31- Reva

1.3K 38 0
                                    

"Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang. Dan tersenyumlah sebelum senyuman itu digantikan oleh kesedihan"

Reva Diorald




Reva masih bergelayut manja dilengan Andreo. Andreo hanya mendiamkan nya. Dibalik dinding, ada Jessica yang menatap kedua remaja itu dengan tatapan tak suka apalagi kepada Reva.

Jessica merogoh sakunya lalu mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

"Sayang kamu kerumah ya"

"...."

"Please sayang temani tante ya"

"...."

"Oke tante tunggu"

Jessica memutuskan panggilan sepihak. Senyuman manis tercetak di wajah cantiknya. Tak lama pintu ada yang mengetuk.

Ia membuka pintu itu dengan semangat. Disana ada Aurel yang sudah tersenyum manis. Jessica pun menyuruhnya masuk dan duduk di ruang tamu.

Reva melihat aurel lalu tersenyum sinis. Sedangkan Andreo menatap Aurel dengan tatapan dingin seperti dulu. Entah aurel bingung dengan tatapan itu. Apa dirinya ada salah sampai andreo menatapnya seperti itu.

Jessica mengajak aurel mngobrol ringan. Mereka tertawa seperti tidak ada beban. Tanpa mempedulikan andreo dan reva yang sedari tadi menatap mereka dengan tatapan sinis.

Tak terasa langit sudah gelap. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00. Dan langit sepertinya akan turun hujan.

Aurel bangkit berdiri lalu melirik arlojinya lalu menatap Jessica. "Tante aku pamit ya takut dicariin mama kalo kelamaan" pamitnya

"Iya sayang. Reo kamu anterin gih aurelnya" perintah Jessica pada andreo

"Tinggal pulang sendiri aja apa susahnya" ujar andreo dingin

Aurel menahan air matanya yang ingin keluar lalu menatap jessica. "Gak usah tante aku pulang sendiri aja"

Jessica mendecak kesal. "Gak sekarang kan mau ujan sayang nanti kamu sakit"

Aurel menggeleng." Gak papa tante aku pamit dulu ya" aurel mencium tangan jessica lalu melirik kearah andreo sekilas dan keluar dari rumah andreo

Jessica menatap putranya emosi. "Kamu gimana sih. Dia kan tunangan kamu. Masa kamu biarin udah mau ujan gini!!" sentaknya emosi

"Biarin aja sih ma. Lagi pula dia juga bisa pulang sendiri pake taksi atau apa" andreo membela diri

"Udah ah mama capek ama kamu. Mama mau kekamar aja" Jessica meninggalkan Andreo dan reva

Andreo tak memikirkan gadis itu. Dalam logika ia harus diam saja, namun hati kecilnya sangat memikirkan gadis itu. Ia sangat khawatir jika gadis itu kenapa kenapa.

Tak ingin memusingkan, andreo meninggalkan reva dan menuju kamarnya. Tanpa andreo sadari, reva sedang tersenyum penuh kemenangan karena rencananya berjalan dengan baik.

---

Aurel berlari tak mempedulikan hujan yang sudah deras. Ia menangis dalam diam lalu terduduk diaspal. Ia tak berpikir kenapa andreo setega ini dengannya. Sebenarnya apa salahnya?. Ia bingung dengan sikap Andreo yang berubah 180 derajat.

Untung jalanan sepi. Dibelakang aurel, ada mobil sedan berwarna silver. Ya itu mobil raksa. Raksa melihat perempuan yang sangat familiar. Ia melihat aurel. What?! Ada apa dengannya?!. Tak mempedulikan hujan, ia berlari kencang menghampiri gadis itu

Ia membantu gadis itu berdiri lalu memeluk gadis itu erat. Ia mengusap rambut pirang aurel yang sudah basah. Didalam pelukan raksa, aurel menangis kencang dan bahunya bergetar naik turun. Ia menumpahkan semua kesedihannya di dada bidang raksa.


