19- Curiga

1.3K 49 0
                                    

"Maaf aku gak bisa beritahu kamu yang sebenarnya karena aku takut kamu akan menjauhi ku"

Aurelia Vanesha Linavaer

"Engh"erang Aurel terbangun sambil memegang kepalanya yang sakit akibat jambakan reva dan antek anteknya.

Teman teman Aurel menoleh kearah Aurel yang sudah tersadar dari pingsannya dan membantu aurel untuk duduk.

"Rel lu gapapa kan? ada yang sakit gak? Sekarang lu mau apa? Biar gua bantuin?atau lu mau makan? Atau mau minum? "tanya Arnetha tanpa henti, aurel hanya terdiam seekali meringis.

Andreo hanya memutar bola matanya malas saat melihat saudara sepupunya yang sangat cerewet ini.

Menurutnya, saudaranya ini sangatlah berlebihan. Padahal Aurel hanya pingsan bukan mati, tapi sudah sepanik ini.

"Gua gapapa kok ssshh"jawab Aurel dengan suara parau dengan rintihan sakitnya.

"Serius lu gapapa?"panik Mesyha tak karuan.

"Gapapa kok syha"jawab Aurel lemah.

"Kok pipi lu merah rel?"tanya Adinda bingung.

Aurel memegang pipinya yang masih terasa perih akibat tamparan Reva yang sangat keras.

"Gapapa kok"jawab Aurel tak ingin memberitahu kejadian yang sebenarnya pada ketiga sahabatnya.

"Serius?"

Aurel mengangguk mantap dan kembali terdiam.

"Sekarang lu balik aja ya takutnya lu kenapa kenapa"usul Lily takut takut.

"Eh gausah gua mau sekolah aja ly"tolak Aurel halus.

"gak! Sekarang lu pulang aja gak ada PENOLAKAN!!" Ucap Mesyha dengan tegas tak ingin ada penolakan

"Tapi gua kan mau sekolah syha bolehkan"rengek Aurel tak setuju. Ia  lebih baik disekolah daripada harus dirumah dan menahan kebosanan.

"Gua bilang gak ya gak sekarang lu balik aja gih?!"tegas Mesyha dan aurel hanya mencebikkan bibir bawahnya.

"Yaudah deh gua nurut ama lo"Aurel hanya menurut dengan wajah cemberutnya yang lucu.

"Bagus"

"Kak lu antar pulang gih Aurelnya"suruh Arnetha pada Andreo

"Kok gua sih?"tanya Andreo tak terima.

"Yaiyalah udah buru sana antar Aurel balik kalo lu gak mau gua bilangin tante Jessica loh"ancam Arnetha tak ingin dibantah.

"Ye dasar maennya ancaman gak asik lo"tukas Andreo dan menatap arnetha tak suka.

"Bodo wle"Arnetha menjulurkan lidahnya pada Andreo.

"Eh gausah kak aku bisa pulang sendiri kok"tolak Aurel karena merasa tidak enak.

"Udah gapapa yok gua antar balik"ajak Andreo kemudian dan keluar dari Uks.

Aurel mengangguk patuh dan langsung menyusul Andreo keluar dari Uks. Didalam mobil hanya hening yang menyelimuti mereka. Karena tak tahan, Aurel membuka pembicaraan itu dengan pertanyaannya.

"Kakak kok bisa nolongin aku"entah mengapa pertanyaan ini yang keluar dari bibir mungil Aurel.

"Gua gak sengaja lewat depan toilet terus gua dipanggil ama netha jadinya gua nolongin lo deh"jawab Andreo tanpa menoleh pada Aurel sedikitpun.

Aurel hanya mengangguk dan ia merasa tidak enak. Karena ia sudah 2 kali ditolong oleh Andreo dan tidak sempat mengucapkan terima kasih.

"Emm kak makasih ya"

Andreo menoleh kearah Aurel dengan mengangkat satu alisnya. Ia tak merasa  gadis ini punya hutang budi padanya.

Dasar emang lu nya aja yang cuek re.

"Makasih udah bantuin aku 2 kali sekali lagi makasih kak"ujar Aurel dengan tersenyum tulus.

Andreo hanya mengangguk tanpa menoleh kearah Aurel dan lagi lagi ia terpana dengan senyuman Aurel yang tulus. Seketika hening kembali menyelimuti mereka.


Mata bulat Aurel terasa berat dan ingin terpejam. Karena tak tahan, akhirnya kedua mata Aurel terpejam dan menuju alam mimpinya. Andreo hanya menggelengkan kepalanya saat melihat Aurel. Tak berapa lama, mereka tiba di rumah Aurel.

"Nampaknya rumah itu sepi sekali"batin Andreo.

Tanpa basa basi lagi, Andreo langsung menggendong Aurel dan menuju kamarnya.

Didalam kamar, Andreo merebahkan tubuh Aurel perlahan. Ia melihat didalam tempat sampah, ada obat yang masih utuh. Karena penasaran, ia mengambil obat itu dan membacanya.

"Obat untuk sakit leukimia?"batin Andreo bingung

"Buat apa nih cewek nyimpan obat ini?"lanjutnya bingung dalam hati.

Andreo tak ambil pusing atas obat itu. Ia tidak ingin berburuk sangka. Semua pikiran negatif di pikiran Andreo ia buang.

Ia tak ingin menyimpulkan pikiran sendiri itu. Akhirnya Andreo hanya memperhatikan wajah Aurel yang tertidur.

Sangat damai sekali wajah Aurel. Seakan semua masalah yang ada di tanggungnya seakan hilang melihat wajah itu.

Ia sendiri bingung atas perasaan yang dialaminya. Ia merasa deg degan disaat berada disamping gadis itu.

Dia juga merasa kesal saat gadis itu memberikan celotehan panjang yang membuat Andreo pusing sendiri.


...

                           

ANDREL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang