"Hanya dirinya lah yang membuat ku merasa nyaman disampingnya"
Andreo George Braham
"Rel lu beneran gak papa" Adinda menoleh kearah Aurel yang pucat pasi.Aurel hanya mengangguk lemah.
"Pengenan lu ke Uks aja ya" suruh Mesyha
Aurel menggeleng. Ia tak ingin di Uks. Ia tak ingin teman temannya mengkhawatirkannnya. Ia cukup membuat orang tua dan kakaknya khawatir dan sedih, namun ia tak mau sahabatnya mengkhawatirkan dirinya.
Melihat sahabat sahabatnya sedih, ia pun ikut sedih. Karena ia merasa tidak berguna untuk hidup di bumi.
"Gua gak papa kok" lirih Aurel berusaha tegar
"Gua kekelas yak" sambungnya dan melangkahkan kakinya menuju kelas.
"Itu Aurel kenapa?" Tanya Nando pada Arnetha dkk
"Emm.. aa-n-u ga-kk papa kok kak" jawab Adinda gelagapan
Andreo dkk hanya manggut manggut menanggapi jawaban mereka dan melanjutkan memakan makanan yang mereka pesan yang tertunda. Sesudah mereka selesai makan, Arnetha dkk pamit kekelas setelah membayar makanan yang mereka pesan.
~~~
Kring kring
Suatu kebanggaan pada anak anak murid Sma Braham. Bel sekolah sudah berbunyi dan kemerdekaan mereka tiba.Semua murid murid sma Braham sudah pulang kerumah masing masing.
Namun berbeda dengan Mesyha dan Aurel. Mesyha masing memperhatikan wajah Aurel yang pucat pasi. Aurel yang merasa diperhatikan, lantas menoleh kearah Mesyha. Aurel mengernyit bingung. Mengapa mesyha menatapnya intens. Apa ada yang salah dengan dirinya?.
"Ada apa syha" tanya Aurel pada mesyha
Mesyha menggeleng menanggapi pertanyaan dari aurel. Aurel segera melanjutkan memasukkan buku bukunya kedalam tas tanpa mempedulikan Mesyha yang masih menatap dirinya bingung.
"Gua pulang duluan ya syha" pamit Aurel pada mesyha
"Gua antar ya rel" tawar mesyha
Ara hanya menggeleng kepalanya. Ia tak mau merepotkan sahabat sahabatnya. Sebelum sampai pintu kelas, kepala aurel merasa ternyeri hebat. Aurel sesekali memijit pelipisnya.
Darah juga sudah bercucuran dari hindung aurel. Aurel mengusap darah itu dengan ibu jarinya. Mesyha semakin khawatir melihat keadaan aurel. Ia pun menghapiri aurel dan merangkul pundak gadis itu.
Kepala aurel semakin sakit. Dan pandangannya pun buram. Ia pingsan dan semuanya gelap. Mesyha merasa rangkulannya memberat lantas menoleh kearah aurel yang sudah ambruk.
Ia panik bukan main. Ia langsung mencari bantuan. Saat diambang pintu, ia melihat Raksa dan Arnetha yang baru saja melintas menuju parkiran.
Ia pun berteriak minta tolong kepada mereka. "KAK RAKSA, ARNETHA CEPETAN TOLONGIN AUREL. DIA PINGSAN KAK!!" Teriak Mesyha panik
Arnetha dan raksa menoleh kearah mesyha yang memanggil mereka. Mereka terkejut mendengar aurel yang pingsan. Raksa langsung berlari meninggalkan Arnetha yang menatapnya sendu.
"Ternyata kakak benar benar belum moveon dari aurel" batin arnetha sendu
Sesampai kelas aurel, raksa terkejut melihat aurel yang tergeletak dilantai dengan darah yang bercucuran dari hidungnya.
Tak berbasa basi, raksa langsung membopong aurel dan membawanya menuju rumah sakit dekat sekolahnya. Mesyha dan arnetha yang panik langsung menyusul raksa dengan mobil mesyha.
---
Raksa langsung menepikan mobilnya saat diparkiran rumah sakit dan diikuti oleh mobil mesyha. Raksa langsung membawa aurel kedalam rumah sakit.
Aurel yang sudah ditangani dokter diruangan ICU. Arnetha yang masih menangis dipelukan raksa. Dan mesyha, ia hanya menatap ruangan aurel dengan tatapan kosong.
Cklek.
Dokter perempuan yang bernama dr. Siska yang biasanya menagani aurel. Dokter tersebut keluar dengan wajah lesunya. Raksa langsung melepaskan pelukaannya dan menghampiri dokter itu.
"Gimana keadaan aurel dok" tanya raksa tak sabar
"Pasien semakin drop. Karena waktu itu saya menganjurkan untuk kemoterapi, namun pasien tidak mau karena tak ingin mengkawatirkan sahabat dan orang tuanya" jelas dr siska lesu
Raksa terkejut mendengar tuturan dr siska. Kemoterapi? Apa yang terjadi sebenarnya?. Semuanya terngiang ngiang dipikiran raksa.
Arnetha yang mengetahui raksa bingung pun berbicara.
"Aurel punya penyakit.."
"Penyakit apa?" Potong raksa cepat
Arnetha menghela nafasnya kasar lalu mulai menceritakan semua kejadian yang dialami aurel. Raksa membelakkan matanya tak percaya. Ia sangat terkejut mendengar penjelasan arnetha.
Selesai bercerita, arnetha menunduk sedih. Ia sangat sedih melihat sahabatnya yang terbaring diranjang dengan bantuan alat untuk bertahan hidup.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREL (COMPLETED)
Teen FictionAndreo George Braham, Laki laki tampan yang melebihi rata rata dan mampu memikat hati para kaum Hawa, termasuk adik kelasnya ini. Andreo sama sekali belum pernah merasakan pacaran, dan ia juga belum begitu mengenal cinta. Aurelia Vanesha Linavaer, s...