"Teman itu harus saling mendukung. Bukan saling menikung"
Arnetha Gracelia Braham
Hari ini aurel berangkat dengan Andreas, sepupunya. Saat tiba disekolah banyak pasang yang menatap mereka dan banyak cibiran cibiran sinis dan pedas. Aurel dan andreas tak menanggapi cibiran cibiran itu. Mereka terus melangkah dengan tatapan lurus kedepan tanpa menghiraukan cibiran cibiran orang.
Eh itu kan aurel
Dasar penikung
Masih jaman tikung menikung
Murahan
Ewh jijik bat gua liat muka polosnya
Polos polos kok penikung
Kayak jalang
Langkah andreas terhenti mendengar cibiran yang terakhir. Ia memutar badannya dan menghampiri siswi yang bersama temannya karena menyebut aurel tidak tidak. Ia menatap marah perempuan itu dan dibalas tatapan menantang dari siswi itu.
"LU TADI BILANG APA?!" bentak Andreas pada siswi itu
Aurel mengusap lengan andreas lembut. "Udah bang andreas. Jangan emosi"
Andreas menatap aurel dengan tatapan lembut tak seperti tadi. "Tapi dia udah nyebut kamu yang enggak enggak dek"
Aurel tersenyum simpul. "Gapapa bang. Aurel biasa kok"
Siswi tadi menatap mereka dengan tatapan sinis dan senyum meremehkan. "Hello drama apa ini di depan gua. Kalo mau drama jangan didepan gua jijik tau liatnya"
Andreas menatap siswi itu emosi lalu mencengkram tangan siswi itu kasar. Siswi itu meronta ingin dilepaskan. Namun andreas tak melepaskan cengkraman itu, malah ia melihat siswi itu sinis.
"KALO LU SEKALI LAGI NYEBUT AUREL YANG ENGGAK ENGGAK. GUA PASTIIN LU MENDERITA" Bentak Andreas lalu menarik tangan aurel pergi dari tempat itu.
Bukan andreas namanya jika tak menepati ucapannya. Ia tak akan main main dengan ucapannya walau ia sedang emosi. Dan ia sangat membenci orang lain yang menyebut sepupu kesayangan yang siapa lagi kalau bukan aurel dengan sebutan yang tidak tidak.
Andreas menatap murid murid dengan tatapan tajamnya saat mereka berada di koridor. Lalu Adinda, Lily dan Mesyha menghampiri mereka dengan nafas terengah engah.
Mesyha mengusap wajahnya frustasi. "Rel gawat" panik Mesyha
Aurel mengernyit bingung. "Kenapa?"
Adinda, Lily dan Mesyha saling pandang. Mereka menarik nafas panjang dan membuat andreas dan aurel bingung.
"Kenapa?" Aurel mengangkat satu alisnya
"Liat mading deh" mesyha menarik tangan aurel menuju mading
Aurel menatap mading. Tertera fotonya bersama raksa saat raksa memeluknya di dalam hujan dan fotonya bersama andreas saat andreas mencium keningnya. Ia membelakkan matanya dan membaca tulisan yang tertulis disana.
'Hae gaes. Ini dia sang penikung disekolah kita. Di Sma Braham sekolah tercinta kita. Hebat ya padahal laki laki yang ia peluk adalah kekasih dari sahabatnya sendiri lho.
Hati hati. Aurelia Vanesha Linavaer, sang penikung dalam hubungan sahabat. Bukan itu juga, ternyata ia juga dekat sana sini loh ama cowok lain padahal dia udah punya cowok. MURAHAN YA KAN GAES!. Tapi itulah dia. Intinya hati hati sama orang ini!
Ewh murahan amat ya
Iya padahal mukanya polos loh, eh ternyata murahan
Ih jijik deh liatnya
Iuh masih aja dia sekolah disini. Kalo gua jadi dia mah udah pindah gara gara malu
Iuhh
Jijik
Ewhh murahann banget
Kayak jalang
Andreas mencopot kertas itu lalu meremasnya kuat. Ia menatap orang orang dengan tatapan tajam dan dinginnya membuat orang orang tertunduk takut.
Pipi aurel sudah dibanjiri air mata. Ia merasa malu sebagai perempuan. Ingin sekali ia menghilang dari hadapan semua orang. Bahunya sudah melemah. Adinda, Lily dan Mesyha memeluknya erat dan mengusap punggung Aurel.
"SIAPA YANG NGELAKUIN INI" bentak Andreas
Tak ada yang berani menjawab. Semua orang tertunduk takut. Tak ada yang berani menatap. Arnold yang baru datang pun bingung melihat sepupunya yang sedang tersulut emosi. Ia menatap adiknya yang sedang menangis dipelukan sahabatnya. Ia mengambil alih dan memeluk aurel erat. Aurel memejamkan matanya hingga derap kaki membuat mata kembali terbuka.
"Kalo gua yang buat kenapa?" Ujar Arnetha dengan nada menantang dan dibelakangnya ada Reva dkk, kecuali Angel
Semua orang terkejut, termasuk Raksa yang entah kapan ia datang dan berdiri disamping Arnold. Arnetha mengangkat satu alisnya menantang.
"Heh lo. Sahabat macam apa yang menikung sahabatnya" Arnetha mendorong bahu Aurel dengan telunjuknya membuat Aurel sedikit terhuyung kebelakang.
"SAHABAT MACAM APA LO?!" teriak Arnetha didepan wajah Aurel.
Murid murid mengerumuni mereka. Mereka semua penasaran dengan kejadian yang sedang terjadi. Aurel tak melawan. Air matanya bertambah deras. Dadanya sesak. Ia tak kuat. Ingin sekali rasanya ingin mati sekarang juga.
"JAWAB JALANG" lagi lagi dan lagi aurel tak menjawab dan membuat arnetha geram
Plak
Arnetha menampar pipi mulus aurel dengan keras untuk pertama kalinya. Aurel memejamkan matanya menahan rasa perih pada pipinya.
Adinda, dan Lily terkejut melihat perlakuan arnetha pada aurel. Mesyha tersulut emosi. Lalu menarik kerah arnetha.
"MAKSUD LU APA NAMPAR SAHABAT LO SENDIRI HAH" bentak Mesyha
Arnetha tersenyum miring. "DIA BUKAN SAHABAT GUA. TAPI DIA ADALAH JALANG"
Bugh
Mesyha menonjok pipi Arnetha. Arnetha menyentuh pipinya yang tertonjok. Suasana semakin memanas. Raksa mendekat kearah arnetha dan menarik lengannya. Arnetha menghempas kasar tangan raksa yang menarik lengannya dengan kasar.
Raksa menatapnya sendu lalu menarik kasar tangan arnetha. Sedangkan aurel, ia masih memegang pipinya yang terasa memanas dan mengusap darah yang keluar dari hidungnya.
Arnold menoleh kearah adiknya. Ia memeluk erat aurel. Aurel menumpahkan tangisnya didada bidang abangnya. Andreas menatap marah punggung reva dkk, kecuali angel yang sudah menjauh.
Angel menatap Aurel dengan tatapan bersalah. Ia memang memutuskan untuk memutuskan persahabatnya pada reva. Ia lebih memilih bergabung pada Aurel dkk yang seangkatan dengannya.
Aurel merasa nyeri pada kepalanya. Ia memejamkan matanya. Tak kuat menahan perih, ia ambruk dan pingsan dipelukan sang kakaknya. Andreo yang menyaksikan kejadian itu dari jauh ketika melihat aurel pingsan terkejut.
Arnold membopong aurel dan membawanya kerumah sakit diikuti oleh Adinda, Lily, Mesyha, Angel dan Andreas.
...
Arnethanya kasar amat ya, author kasian deh sama aurel. Udah kayak musuh dalam selimut.
Maaf ya guys baru bisa update soalnya aurhor juga sibuk sama urusan sekolah:)).
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREL (COMPLETED)
Teen FictionAndreo George Braham, Laki laki tampan yang melebihi rata rata dan mampu memikat hati para kaum Hawa, termasuk adik kelasnya ini. Andreo sama sekali belum pernah merasakan pacaran, dan ia juga belum begitu mengenal cinta. Aurelia Vanesha Linavaer, s...