"Ada apa?" tanya Max setelah ia telah sampai di apartemen nya.
Rencana untuk kembali pulang sudah tidak ada di dalam benaknya semenjak kejadian yang menimpa Calista tersebut. Ia pun memilih apartemen nya kembali.
"Tetapi sebelum aku memberitahu mu, izinkan diriku untuk menginap beberapa hari saja disini." jawab Sean seraya merebahkan tubuhnya di atas sofa. Hobi milik Sean ketika sedang berada di apartemen milik Max.
Max mengangguk. Lagi pula seorang diri saja tidak terlalu enak bagi dirinya. Dengan kehadiran Sean akan membuat suasana di dalam apartemen nya sedikit ramai.
"Terima kasih." jawab Sean seraya memejamkan kedua matanya.
"Eittss, kau tidak boleh tertidur." sindir Max kemudian.
Sean terkekeh seraya membuka kedua matanya kembali. Setelah itu, ia pun memilih untuk duduk di hadapan Max.
"James, berniat akan menjauhi Calista." ujar Sean.
Mendengar hal tersebut lantas membuat Max terdiam sejenak. Ia senang mendengarnya tetapi entah mengapa Max tidak berniat untuk membahas hal tersebut. Aneh memang.
"Oh begitu." jawab Max singkat. Setelah itu, ia pun terfokus dengan ponselnya.
Sean terlihat mengernyitkan dahi. "Ada apa denganmu? Mengapa kau tidak terlihat senang?"
"Aku senang mendengarnya tetapi untuk kali ini sangat tidak berselera untuk membahas topik itu." jawab Max tanpa mengalihkan pandangan nya.
Sean terlihat terkejut. Setelah itu, ia pun merampas ponsel milik Max dan membuat pria itu terkejut sekaligus marah.
"Tidak seperti biasanya kau seperti ini. Ada apa?" tanya Sean.
Max menunduk seraya mengusap wajah nya. "Calista tidak menginginkan ku. Semua perjuangan yang telah kulakukan untuk nya hanya dipandang sebelah mata saja. Dia juga menyuruhku untuk pergi dari sisinya karena menurutnya aku dan James memiliki sifat yang sama. Padahal itu tidaklah benar."
Sean terdiam sejenak, mencoba untuk mencerna seluruh perkataan sahabat nya tersebut.
"Hanya itu? Kau akan mundur setelah banyaknya perjuangan yang telah kau lakukan?" tanya Sean.
Max hanya bisa terdiam mendengar nya. Setelah itu, ia pun mengambil kembali ponsel nya dan berjalan pergi menuju ke dalam kamar miliknya.
"Ingat pesanku, kau harus tetap semangat. Jangan sampai-"
Ucapan Sean terpotong ketika Max memilih untuk menutup pintu kamar nya.
Di dalam kamar nya, ia tidak tahu harus berbuat apa. Intinya, untuk saat ini Calista lah yang berhasil mengisi pemikiran nya.
"Memang kenapa bocah itu mundur? Bukankah ia mencintai Calista?" gumam Max.
Sebenarnya ia sangat ingin menanyakan hal tersebut dengan Sean, tetapi sangat malah untuk membahas nya kali ini juga. Lebih baik ia memilih untuk tidur.
•
•
•Max membuka kedua matanya secara mendadak karena mendengar suara panggilan dari arah ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My One Night Stand ✔
Storie d'amoreMax Bramasta Hallington, seorang dosen di salah satu universitas ternama di Indonesia. Pria matang yang berusia 30 tahun tersebut saat ini masih menyandang status lajang. Padahal, ia memiliki wajah yang sangat tampan sekaligus bergelimang harta. Tet...