10. i like her

24.4K 3.9K 200
                                    

"Di mana rumahmu?" tanya Jaehyun sambil memasang sabuk pengamannya.

"Tidak jauh. Hanya 4 blok dari sini," jawab Zea yang sudah duduk rapi di sampingnya.

Jaehyun menatapnya sekilas, "Serius?"

"Ya."

Sebenarnya alamat yang ia tadi katakan bukanlah alamat yang sebenarnya. Ia sudah bilang pada Chilla akan menginap di apartemennya malam ini karena darurat.

Dengan senang hati Chilla menyambutnya. Sudah berkali-kali sohibnya itu menawarkan agar mereka tinggal bersama sampai ia mendapat pekerjaan yang tetap. Namun Zea kerap menolak dengan alasan bahwa ia akan baik-baik saja dan bisa tinggal sendiri.

"Apa nama komplek perumahanmu?"

"A-ah, turunkan aku di pinggir jalan saja,"

  Pria itu menggelengkan kepalanya, "Tidak baik membiarkan—"

"Tak apa, rumahku jauh masuk ke gang," sela Zea mendusta.

  Ia berbohong bukan tanpa alasan. Ia tidak ingin menjadi buah bibir para penghuni apartemen. Mereka semua tahu bahwa Zea adalah sebatang kara. Sudah cukup dirinya dicibir sebagai benalu oleh teman-teman kampusnya. Apa jadinya nanti bila ia kedapatan turun dari mobil mewah, diantar seorang lelaki pula?

Akhirnya mobil Jaehyun menepi di depan sebuah salon, tidak jauh dari apartemen Chilla.

Zea tersenyum tipis, "Terima kasih, Jaehyun,"

Jaehyun mengangguk pelan, "Hati-hati."

  Yang tidak Zea ketahui, Jaehyun menunggu hingga dirinya benar-benar lenyap dari pandangan.

  Pria itu tidak sadar, bahwa senyum kecil telah tersungging di bibirnya.

***

"Jake kangen sama Ms. Jea," ucap bocah itu yang langsung menghambur ke pelukan Zea sesaat setelah dirinya masuk ke penthouse.

  Zea menoleh ke arah Jaehyun, meminta izin untuk menggendong putranya itu, "Ms. Jea juga kangen sama Jakeee."

"Hali ini... Belajal apa?" tanya Jake sambil memainkan beberapa helai rambut Zea yang jatuh.

"Mau belajar yang kayak kemarin atau—"

"Telselah Ms. Jea."

  Netra Jaehyun belum lepas dari pemandangan di depannya. Ia melangkah menuju mereka berdua, "Jake, turun atau Daddy gendong? Kasihan Ms. Zea."

  Jake menggeleng berkali-kali, "Gak mau. Maunya sama Ms. Jea," bantahnya lalu menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Zea.

Zea terkekeh, "Tak apa, Jaehyun. Aku tak keberatan."

  Mereka berdua lalu beranjak menuju piano, memulai kelasnya. Jaehyun duduk di ruang tengah sambil mengamati putranya dengan perempuan itu, sesekali menyeruput kopi hitamnya.

  Ia lalu berjalan pelan mendekati keduanya, badannya disenderkan pada tembok, tangannya ia masukkan ke dalam saku trainernya.

  Zea yang sedang memainkan Nutcracker tidak sadar bahwa Jaehyun telah berdiri di sampingnya. Sementara Jake masih tersenyum lebar sembari bertepuk tangan melihat jari-jari Zea menari dengan indah

"Douce*,Tchaikovsky."

Jemari Zea berhenti menari, "You know?"

"I took piano classes, i passed my music examinations," jawab Jaehyun sambil memiringkan badannya, menghadap Jake dan Zea.

"That's.. nice?" puji Zea sedikit ragu.

Jaehyun tertawa kecil, "I got distinctions for all my exams. Are you underestimating me?"

Zea salah tingkah, mengusap tengkuknya pelan, "A-ah bukan begitu—"

"Kenapa kau berbohong padaku soal alamatmu?" potong Jaehyun mengalihkan topik tiba-tiba.

Zea membeku. Tak mungkin 'kan ia ceritakan semuanya pada Jaehyun sekarang?

"...Lupakan saja—"

"Bagaimana jika ada yang berniat menjahatimu?" pria itu menatap Zea tajam. Namun di balik itu terdapat sorot rasa khawatir yang tersirat di matanya.

Merasa suasana semakin tegang, Jake melerai, "Daddy jangan malahin Ms. Jea,"

"Daddy gak marahin Ms. Jea, Jake."

"Tapi Ms. Jea takut sama Daddy."

"..."

"Aku punya alasan sendiri kenapa aku membohongimu, dan aku rasa, aku tak harus menceritakan semuanya padamu dalam waktu satu malam saja, 'kan?" jelas Zea.

"Bukan di situ letak poinku—"

"DADDY STOP!!" Jake berteriak frustasi.

Keduanya langsung bungkam, menatap Jake yang murka. Gerah, Zea beralibi untuk segera pulang.

"Kurasa sudah 1 jam hari ini aku menemani putramu. Kelasku sudah berakhir, see you next week, Jake," ucap Zea sambil membereskan barang-barang bawaannya lalu mengacak rambut Jake pelan.

Tersisa Jaehyun dan putranya itu di piano, melihat Zea yang melangkah pergi dengan seksama.

"Semuanya salah Daddy. Sekalang Ms. Jea pelgi ninggalin Jake juga."

"Jake, maksud Daddy bukan—"

"Daddy... I like her..."

  Jake lalu beranjak pergi dari kursi piano, meninggalkan Jaehyun yang masih terpaku di tempatnya.

***
A/N :

Performance Directions in Music
*Douce (Italian) : Sweet

'The Nutcracker' is a piece made by Russian composer, Pyotr Tchaikovsky. He is also known for his popular masterpiece, 'Dance of the Sugar Plum Fairy'.

My Melody✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang