Dua minggu kemudian..
Max terlihat mengatur napas nya yang tengah memburu. Sejak peperangan ranjang nya bersama dengan Calista usai, Max selalu saja menginginkan nya lagi dan lagi.
"Tidurlah." ujar Max lembut. Ia pun mencium kening Calista lembut.
Calista tersenyum. "Bagaimana denganmu?"
"Aku akan tertidur jika kau sudah terlelap. Aku akan menjagamu." jawab Max.
Calista merasa nyaman mendengar nya. Ia pun memeluk tubuh polos Max seraya memejamkan kedua matanya.
Max mengelus lembut pucuk kepala Calista. Ia tersenyum senang ketika mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Ketika ia mendengar desahan Calista berulang kali. Meneriakkan namanya dengan lantang ketika Calista mendapatkan puncaknya. Ah, Max menyukainya. Bahkan setiap inci tubuh Calista pun ia menyukainya.
Max berdecak kesal ketika ia mendengar suara ponsel nya yang tengah berdering.
"Siapa yang rela menghabiskan pulsa mereka tengah malam seperti ini?" racau Max seraya meraih ponselnya yang berada di atas meja.
"Ayah?" gumamnya.
"Ya, ada apa, ayah?"
"Apakah aku menganggu jam istirahat mu?"
"Eeemmm, tidak. Ada apa?"
"Aku memerlukan mu sekarang."
"Ada apa, ayah?"
"Lusa adalah acara pengangkatan jabatanmu menjadi seorang CEO di Hallington Inc. Sekarang, aku memerlukanmu untuk datang ke kantor segera."
"Malam ini?"
"Tentu. Ayolah, Max."
"Baiklah. Aku akan segera kesana."
Panggilan pun terputus. Max lantas berdecak kesal seraya menatap Calista yang telah tertidur pulas.
"Aku harus pergi ke kantor ayah. Ada suatu hal yang harus kuurus disana. Jika semuanya telah beres, maka aku akan segera pulang." ujar Max seraya bangkit berdiri.
Ia pun segera bersiap-siap dan segera pergi meninggalkan apartemen nya.
Tanpa ia sadari, Calista membuka kedua matanya ketika ia mendengar pintu yang terbuka.
•
•
•"Baiklah, ada apa?" tanya Max. Ia baru saja sampai di kantor milik ayahnya itu.
"Begini, berkas ini telah menjadi milikmu. Kau harus menandatangani nya sekarang." jawab Malik.
Max mengernyitkan dahi. "Hanya itu?"
"Tentu. Hanya itu. Kau bisa membaca nya terlebih dahulu. Ada delapan berkas yang harus kau tandatangani sekarang." jawab Malik seraya memberikan semua berkas tersebut.
Max mulai mengambil salah satu dari delapas berkas itu. Ia mulai membacanya secara perlahan. Setelah itu, ia pun menandatangi nya satu per satu.
"Aku harus pulang lebih dulu." ujar Malik.
"Ayah meninggalkan ku?" tanya Max terkejut.
"Kau takut, eh?" goda Malik seraya mengambil jas miliknya.
"Bukan seperti itu, ah sudahlah. Ayah boleh pulang lebih dulu." jawab Max mengalah.
Malik terkekeh. "Tenang saja, Jennifer akan menemanimu sampai kau menyelesaikan semuanya."
Sejak tadi, di sebelah mereka memang terdapat seorang wanita berambut pirang yang tengah tersenyum ke arah nya.
"Ia adalah sekretaris ku yang akan menjadi sekretaris mu nantinya." ujar Malik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My One Night Stand ✔
RomanceMax Bramasta Hallington, seorang dosen di salah satu universitas ternama di Indonesia. Pria matang yang berusia 30 tahun tersebut saat ini masih menyandang status lajang. Padahal, ia memiliki wajah yang sangat tampan sekaligus bergelimang harta. Tet...