"Kenapa?! Hiks.. kenapa kak andreo jahat hiks..." aurel memukul dada bidang raksa

Sakit? Itulah yang dirasakan Raksa. Ia sakit melihat aurel seperti ini. Ia merasa sakit ketika melihat gadis ini menangis menangisi sahabatnya.

Tapi apa boleh buat, dia sudah mempunyai arnetha, kekasihnya. Gadis yang selalu menemani dia. Gadis yang menerima kelebihan dan kekurangan dia. Gadis yang bertahan dengan sikap dingin dan ketusnya. Dan gadis yang sangat mencintai dia sepenuh hatinya.

Setelah tenang ia mengajak aurel masuk mobilnya dan mengantar gadis itu pulang. Tapi terdapat laki laki misterius yang memperhatikan gerak gerik mereka. Laki laki itu memfoto lalu mengirim pada seseorang. Lalu tersenyum puas dan meninggalkan tempat itu.

----

Tin!

Suara notifikasi berasal dari ponsel arnetha. Arnetha membuka pesan itu. Terdapat nomor yang tak dikenal mengirim pesan itu.

0812*****
Send a picture

Arnetha menutup mulutnya dengan tangannya. Ia melihat raksa sedang memeluk aurel dalam hujan. Ia menahan isakkannya. Ia meremas ponselnya kuat. Ia tak sanggup menahan air matanya. Ia menangis dalam diam.

Ia tak menyangka bahawa kekasihnya sedang berselingkuh dengan sahabatnya. Ia tahu bahwa kekasihnya masih mencintai gadis lain. Tapi mengapa harus sahabatnya?!.

Apa yang harus dilakukan oleh Arnetha. Apa dia harus diam saat ini atau bertindak. Mungkin ia harus bertindak jika ia hanya terdiam, yang ada hanya menambah luka di hatinya.

----

Raksa membopong tubuh aurel yang sedang tertidur. Hati tak tenang saat melihat aurel yang sedang basah kuyup.

Andreas menatap raksa dan aurel. Ia melihat aurel yang berada dipelukan raksa cemas. Ia mengizinkan raksa membawa aurel masuk.

Raksa membawa aurel hingga kekamar. Ia meletakkan tubuh aurel hati hati lalu pamit pulang.

Tak terasa aurel sudah lama tertidur kedua mata aurel terbuka dan menatap jam yang menunjukkan pukul 20.00. Kemudian ia bangkit dan beranjak menuju kamar mandi dan membasuh tubuhnya yang sudah lengket. Tak lama aurel keluar dengan menggunakan kimono tidurnya yang hanya setengah paha.

Lalu ia menuju meja belajarnya dan menulis kata kata di buku diary nya.

Dear diary

Entah mengapa saat ini perasaanku campur aduk. Antara sedih, kecewa dan marah. Aku sedih padanya karena tak menanggap aku walau aku didekatnya. Aku merasa marah karena ia hanya mementingkan wanita lain dan aku kecewa karena ia hanya diam dan tak menatap ku sedikit pun.

Aurel mengusap air matanya yang sudah mengalir di pipinya. Kemudian dia melanjutkan kata katanya di buku itu.

Sebenarnya aku ini apa? Apa aku seorang kekasih? Atau hanya sebatas orang asing di hidupnya. Aku bingung namun aku sedih.

Apa aku harus merelakan ini semua. Apa aku harus menyerah pada hidup ini. Apa aku harus pergi dan membiarkan ia bahagia dengan pilihannya. Mungkin apakah aku harus menunggu lebih lama lagi dan mendengar penjelasannya.

Aku rasa aku hanyalah orang bodoh di hidupnya. Namun aku ingin menjadi irang yang terpenting dihidupnya. Tak apalah aku harus tetap menunggu hingga ia menjelaskan semua padaku entah sampai kapan.

Selesai menulis, aurel menutup buku diarynya dan menuju alam mimpinya.

...

ANDREL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang