35- Tidak Mungkin?!

1.8K 46 0
                                    

"Fakta ini sangat menyakitkan bagiku. Haruskah aku mengikhlaskannya yang pergi namun aku masih ragu bahwa ia masih ada disini"

Andreo George Braham




"Maafin mama sayang. Sebenarnya aurel sudah meninggal"

Ucapan Jessica membuat hati andreo terkoyak. Ia berharap ucapan mamanya hanyalah candaan. Ia menggelengkan kepalanya tak percaya dan membuat Jessica terhenyak dengan jawaban andreo yang sama sekali tak mempercayainya.

"Mama bohong kan" sentak andreo dengan nada tinggi

Jessica menggeleng dan menatap putranya pilu, "mama gak bohong sayang" ucapnya dengan isakkan kecil

Andreo menepis kasar tangan mamanya yang berada dibahunya, "gak mama pasti bohong ama reo"

"Kata mama, Aurel pergi ke London untuk pengobatan. Sekarang mama malah bilang kalo aurel udah meninggal. Yang benar mana mah"

"Maafin hiks mama sayang. Waktu hiks dirumah sakit mama hiks bilang kalo dia di London. Padahal hiks nyatanya dia hiks udah meninggal sayang hiks.. hiks.."

Jessica menangis, menumpahkan kesedihannya, ia tak kuasa menahan isakkannya. Nyatanya ia harus berbohong pada putra satu satunya. Lagipula, ini adalah ide aurel sendiri. Ia hanyalah peran pendukung jika peran utama pergi atau hilang.

"Maafin mama sayang. Mama harus bohong sama kamu" lirih Jessica dalam hati

Andreo masih tak percaya dengan pernyataan ini. Ia mengedarkan pandangannya keluar jendela. Lalu berjalan menuju balkon meninggalkan Jessica yang menatapnya nanar.

Ia terlalu sakit. Jika menurut orang lain dia adalah laki laki kuat, jawabannya salah. Sebenarnya ia adalah laki laki rapuh jika sudah berurusan dengan aurel, gadis yang membuatnya jatuh cinta sejatuh jatuhnya kedalam hati gadis itu.

Apa dia harus mengikhlaskan kepergian gadis itu yang belum benar benar terjadi? Apa dia harus tetap menunggu gadisnya sampai gadisnya kembali?. Entahlah ini sangat memusingkan andreo saat ini.

Sekarang yang andreo inginkan adalah ia berharap jika ini adalah mimpi dan ia harus terbangun. Namun nyatanya ini adalah kenyataan pahit yang harus ia terima.

Tunggu? Apa ini adalah karma untuk dirinya yang dulu menolak dan menyia-nyiakan gadis itu. Atau gara gara ia sudah berbuat kasar pada gadis itu?

Jessica keluar dari kamar putranya dengan perasaan sedih. Andreo tak bergeming dari tempatnya. Ia masih tak bisa menerima kenyataan pahit ini. Karena lelah, ia ketiduran di balkon kamar dengan penampilan yang benar benar kacau seperti hatinya.

---

Andreo berjalan gontai memasuki kelasnya. Ia sengaja berangkat pagi, daripada biasanya. Ia hanya ingin sendiri dan merenungi semua kenyataan yang pahit ini.

Ia menakup wajahnya dan menenggelamkan wajahnya di lengannya. Ia tertidur di dalam kelas yang benar benar hanya dirinya sajalah yang baru datang.

Tak lama, kelas semakin ramai dan mulai banyak yang datang. Raksa yang baru datang pun terheran heran melihat andreo yang tertidur diatas meja. Ia menghampiri laki laki itu dan menepuk pundak laki laki itu dan membuat andreo kaget dan medongkak menghadap raksa.

Ia menatap raksa dengan sendu. Raksa langsung duduk di samping andreo. Andreo membetulkan posisinya dan menatap raksa yang sedang menatapnya.

