PART 15

43.3K 1.6K 15
                                    

Calista sangat terkejut ketika pria itu memanggilnya.

Cobaan apalagi ini?

Calista segera mengeluarkan selembar uang seratus ribu sebelum kasir itu memberitahu nya. Setelah itu, ia pun mengambil barang belanjaan nya dan segera pergi berlalu tanpa mengambil uang kembalian miliknya.

"Calista." panggil pria itu kembali.

Calista semakin mempercepat langkah nya menuju ke luar mall tersebut. Ia tahu bahwa pria itu tengah mengikutinya.

"Calista, tunggu." teriaknya seraya menarik tangan Calista.

Calista mencoba untuk menepisnya tanpa menatap wajah pria itu. Ia sangat muak ketika melihatnya apalagi dalam keadaan seperti ini.

"Calista, dengarkan aku dulu." ujarnya kembali.

Calista memilih untuk diam.

"Baiklah, aku memang salah disini. Aku telah berselingkuh di belakang mu. Maafkan aku, Calista. Aku menyesal." ujarnya.

Calista menghela napas panjang. "Kau menyesali perbuatanmu, James?"

James mengangguk, walaupun Calista tidak menatapnya. "Sangat. Bahkan setelah kau mengakhiri hubungan kita, aku sangat menyesal sekaligus bersedih disaat itu juga."

Calista terdiam. Ia pun mencoba untuk menatap kembali ke arah James. "Aku tidak mempercayai mu."

James semakin mempererat genggaman nya, tetapi Calista tetap menepisnya dan berhasil.

"Katakanlah, apa yang harus kulakukan agar kau mempercayai ku sekaligus memaafkan ku?" tanya James pelan.

"Menjauh dariku dan jangan pernah kembali. Maka aku akan mempercayai sekaligus memaafkan mu." jawab Calista.

James menggeleng. "Kumohon, jangan katakan itu, sayang."

"Jangan memanggilku dengan sebutan sayang." ujar Calista sedikit berteriak.

Tanpa di duga-duga, James pun mendekap tubuh Calista ke dalam pelukan nya.

Entah mengapa Calista memilih untuk tidak memberontak sekaligus tidak menolak hal yang telah dilakukan oleh James.

Keduanya sempat terdiam sejenak setelah kejadian tersebut.

"Maafkan aku." ujar James pelan seraya mengusap lembut pucuk kepala Calista.

Calista memilih untuk membalas pelukan dari mantan kekasih nya itu. Ia juga tidak tahu mengapa hal tersebut bisa ia lakukan.

"Baiklah, aku memaafkanmu." jawab Calista pada akhirnya.

Setelah itu, terlihat James yang mencium kening Calista lembut. "Aku mencintai, sayang."

Tanpa mereka ketahui, sejak tadi terdapat seorang pria yang tengah menatap adegan tersebut dengan tatapan yang sulit untuk ditebak. Setelah itu, ia pun memilih untuk pergi berlalu setelah melihat hal yang bahkan sama sekali tak ia inginkan.



Brak!

Max menutup pintu apartemen dengan sedikit membanting nya. Setelah itu, ia pun memilih untuk duduk di ruang tamu.

Ia tidak habis pikir dengan adegan yang telah ia lihat beberapa menit yang lalu. Sesuatu yang bahkan sangat ia benci sekali tentu saja.

Berniat ingin membeli sebuah camilan, tetapi semua itu ia urungkan karena melihat adegan yang tidak sepantasnya ia lihat.

Calista dengan James, mantan kekasih dari perempuan itu.

"Apa maksudnya semua itu?" ujar Max seraya mengusap wajahnya gusar. Pikirannya cukup kacau akibat melihat pemandangan tersebut.

Setelah itu, Max pun meraih ponsel nya yang berada di dalam saku celana nya. Ya, ia akan menghubungi seseorang.

Tidak perlu waktu lama, panggilan itu pun tersambung.

"Ya, Max?"

"Apa maksudmu?"

"Maksudmu? Aku tidak mengerti."

"Sean, katakan yang sejujurnya mengenai sepupu jauh mu itu."

"James?"

"Tentu saja. Siapa lagi kalau bukan si brengsek itu."

"Ah, baiklah. Apa yang ingin kau ketahui dari nya?"

"Hubungannya dengan Calista. Ceritakan semuanya kepadaku."

"Mereka sudah mengakhiri hubungan itu. Lalu, apa yang akan kau pertanyakan lagi?"

"Tidak. Semua itu tidak benar. Mereka masih berhubungan. Aku melihatnya sendiri tadi."

"Tidak mungkin, Max. Mereka sudah-"

"James meminta maaf dan Calista memaafkannya. Setelah itu James memeluk Calista di hadapanku. Calista tidak menolaknya. Apa itu yang dinamakan telah memutuskan hubungan mereka?"

Setelah itu, percakapan mereka pun terdengar hening sejenak.

Terdengar sebuah tawa di seberang sana dan tentu saja hal itu cukup membuat Max merasa kesal.

"Max, aku tidak tahu mengenai semua itu tetapi kau tenang saja. Aku akan mencari tahu kebenaran terbarunya."

"Baiklah, Sean. Maaf telah mengganggu mu."

"Tidak masalah. Temui aku besok di tempat biasa pukul 5 sore."

"Tentu. Terima kasih."

"Jangan berterima kasih. Ini juga merupakan bagian dari tugasku."

Setelah itu, panggilan pun terputus. Max lantas melemparkan ponsel nya ke sembarang tempat.

"Mengapa jadi seperti ini?" ujar Max seraya mengacak-acak rambutnya.

Setelah itu ia pun memilih untuk bangkit berdiri dan berjalan pergi meninggalkan apartemen nya.

"Rencanaku untuk melakukan one night stand telah berhasil, tetapi setelah itu semuanya menjadi hancur berantakan." gumam nya seorang diri.

Ia akan pergi ke suatu tempat untuk saat ini juga.

Max pun segera mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Di dalam pikirannya kali ini penuh dengan Calista, Calista, dan Calista.

Bahkan, ia sempat berpikir untuk melakukan one night stand kembali kepada perempuan itu setelah ini.

"Mungkin aku bisa menculik nya dan membawa Calista ke luar negeri sebelum melakukannya kembali. Itu berarti, ia tak akan pernah bertemu dengan James lagi setelah itu," gumam Max seraya tersenyum penuh arti.



My One Night Stand ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang