Calista membuka kedua matanya secara perlahan. Sedetik kemudian, ia pun mulai tersadar.
"Max?" gumam nya seorang diri. Tetapi tidak ada seorang pun disana selain dirinya yang saat ini tengah mencoba bangkit untuk duduk dengan keadaan telanjang bulat. Untung saja tubuhnya telah ditutupi oleh selimut putih tebal.
Calista menghela napas panjang. Ia terlihat berkaca-kaca ketika mengingat kejadian semalam.
"Mengapa aku dengan mudahnya menikmati permainan sialan itu?" gumam Calista seraya menghapus sisa air matanya.
Calista mencoba melihat keadaan sekitarnya. Memang benar, disana hanya dirinya saja. Tidak ada kehadiran Max lagi. Menurut Calista, pria itu pasti telah pergi meninggalkan nya seorang diri di dalam kamar hotel ini setelah ia berhasil mendapatkan kesucian Calista. Mengingat semua itu membuat Calista perlahan mulai membencinya. Tidak ada kata baik atau pun ramah yang terlintas di dalam pikiran nya mulai saat ini ketika melihat pria itu.
Ia pun bangkit berdiri seraya berjalan menuju ke arah kamar mandi. Tetapi sebelum itu, ia tidak sengaja melihat sebuah bungkusan hitam yang terletak tidak jauh dari posisinya saat ini. Disana juga terdapat dompet dan ponsel nya. Calista pun berjalan menghampiri benda tersebut.
"Sebuah gaun? Sekaligus dengan pakaian dalamnya?" gumam Calista seorang diri.
Apakah Max yang menyiapkan semua ini?
Tetapi jika benar adanya, untuk apa pria itu menyiapkan semuanya?
•
•
•Max berjalan menuju ke ruang makan. Tiba-tiba saja ia merasakan lapar yang sangat tidak terkendali. Untuk saat ini, Max memilih menginap di kediaman orang tuanya.
"Baiklah, keadaan sangat aman. Jadi, tidak ada seorang pun yang akan bertanya aneh-aneh." gumam Max seorang diri.
Tetapi, pemikiran nya pun meleset. Ia melihat Lili yang saat ini tengah tersenyum ke arah nya.
"Halo, Max. Sudah bangun rupanya." sapa Lili.
Max hanya tersenyum menanggapi nya. Ia pun memilih untuk membuka kulkas yang terletak di samping nya saat ini. Max lalu meneguk sedikit air yang tersedia di dalam botol tersebut.
"Bagaimana? Kapan kau akan menikahi calon pilihan ayah?" tanya Lili yang tiba-tiba saja berhasil membuat Max tersedak.
Max lalu menatap Lili seraya meredakan batuknya yang datang secara tiba-tiba. "Apa maksudnya, bu?"
Lili menggeleng pelan. "Kau bertindak sangat lama. Kami pikir bahwa kau telah memutuskan hubungan dengan gadis yang bernama-"
"Calista? Oh, tentu saja tidak. Hubungan kami baik-baik saja dan aku akan segera menikahinya beberapa minggu lagi. Atau mungkin satu bulan lagi karena banyak hal yang harus kami selesaikan." potong Max sebelum Lili berhasil melanjutkan perkataan nya.
Mendengar hal tersebut lantas membuat Lili tersenyum senang. "Kau yakin? Lalu, mengapa ia tidak pernah datang kemari lagi? Lalu, apakah kau telah mengenai keluarga nya?"
"Ia sangat sibuk. Mungkin besok aku akan mengajaknya datang kemari lagi." jawab Max seadanya.
"Baiklah, jika kau sudah memantapkan semuanya, tidak masalah jika harus menunggu satu bulan lagi untuk menikah. Ibu akan mengatakan kepada ayahmu untuk berhenti menjodohkanmu dengan wanita pilihan nya. Katakan saja jika kau membutuhkan sesuatu. Kami akan membantu kalian." ujar Lili setelah itu, ia pun pergi berlalu.