Raksa mengangkat satu alisnya, "lu kenapa?" Tanyanya terheran. Bagaiman tidak? Andreo yang dulunya menatap dia dingin, sekarang malah menatapnya sendu seperti menyimpan sebuah masalah.

Andreo menggeleng lemah, "gua boleh nanya?" Tanyanya lesu dan diangguki oleh raksa.

"Sebenarnya aurel itu udah meninggal apa belum?"

Raksa menegang. Ia menghadap arah lain agar tidak ketahuan gugup. Lalu kembali menatap andreo yang sedari tadi menatapnya tajam dan serius.

"Jawab pertanyaan gua sa" desis Andreo tajam.

Raksa terdiam. Tak menjawab pertanyaan andreo yang sangat susah dijawab. Menurutnya lebih baik menjawab soal Mtk daripada menjawab pertanyaan andreo tentang aurel.

Andreo masih menatap raksa tajam dan dingin sampai sampai membuat nando dan kevin yang baru datang terheran heran dengan mereka berdua.

"Kalian lagi ngomongin apa. Serius amat kayak emak emak" Kevin mendinginkan suasana yang sedari tadi panas.

"Iya bagi bagi gitu obrolannya" canda nando terkikik geli.

Andreo menatap nando dan kevin tajam. Nando dan kevin terdiam. Mungkin mereka salah ngomong. Nyatanya mereka tidak salah, justru mereka ingin mencairkan suasana yang sedari tadi memanas. Namun, karena andreo unmood untuk bercanda dengan mereka, jadi andreo menjadi sensi sendiri.

Raksa kembali tenang dan menatap andreo serius, "aurel udah meninggal re" lirihnya dengan pelan dan hati hati.

"Gak mungkin. Dia pasti pergi kelondon kak sa?!" Bentak andreo sambil bangkit dari duduknya dan menatap tajam ketiga sahabatnya.

"Kok lu gak percaya. Gua ngomong beneran " balas Raksa emosi yang menggebu.

Arnold dan andreas terkejut mendengar suara bentakkan hampir dibilang teriakkan dari raksa dan andreo lalu menatap mereka bingung. Andreo menatap arnold dan andreas baru saja datang dan menarik lengan mereka berdua menuju taman belakang.

"Gua mau tanya ama lu" tanya andreo saat mereka bertiga tiba ditaman belakang

Arnold dan andreas berusaha santai seperti tidak ada yang pernah terjadi belakangan ini. Padahal dalam hati, mereka sudah deg degan dengan pertanyaan andreo yang tak jauh jauh dari aurel.

"Sekarang gua tanya aurel masih hidup apa gak?!"

Tuh kan benar kata mereka. Pasti gak jauh jauh dari aurel.

"Jawab?!" Suara andreo membuyarkan lamunan arnold dan andreas

"Aurel udah meninggal re" Arnold menyentuh kedua bahu andreo berharap andreo mengerti keadaan.

"Gak mungkin, lu bohong kan nold. Dia itu adik lu masa lu bilang dia udah meninggal" teriak Andreo dengan kilatan marah yang tercetak jelas dimatanya.

"Nyatanya memang kayak gitu re. Kita harus ikhlas"

"Gak gua gak percaya"

Arnold dan andreas menghela nafas kasar. Mereka cukup tau jika andreo sangat rapuh saat ini. Apalagi sifat andreo yang keras kepala dan hatinya yang kacau, sangat susah meyakinkan andreo.

"Kita harus ikhlasin aurel dan dia nitip pesan sama lu kalo lu harus bisa bahagia dengan tanpa adanya dia" pesan Andreas

Andreo terdiam. "Apa aku harus bahagia tanpa adanya kamu disampingku rel" tanya andreo dalam hati.

Arnold memeluk andreo begitupun andreas untuk menenangkan andreo. Triple A saling berpelukkan dengan hati mereka yang sama sama kacau.

Tanpa mereka sadari, di belakang mereka sudah terdapat Raksa, Nando, Kevin, Lily, Adinda, Angel dan Mesyha yang menatap mereka sendu.

...

ANDREL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang