James berdiri di hadapan pintu apartemen yang mulai terbuka secara perlahan tersebut.
"Siapa Max?" tanya nya langsung.
Calista terdiam. Ia sangat terkejut ketika James mengetahui dosen nya tersebut.
"T-tidak tahu." jawab Calista cepat.
James menggeleng. "Tidak mungkin. Kau pasti mengetahui nya, sayang. Siapa dia? Calon suamimu?"
Calista menggeleng cepat. "Tidak. Aku tidak mengenalnya. Kau pasti telah bertemu dengan seorang pria yang tengah mabuk."
James terdiam. Ia pun menatap Calista secara lekat.
"Kau yakin?" tanya James.
Calista mengangguk. "Sangat yakin. Percayalah padaku."
James pun terlihat mengulas senyuman nya untuk saat ini. Ia pun mendekati Calista seraya menarik dagu perempuan tersebut secara perlahan. Kedua mata mereka saling beradu tatap.
"Kau mencintaiku, benar begitu?" bisik James.
Calista lantas terlihat tersenyum. "Tentu, aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu. Bahkan lebih dari apa pun." jawab James.
James lalu memegang kedua pipi Calista dengan kedua tangan nya.
"Kita saling mencintai, jadi tidak ada salahnya jika kita menunjukkan nya di dalam sana." ujar James secara tiba-tiba.
Mendengar hal tersebut lantas membuat Calista mengernyitkan dahi.
"Apa maksudmu?"
"Kita saling mencintai, Calista. Jadi, tidak ada salahnya jika kita menunjukkan perasaan itu di dalam kamarmu." jawab James.
Calista terdiam. Mengapa perasaan nya menjadi tidak enak?
Seketika ia teringat akan Max. Ya, pria yang telah lebih dulu menidurinya dan berjanji akan segera bertanggung jawab atas perbuatan nya.
"Tunggu apa lagi?" tanya James.
Calista mengerjap. Ia pun menatap James dengan tatapan aneh. Tetapi entah mengapa perempuan itu terlihat mengangguk.
Seketika James menunjukkan seulas senyuman penuh kemenangan.
Mereka berdua pun memasuki apartemen Calista yang saat ini terlihat sangat sepi. Karin dan juga Patrick tengah pergi, teman-teman Calista pun sedang tidak mengunjungi apartemen nya. Selain itu, keadaan di sekeliling apartemen juga sepi. Tumben sekali.
Setelah sampai di dalam sana, James pun segera mengunci pintu tersebut. Ia terlihat mengantongi kunci apartemen milik Calista. Untuk saat ini, perempuan yang berada di hadapan nya tersebut hanya bisa memikirkan hal-hal aneh yang telah berhasil membuatnya takut.
"Max." ujar nya seketika.
Mendengar nama pria itu lantas membuat James mengernyitkan dahi. "Apa? Max?"
Calista terdiam. Entah mengapa untuk saat ini pikiran nya di penuhi oleh pria itu, Max.
"Kau mengenalnya?" tanya James seraya menunjukkan wajah yang sangat menakutkan.
Calista tetap terdiam seraya memundurkan langkahnya sedikit demi sedikit. Ia sangat takut untuk saat ini.
"Jawab Calista!" teriak James seraya menarik Calista. Ia terlihat tengah memegang kedua bahu perempuan tersebut.
Calista menangis dalam diam. Ia sangat takut untuk saat ini juga. Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi.
Tiba-tiba saja, James mendorong nya hingga kepala Calista membentur dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
My One Night Stand ✔
RomanceMax Bramasta Hallington, seorang dosen di salah satu universitas ternama di Indonesia. Pria matang yang berusia 30 tahun tersebut saat ini masih menyandang status lajang. Padahal, ia memiliki wajah yang sangat tampan sekaligus bergelimang harta. Tet...