Setelah itu, terlihat Max yang menghela napas lega. Untuk saat ini, ia harus memikirkan jalan keluarnya agar rencana untuk menikahi perempuan pujaan nya itu terwujud dan berjalan lancar.
"Aku harus memikirkan sesuatu agar Calista menyetujui semuanya." ujar Max kemudian.
Tetapi setelah itu, ia pun teringat akan sesuatu. Ya, posisi Calista yang masih di dalam hotel itu.
"Maafkan aku, Calista. Jika tidak karena sesuatu hal mengenai kampus, maka aku tidak akan pulang lebih awal tadinya." gumam Max seraya berjalan menuju ke garasi mobil. Ia akan menghampiri perempuan itu dan meminta maaf.
Untung saja ia telah memberikan Calista sebuah gaun lengkap dengan pakaian dalam nya. Tidak lupa juga ia mengembalikan dompet dan ponsel milik Calista.
•
•
•Untuk saat ini, Calista telah berada di dalam apartemen nya. Merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur adalah jawaban yang paling tepat.
Sejak tadi, ia selalu saja terlihat melamun, memikirkan kejadian semalam. Selain itu, rasa nyeri yang berada di bagian bawahnya masih terasa. Bagaimana tidak, mereka melakukan nya sampai dini hari tiba.
Terlihat Calista yang menghela napas gusar. Setelah itu, ia pun memilih untuk bangkit dari posisinya. Ia tidak mungkin akan terus seperti ini. Ya, Calista harus bisa bangkit seperti dulu.
Calista pun memilih untuk mengecek kalender pribadinya. Entah mengapa ia sangat penasaran kapan haid nya akan datang kembali.
Tetapi, tiba-tiba saja ia terlihat membulatkan kedua matanya.
Kemarin adalah masa suburnya.
Seketika Calista merasakan sesak. Ia kembali termenung, namun dengan tatapan yang sulit untuk dimengerti.
Bagaimana jika hal yang dipikirkannya saat ini akan terjadi?
•
•
•Tok! Tok! Tok!
Mendengar ketukan tersebut, lantas membuat Calista bangkit dari posisi tidurnya. Rasanya baru saja ia sempat memejamkan kedua matanya setelah memikirkan kejadian yang masih tetap melekat di pikiran nya sampai saat ini.
Saat berhasil membuka pintu apartemen nya, Calista nampak terkejut dengan seseorang yang hadir di hadapan nya saat ini.
Max.
Terlihat seulas senyuman yang terbit dari bibir Max. Setelah itu, Max pun memeluk Calista dengan sangat erat. Tidak lupa juga menutup pintu apartemen itu.
Tetapi lain hal nya dengan Calista. Saat ini ia memilih untuk tidak membalas pelukan tersebut sekaligus memberikan tatapan kosong.
"Maafkan aku." bisik Max.
Calista tidak bergeming. Ia tetap melakukan hal yang sama.
"Mengapa kau harus meminta maaf setelah kejadian semalam membuatmu puas?" gumam Calista dalam hati.
Max terihat belum melepaskan pelukan tersebut. Tetapi semakin mempererat nya.
"Aku akan menikahimu, secepatnya." ujar Max seraya melepaskan pelukan tersebut dan menatap Calista lekat.
Calista membulatkan kedua matanya.
Menikah?
•
•
•Akhirnya bisa update lagi 😂😂
Jangan lupa, tinggalkan jejak kalian ya 😚💜❤
Thank you 👻❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My One Night Stand ✔
عاطفيةMax Bramasta Hallington, seorang dosen di salah satu universitas ternama di Indonesia. Pria matang yang berusia 30 tahun tersebut saat ini masih menyandang status lajang. Padahal, ia memiliki wajah yang sangat tampan sekaligus bergelimang harta. Tet...