"I'm sorry my best friend"
Arnetha Gracelia Braham
Tawa mereka tak berlangsung lama dan langsung berhenti ketika mendengar cibiran sinis. Yap! Yang mengucapkannya itu adalah Arnetha dan dibelakang terdapat reva, dira dan leora.
"Wah wah kayaknya ada yang bahagia nih. Kok si penikung gak ada, apa udah mati ya" sinis arnetha dan ditertawai tawa jahat oleh reva dan dira
"Iya kali neth, kayaknya sipenikung udah mati deh. Kacian deh haha" ujar reva menyeringai licik
Ucapan mereka berdua, membuat Mesyha dkk geram, apalagi mesyha yang ingin sekali menonjok wajah putih arnetha. Tak tahan, mesyha menghampiri arnetha dan menarik kerah seragamnya.
"Maksud lo ngomong apa kayak gitu?!" bentak mesyha emosi
"Lah emang kenapa. Orang bener kok sipenikung udah mati kan?!" Balas arnetha
"Eh anjj.. aurel itu sahabat kita" teriak mesyha didepan wajah arnetha dengan amarah yang memuncak
Arnetha menyeringai sinis, "sahabat?? Sahabat apa yang udah nikung sahabatnya sendiri. Jawab bang*at" balas arnetha dan membuat siswa siswi mengerumuni mereka
Andreo dkk ingin melerai, tapi dihalang oleh reva dkk. Adinda sama geramnya dengan mesyha. Tak lama ia juga menghampiri arnetha dan mesyha
"Lu salah paham netha!" lerai adinda
Kerah seragam arnetha sudah dilepaskan oleh mesyha. Arnetha menoleh kearah adinda, "salah paham dimana? Gua ngeliat dengan mata gua sendiri kok?!"
Raksa maju dan menarik pergelangan tangan arnetha dan membawanya ketaman belakang menjauhi kerumunan yang semakin banyak.
"Lu benar benar salah paham" ujar raksa tenang ketika mereka tiba ditaman belakang
"Salah paham dimana?!" Bentak arnetha
"Netha lu bisa tenang dulu gak" ujar raksa santai
Arnetha terdiam dan menghela nafas panjang lalu menatap raksa dengan tatapan serius.
"Ok. Gua bisa jelasin"
"Gak usah terlalu berbasa basi" ketus arnetha
Raksa menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu kembali menatap Arnetha dan menceritakan semua kesalahpahaman yang terjadi.
Arnetha menahan isaknya. Ia sangat menyesal. Ia rasa perlakuannya sangatlah kejam. Seharusnya ia mendengarkan penjelasan dulu dari Raksa, kekasihnya. Namun, ia malah membiarkan egonya menguasai dirinya.
"Maafkan aku kawan. Sekarang aku menyesal. Aku harap kalian memaafkan kesalahan ku" lirih arnetha dalam hati
Arnetha menunduk menyembunyikan wajahnya yang dibanjiri air mata. Raksa mengangkat dagu gadis itu dengan lembut, lalu mengusap lembut air matanya dengan ibu jarinya. Dan ia menarik tubuh arnetha kedalam dekapannya.
Arnetha menangis didada bidang raksa dan memeluk raksa dengan erat. Ia menumpahkan segala kesalahannya dalam tangisnya. Dan ia tidak ingin membohongi dirinya sendiri, bahwa ia tak merindukan pelukan dari laki laki ini. Ia sangat merindukan pelukannya, dinginnya, senyumannya dan tatapan hangat dari diri raksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREL (COMPLETED)
Teen FictionAndreo George Braham, Laki laki tampan yang melebihi rata rata dan mampu memikat hati para kaum Hawa, termasuk adik kelasnya ini. Andreo sama sekali belum pernah merasakan pacaran, dan ia juga belum begitu mengenal cinta. Aurelia Vanesha Linavaer, s...