidaknya jangan buat orang lain khawatir. "Saya memang terkejut mendengarnya, tapi saya tidak akan tiba-tiba menjauh dari kak Kyara, apalagi membencinya. Saya jujur kecewa, tapi saya yakin, kak Kyara dan keluarga saya punya alasan lain. Kak Kyara keluarga saya, apapun yang terjadi tidak akan merubah fakta itu sekarang."
Martha tersenyum hangat, ia cukup lega mendengar penuturan kata Damian. "Terima kasih, Damian."
"Oh ya, apa ibu tau tentang anak bernama Ginan?" Entah kenapa membahas kemurungan Kyara, ia ingat tentang tempo hari.
Martha bernostalgia, "sudah lama saya tidak mendengar namanya. Sebenarnya Kyara dulu pernah ceria karena Ginan. Saat masuk SMA, Kyara bertemu dengan Ginan, anak itu baik dan mengerti dirinya. Dan dia adalah pacar pertama Kyara yang saya tau." ia memberi jeda, bersamaan mimik wajahnya kembali menyendu. "Tapi fakta kembali menjungkir balikan kebahagiannya. Ia kembali dibayangi rasa bersalah. Kyara bilang sama saya kalau ia membenci ibu kandungnya sendiri termasuk yang berhubungan dengannya juga."
Martha menatap cangkir teh Damian hampa. Ia begitu ingat jelas raut wajah anak kesayangannya begitu terluka. Menangis meraung-raung berkata akan mengakhiri hidupnya sendiri. "Dunia itu sempit, ternyata pacar pertama Kyara adalah kakak tirinya sendiri."
***
Jangan lupa vote jika memang suka👋
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apology [Completed]
RandomSebelum baca follow dulu ya? Part masih lengkap^^ °°°°°°° Pristinia Vrilla Douffa, siswi pindahan yang cuek, ketus dan egois. Memiliki tingkat kegengsian terlalu tinggi atas perasaannya. Damian Savero, lelaki kelahiran shio naga ini pintar bermain b...