Max merebahkan Calista secara perlahan. Sejak tadi, senyuman nya tersebut tidak pernah pudar. Entah mengapa perasaan nya sangat senang ketika bisa melihat wajah cantik mahasiswi nya sedekat ini. Setelah itu, Max pun duduk di tepi tempat tidur seraya menatap lekat wajah cantik tersebut.
"Entah mengapa wajah cantikmu ini telah berhasil menghipnotis ku sejak beberapa waktu yang lalu." ujar Max pelan.
Max kembali tersenyum senang untuk kesekian kalinya. Setelah itu, ia pun memutuskan untuk mengganti pakaian nya. Max lalu bangkit dari posisi nya saat ini. Ia pun berjalan menuju ke arah lemari.
Saat membuka lemari milik nya, tiba-tiba saja ia melihat sebuah kotak yang berada di sebelah sudut lemarinya. Max lalu mengambil kotak tersebut seraya kembali tersenyum. Ya, kotak itu berisi beberapa pengaman untuk melakukan hubungan seksual. Max tidak tahu kapan terakhir ia melakukan nya. Pria itu pun memilih untuk meletakkan nya kembali di tempat semula.
Max membuka kancing kemeja nya satu per satu. Setelah semua nya berhasil ia lepas, Max pun lalu menanggalkan kemeja nya seraya melempar ke arah samping lemari nya.
"Hm, pakaian apa yang harus ku-"
"KYAAAAAAAAAAA, DIMANA AKU?"
Max memberhentikan gumaman nya seraya menoleh ke arah belakang. Terlihat Calista yang telah bangkit dari posisi nya. Ya, gadis itu tengah menatap Max dengan tatapan yang sangat sulit untuk ditebak.
"Mengapa kau terbangun?" tanya Max seraya berjalan mendekati Calista dengan keadaan shirtless.
Calista meneguk saliva nya dalam-dalam. Pemandangan seperti ini hanya bisa ia lihat di dunia wattpad ataupun instagram. Selain kedua hal tersebut, Calista tidak pernah melihat nya secara langsung.
Tetapi tidak untuk saat ini.
"Apa yang telah kau lakukan kepadaku? Dan mengapa kau bertelanjang seperti itu?" tanya Calista dengan nada yang sedikit takut. Gadis itu juga memundurkan langkah nya secara perlahan.
Melihat semua itu, lantas membuat Max semakin tersenyum penuh arti. Entah mengapa ia menjadi tidak peduli dengan ekspresi ketakutan yang diperlihatkan oleh Calista. "Tidak ada. Lagi pula aku hanya sedang mengganti pakaianku."
Calista menggeleng. "Tidak mungkin. Aku tidak mempercayai itu."
Max memutar kedua matanya. "Jangan terlalu percaya diri. Lagi pula aku belum menyentuh mu. Mungkin nanti."
Mendengar hal tersebut lantas membuat Calista membuatkan kedua matanya. Apa katanya? Nanti?
"Tidakkkkkkkkkkkkkk." teriakan Calista berhasil membuat seluruh kamar Max bergetar.
"Hei, apa yang kau lakukan? Ini sudah malam. Jangan berteriak atau tetangga di luar sana akan mengira bahwa aku tengah memperkosa mu." ujar Max.
"Itu memang benar. Kau tengah mencoba untuk memperkosa ku lebih tepatnya." jawab Calista.
Max terlihat gemas dengan mahasiswi nya yang satu ini. Ia pun memilih untuk mendekati Calista secara perlahan.
Bugh!
Sebuah tendangan yang sangat keras telah berhasil mendarat di bagian 'masa depan' Max. Hal tersebut lantas membuat Max membulatkan kedua matanya seraya membungkuk menahan sakit yang luar biasa.
Kesempatan itu tidak akan disia-siakan oleh Calista. Gadis itu pun berlari ke arah pintu kamar Max yang tidak terkunci.
"Hei, jangan-"
Brak!
Pintu kamar tersebut telah Calista tutup rapat-rapat. Ia tidak peduli dengan teriakan Max yang tengah merintih kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My One Night Stand ✔
RomanceMax Bramasta Hallington, seorang dosen di salah satu universitas ternama di Indonesia. Pria matang yang berusia 30 tahun tersebut saat ini masih menyandang status lajang. Padahal, ia memiliki wajah yang sangat tampan sekaligus bergelimang harta. Tet...