Sudah satu jam Dewa ada di club milik Dalton pamannya. Ditemani ke empat sahabatnya dan iringan musik yang berdentum dari ruang utama kafe itu. Dewa memperlihatkan foto seorang cewek.
"Eh bro, itu siapa? Cantik juga." tanya Alex.
"Emang kenapa?"
"Boleh juga, gue stalk ah,"
"Anjingg!!" umpat Dewa.
Sahabatnya yang mendengar umpatan Dewa termasuk Alex kaget. Kenapa dengan Dewa?
"Lo kenapa sih?" tanya Davin.
"Itu calon bini gue."
"Lo bohong, mana mungkin lo mau di jodohin, pasti itu cewek buat ntar malam lo kan?" sambar Joy.
"Gue tonjok mampus lo nanti. Dari penampilannya aja udah keliatan kalau dia orang baik bukan girl night. Gue di jodohin sama nyokap bokap gue."
"Gue gak percaya." remeh Joy.
"Ini gue ada bukti liat aja."
Dewa mengambil ponselnya dari saku celana dan mulai mengetik.
Tingg
Ghia mengecek ponselnya dan membalas pesannya Dewa.
Dewa
Halo sayang...Ghia
Ada apaan?Dewa
Lagi dimana?
Ghia
Rumah Nikaela.Dewa
Mau di jemput gak?
Ghia
Gak usah.Dewa
Ya udah,
I LOVE YOU calon istriku😘💘
Ghia di buat senyum-senyum sendiri."Lo kenapa Ghi? Kok senyum-senyum sendiri. Aaa gue tau nihh pasti Dewa kan?" kata Nikaela sambil menyenggol bahu Ghia.
"Usil banget lo." Ghia menjawab dengan senyuman.
"Lo jatuh cinta sama Dewa nihh. Aaaa..." ledek Nikaela.
Ghia bergumam kesal. "Apaan sih lo. Udah mending kita pergi aja ke mana gitu."
"Emm... kita ke resto sepupuku aja gimana? Katanya sih menu makanannya enak-enak." jawab Nikaela.
Mereka bergegas dan menuju sebuah resto. Dia duduk di bagian pojok sebelah kanan, tepat di sudut ruangan. Nikaela pun mengejar Ghia.
"Ghi jangan ngambeg napa, gue becanda."
Ghia tak menghiraukan Nikaela. Ghia memanggil salah satu pelayan di sana.
"Mau pesan apa kak?"
"Emm... steaknya satu, sama minumnya lemon tea satu."
"Mau tambah apa lagi?" tanya pelayan tersebut.
"Itu mbak, chicken teriyakinya satu sama minumnya samain aja mbak, udah."
"Di tunggu ya kak." jawab pelayan itu dengan senyuman.
"Maaf, lo ngambeg ya."
Ghia masih dengan wajah sebalnya.
"Ehh ngomong-ngomong nih lo udah kiss-kiss sama Dewa?"
"Emm..."
"Ini kak pesanannya, silahkan di disantap. Semoga suka, terimakasih." kata pelayan tadi sambil mengantarkan pesanan Ghia dan Nikaela.
"Gimana? Udah pernah?"
"Udah pas di toilet sekolah." jawab Ghia blak-blakkan.
"Lo jangan nyocot ke siapa-siapa. Awas lo!" ancam Ghia.
"Gimana sih rasanya ciuman gitu? Enak gak? Terus rencana mau punya anak berapa?"
"Goblok banget lo, gue belum kepikiran sampai situ."
"Sorry abisnya gue kepoo sama lo."
"Tapi kalau boleh sih 3 anak aja." celetuk Ghia.
"Terus kapan hari H-nya?"
"Lima hari lagi."
"Gue gak sabar liat sahabat gue ini jadi pengantin di pelaminan dan berlabelkan sebagai istrinya Dewa." kata Nikaela sambil memeluk sahabatnya itu.
Mereka pun menikmati makanannya setelah selesai dengan makanan itu, mereka bergegas pulang. Sesampainya di luar resto mereka di sambut ramah oleh hujan yang cukup deras.
"Ghi gimana nih... gue gak bawa payung." decak Nikaela. Ghia pun juga bingung harus menghubungi siapa.
Tinn! Tinn! Tinn!
Suara klakson mobil dari arah belakang. Ternyata itu mobil Dewa.
"Cepetan naik nanti basah." teriak Dewa dari dalam mobil dengan membuka setengah kaca jendela mobilnya.
"Ii...iya,"
Ghia pun mengajak Nikaela masuk ke dalam mobil Dewa.
Di dalam mobil hanya ada suara musik dan Ghia yang asyik mengobrol dengan Nikaela. Sementara Dewa dianggurin.
"Rumah temen lo dimana?" tanya Dewa memotong pembicaraan Ghia dan Nikaela.
"Deket kok dari sini, nanti tinggal lurus ambil kiri terus ambil kanan. Sampai dehh," jelas Ghia.
Dewa mempercepat laju mobilnya. Setelah beberapa saat perjalanan menuju rumah Nikaela, akhirnya sampai juga.
"Thanks kalian, eh Dewa hati-hati Ghia mainnya ganas." seru Nikaela sebelum turun dari mobil Dewa.
"Awas aja lo." Batin Ghia.
Dewa pun melanjutkan perjalanan.
"Anter gue pulang,"
"Gue mau ngajak lo main."
"Main apaan? Udah mau malam, putar balik gak."
"Gak."
"Hiih."
Setelah perdebatan kecil itu, Dewa memutuskan untuk memutar balik mobilnya. Entah setan apa yang merasuki tubuhnya, dia mau menuruti kemauan sang calon istrinya. Dewa membawa laju mobilnya, menyusuri jalanan yang basah terkena guyuran hujan, menuju rumah Ghia.
Sesampainya di depan rumah Ghia, Dewa memegang dan menarik pergelangan tangan Ghia dan membuat tubuh Ghia tertarik. Kini mereka berjarak cukup dekat. Napas mereka terdengar satu sama lain.
Dan mencium benda kenyal itu. Benda itu terasa manis. Dewa memperdalam ciumannya, Ghia yang terbawa suasana membalas ciuman Dewa. Mereka berciuman dengan lembut di bawah hujan yang cukup deras. Dirasa cukup, Ghia melepas ciumannya dan sebelum Ghia meninggalkan mobil Dewa mengecup lembut puncak kepala Ghia.
"Sampai besok calon istri." pamit Dewa sebelum mobilnya melaju mulus meninggalkan rumah Ghia.
###
Hai hai hai
Aloo apa kabar gaess
Gimana sama part ini?
Manis, romantis?
Banyakin VoMentnya gaess
Lanjut gak ini?
Komen di bawah yakkk👇
🌹💕To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWA & GHIA [END]
Teen Fiction[ TERSEDIA VERS. E BOOK ] Ghia berada di kehidupannya yang tidak beruntung. Hidup Ghia berubah setelah dijodohin sama Dewa, cowok bad boy, play boy dan memiliki nilai plus yakni sebutan Mr. Mesum. "Kenapa sih gue mau dijodohin sama orang yang gak j...