24. burning

20K 3.1K 707
                                    

Hari ini Zea datang ke Lumiere lebih cepat dari biasanya. Bukannya kerajinan, tapi jadwal weekly meeting pagi ini memang sangat awal dibandingkan minggu-minggu sebelumnya karena sudah memasuki akhir bulan.

Dirinya pontang-panting mengerjakan laporan yang masih belum sempurna. Laporan tersebut harus dikirim kepada salah satu departemen paling lambat sebelum jam makan siang.

Meskipun pada akhirnya laporan-laporan dari setiap departemen akan sampai di tangan Jaehyun, tetap saja yang namanya profesionalitas harus dijunjung tinggi. Apalagi Zea berprinsip bahwa mereka berdua harus bisa bedakan urusan kantor dan urusan pribadi.

Seseorang menepuk bahunya dari belakang, "Morning, Sugar."

Siapa lagi kalau bukan Jung Jaehyun? Zea masih malu kalau mengingat kejadian menginap dua hari yang lalu. Ia juga tidak biasa dengan Jaehyun yang memanggilnya dengan sebutan 'Sugar'.

"Selamat pagi, Mr. Jung. Ada yang bisa saya bantu?" balas Zea sopan dengan sebuah senyuman.

Rasanya ingin menimpuk pria itu dengan berkas-berkas di mejanya. Memang ini masih pagi dan tidak ada orang lain di lantai ini kecuali mereka berdua. Tapi bukannya tidak mungkin 'kan kalau ada karyawan lain yang bisa saja datang lalu mendengar Jaehyun berkata seperti itu?

Jaehyun menyilangkan kedua tangannya, "Balas dulu sapaanku yang tadi."

"Aku sudah—"

"Morning, Sugar."

"... Good morning, Mr.—"

"Daddy."

Bulu kuduk gadis itu meremang, "Ihh apa-apaan?!" Sementara Jaehyun hanya tertawa geli. Ia memegangi perutnya.

"Sorry, sorry. I was just joking,"

"Not funny," balas Zea melengos pelan. Sudahlah ia mumet karena laporan, ditambah Jaehyun yang menjadikannya bahan guyonan pagi-pagi membuat mood nya semakin anjlok.

Jaehyun menarik pergelangan tangannya, "Hey, jangan marah."

"Aku tidak marah?"

Pria itu lalu mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya, sebuah gantungan kunci karakter My Melody, "This, for you. Aku beli di stasiun tadi. Lucu 'kan?"

"..."

"Penjual gantungan kunci ini sudah tua, kasihan. Aku kemarin lihat karakter ini di gambar layar kuncimu. Jadi aku pikir, kau suka?"

Zea teringat waktu itu saat ia menginap, notifikasi dari teman kerjanya saat di toko roti dulu masuk ke ponselnya ketika ia sedang berada di kamar mandi. Begitu balik, air muka Jaehyun langsung berubah dan bertanya kepadanya tentang temannya yang bernama 'Alden' itu.

Bisa dibilang pria itu cemburu, karena ia langsung menyuruh Zea untuk tidak membalasnya, dan mungkin ia melihat layar kunci ponselnya sekilas saat notifikasi tersebut masuk.

"Terima kasih," ucap Zea, mengambil gantungan kuci tersebut.

"... Lalu?"

Kening Jaehyun mengkerut, "Apanya?"

"Itu, tumben ke stasiun?"

  Pria itu mengerucutkan bibirnya lalu bersandar pada tembok di samping meja Zea, "Bosan naik mobil. Ingin jadi orang biasa untuk sehari saja."

  Zea menggeleng pelan. Orang kaya? Bebas.

"Sore ini, pulang bareng aku, ya?" tanya Jaehyun—mencondongkan badannya pada gadis itu.

My Melody✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang