Ku persembahkan kepada kalian sebuah kisah tentang orang kecil yang mendambakan seorang pangeran,
Yang hatinya dibuat luluh lantak karena tak dapat memiliki,
Dibinasakan oleh kasta yang menghalangi,
Serta rasa sesak karena tak dapat menjumpai walaupun dalam jentikan jari.
Ku persembahkan kalian kisah orang kecil yang amat mencintai seorang pangeran,
Yang gagah serta rupawan,
Namun sayang,
Ternyata Ia sudah meminang seorang putri dari negeri seberang.
***
Malam yang lalu, rasa itu kembali lagi. Rasa ingin memiliki yang rasanya masih tak mungkin untuk diraih. Tiap malam, ia berbisik di balik lembutnya selimut tipis bergambar dedaunan itu—bertanya kepada sang rembulan yang memancarkan sinar redupnya tanpa mengharapkan jawaban berarti. Terkadang, ia berpikir. Apakah semesta memang sekejam ini padanya? Apakah semesta memang sebenci ini pada segala sesuatu tentangnya? Sehingga apapun yang ia lakukan tak berbuah baik.
Malam yang lalu juga, ia diam-diam menyusup ke dalam kamar Winwin karena membutuhkan bahu untuk bersandar. Ia tahu bercerita kepada Juna tidak akan berpengaruh apa-apa. Kakak laki-lakinya itu paling hanya bisa menyuruhnya untuk tenang dan membuatkannya teh hangat. Ia butuh Winwin sebagai pelipur laranya, dan yang paling penting, pria itu tak masalah dijadikan tempat untuk bersandar.
Zea merindukan Jaehyun. Gadis itu merindukan segalanya. Ia tidak tahu apakah ia merindukan orangnya, atau kenangannya. Tetapi yang pasti, air matanya meleleh saat sekelebat bayangan pria itu muncul dalam pikirannya. Ia tak pernah bertanya kepada rembulan tentang kapan semesta akan mempertemukan mereka kembali. Lantas, apa yang ia ucapkan?
"Apakah ia baik-baik saja?"
Gadis itu selalu tersenyum tipis seusai menanyakan hal tersebut. Hanya dengan mencurahkan isi hatinya setiap malam pada rembulan, ia bisa tidur dengan nyenyak.
Namun kali ini, ada sesuatu yang terasa janggal di hatinya, dan ia telah mencapai satu titik di mana rasanya sudah terlalu jenuh. Ia perlu menangis sekencang-kencangnya. Kalau bisa, sampai nafasnya tersengal.
"I'd still love you even in parallel universe."
Katakan dirinya terlalu diperbudak oleh cinta. Ia tidak peduli. Seumur-umur dirinya menghirup oksigen di bumi, baru dengan Jaehyun ia bisa merasakan apa itu cinta. Kehangatan yang disalurkan oleh pelukan, sorot mata sayang, kupu-kupu yang berterbangan, serta ukiran senyum pada wajahnya yang Jaehyun selalu pastikan akan terus ada selama ia masih bersamanya.
"Ko... Aku gak bisa tidur..." ucap Zea sesampainya di kamar Winwin. Ternyata lelaki itu sedang selonjoran di kasur membaca literatur Jepang.
Zea merebahkan badannya di kasur Winwin. Yang punya kasur hanya menatapnya dalam diam.
"Ko... Ternyata emang bener ya. Aku itu sebuah kesalahan," curhatnya lagi tanpa memedulikan pria itu yang masih tak bergeming.
Winwin menutup buku tersebut dan meletakkannya di atas nakas. Telapak tangannya ia letakkan pada dahi Zea, "Panas. Tidur."
"Udah dibilangin juga, gak bisa tidur."
"Gak usah mikir yang aneh-aneh, bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Melody✔️
Fanfiction[bahasa | jung jaehyun x oc] "I'm a broken partition, an unfinished script and you are the pieces I've been searching for." My Melody, 2018 ©️ val-baby #1 in nct (02/03/2019) #1 in nct127 (05/06/2019) #1 in nct2018 (27/06/2019) #1 in jungjaehyun (27...