PART 7

60.8K 2.5K 26
                                    

Calista tidak henti-hentinya untuk bergumam seorang diri. Bagaimana tidak, sejak tadi Max tetap saja memainkan ponsel nya. Terkadang ia melihat Max yang tersenyum seorang diri ketika menatap layar ponsel nya. Entah apa yang tengah pria itu lihat, tetapi Calista yakin bahwa ia tengah melihat foto selfie milik nya atau pun hanya berpura-pura tersenyum agar menarik perhatian Calista.

Setelah menyelesaikan acara makan siang nya, Calista pun memilih untuk pergi dari cafetaria tersebut. Sebenarnya ia sangat ingin mengambil kedua barang yang saat ini tengah berada di tangan yang salah itu, tetapi entah mengapa Calista tidak memiliki nyali yang besar untuk menatap apalagi menghampiri pria itu. Untuk saat ini, Calista memilih mengikhlaskan kedua barang penting nya untuk sementara waktu selagi ia memikirkan sesuatu.

Saat Calista hendak berdiri, tanpa sengaja pandangan nya kembali tertuju ke arah depan. Ia melihat Max yang saat ini tengah mengernyitkan dahi seraya membaca sesuatu dari dalam ponsel nya. Hal tersebut lantas membuat Calista semakin geram, bingung, sekaligus penasaran.

Terlihat Calista yang berjalan pergi meninggalkan cafetaria tersebut. Bersamaan dengan itu, terlihat Max yang menatap kepergian nya seraya memperlihatkan ekspresi yang sulit untuk ditebak.



Sesampainya di dalam apartemen Calista, gadis itu pun segera menghempaskan tubuh nya ke atas tempat tidur berukuran sedang tersebut. Lagi pula ia hanya seorang diri saja disini, jadi menurut Calista, ia tidak perlu membeli tempat tidur berukuran queen size. Terlalu besar sekaligus memakan banyak tempat.

“Hidup ini terasa hampa tanpa adanya ponsel sekaligus internet.” gumam nya seorang diri.

Terlihat Calista yang mengusap wajahnya gusar. Entah mengapa ia sangat memikirkan keadaan kedua barang penting nya tersebut. Terutama mengenai ponsel nya. Ya, benda pipih berwarna putih itu menyimpan banyak file sekaligus hal-hal penting yang bersifat pribadi, terutama tentang foto selfie nya. Ia takut sekaligus malu jika pria aneh itu melihat semuanya.

Tiba-tiba saja, Calista teringat akan sesuatu. Ia pun segera bangkit untuk duduk. “Bagaimana bisa pria aneh itu mengetahui kata sandi ponselku?”

Ting! Tong!

Bel apartemen nya pun berbunyi, Calista memutar kedua matanya seraya bangkit berdiri. Ia tidak habis pikir mengenai Max yang telah berhasil mengetahui kata sandi ponselnya.

Saat membuka pintu apartemen, tiba-tiba saja Calista dikejutkan oleh kedatangan seseorang.

“Baaaa.”

Tetapi hal tersebut lantas tidak membuat gadis itu terkejut sama sekali. Ekspresi nya datar sekaligus sulit untuk ditebak.

“Ada apa?” tanya Calista.

Vina lantas terkekeh seraya menggaruk tengkuk nya yang terasa tidak gatal. “Aku hanya ingin memberikan ini.”

Calista menerima sebuah kartu undangan yang diberikan oleh Vina, teman kelas nya saat ini. Setelah itu, terlihat ia mulai untuk membacanya.

“Pesta topeng?” gumam Calista.

Terlihat anggukan dari Vina. “Datanglah. Itu adalah pesta ulang tahunku. Aku sengaja membuat tema seperti itu agar lebih menarik para pria tampan untuk datang ke pestaku.”

Mendengar hal tersebut lantas membuat Calista mengernyitkan dahi, ia terlihat bingung. “Bagaimana bisa?”

“Kau tahu, pesta topeng adalah sebuah kegiatan yang sangat disukai oleh kaum adam. Sebagian besar diantara mereka sangat senang mencari jodoh pada saat acara itu berlangsung. Mungkin karena wajah mereka yang tidak terlalu jelas karena tertutup oleh topeng. Intinya seperti itu.”

My One Night Stand ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang