Ghia menghentikan Dewa dan dia beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk mandi. Sementara Dewa memilih untuk ke luar kamar.
Selesai mandi Ghia langsung mencari suaminya. Terlihat pintu balkon terbuka. Ghia menebak bahwa suaminya berada di balkon dan benar ternyata Dewa berada di balkon dengan sepuntung rokok yang menyala di antara sela-sela ke dua jari tangan kanannya. Sesekali cowok itu menghisap dan menghembuskannya perlahan.
"Kamu kok ngerokok? Kan udah aku bilang jangan ngerokok lagi." ucap Ghia merebut paksa rokok di tangan Dewa dan mematikannya.
"Kenapa nemuin aku?"
"Kamu napa sih kok bengong? Mikirin apaan?" ucap Ghia memeluk Dewa dari samping.
"Gak. Gak papa." jawab Dewa dengan senyum manisnya.
• • •
Cahaya mentari masuk melalui celah-celah dinding kamar Dewa dan Ghia. Membuat Ghia terbangun.
"Huuaahh..." Ghia menguap dan meregangkan otot-otot tubuhnya.
Sesaat dia tersadar bahwa Dewa sudah tidak ada di tempatnya. Ghia mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Dewa. Namun gak ada jawaban dari Dewa. Ghia beranjak dari tempat tidur dan menyusuri setiap ruangan di apartemen itu. Mulai dari balkon hingga dapur, tetapi nihil. Dewa tak berada di apartemen.
Feeling Ghia mengatakan bahwa dia berada di club berkumpul dengan temannya. Ghia percaya bahwa feeling perempuan tak pernah salah.
Ghia mandi dan siap-siap sebelum ke club. Setelah selesai siap-siap Ghia bergegas menuju club dengan menyetir mobil sendiri. Sesampainya disana didapati Dewa oleh Ghia tengah meminum segelas bir yang telah di tuangkan barthander dengan ditemani keempat sahabatnya.
Terlihat tiga sahabat Dewa yaitu Alex, Joy dan Davin telah mabuk berat karena mereka telah meminum lima sampai tujuh gelas bir dengan sekali tegukan. Sementara Max dan Dewa mereka belum merasa mabuk karena Max masih meminum tiga gelas bir dan Dewa masih meminum segelas bir karena belum lama dia disana.
Ghia menghampiri Dewa dan langsung mengajaknya pulang. Sebelum itu Ghia merogoh kantong Dewa dan mencari kunci mobilnya.
"Max bawa mobil Dewa. Dia sama gue." ucap Ghia memberikan kunci mobil yang dipakai Dewa.
"Ayo pulang." ajak Ghia pada Dewa.
Dewa menuruti kemauan istrinya.
"Aku telpon bukannya diangkat" tanya Ghia jutek saat mereka berjalan menuju parkiran.
"Masak sih? Kok gak kedengeran?" tanya Dewa tak percaya.
Dewa langsung mengecek ponselnya dan tertera
Anak paus💋🐋 5 panggilan tak terjawab
Dan dia juga mengecek audio profile. Ternyata dalam mode diam.
"Maaf aku gak tahu." kata Dewa menutup kembali ponselnya dan memasukkan ke dalam saku.
Ghia tak merespon perkataan Dewa. Mereka masuk ke dalam mobil. Ghia masih dalam mode ngambegnya.
"Sayang, mau pergi kemana?" tanya Dewa di tengah perjalanan.
Ghia tetap diam tak menjawab. Dia memilih untuk mendengarkan lagu dan bersenandung kecil.
Dewa menghentikan mobilnya sesaat dan berusaha ngomong ke Ghia.
"Apa yang harus aku lakukan untuk dapat maaf darimu?" tanya Dewa.
Ghia tetap saja diam. Tapi kali ini dia diam bukan bearti gak berfikir. Dewa melanjutkan perjalanan dan berhenti untuk ke dua kalinya di depan toko bunga. Cowok itu membeli setangkai mawar segar. Dan kembali ke dalam mobil dengan memberikan mawar itu pada Ghia.
"Kita makan ke resto deket sini. Nah nantinya kamu gendong aku menuju meja." ucap Ghia dengan tangannya menerima bunga mawar dari sang suami.
"Ok aku jabanin." kata Dewa mantap.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju resto. Sesampainya Dewa langsung menggendong Ghia mesra dengan setangkai mawar di tangan kanan cewek itu.
Semua pandangan tertuju pada mereka berdua.
"Ehh.. mesra amat," ucap salah satu pengunjung resto.
"Yang aku juga mau digituin." rengek seorang pengunjung cewek pada pria di depannya.
Sampai di depan meja, Dewa munurunkan Ghia.
"Gak mau menarikin kursi terus mempersilahkan duduk gitu?"
"Manja amat sih,"
"Silahkan tuan putri," sambung Dewa menarik kursi dan mempersilahkan Ghia untuk duduk.
"Terima kasih pangeran kodokku." ucap Ghia berterima kasih.
Dewa menjawab dengan senyum masamnya.
Pelayan resto menhampiri dan menanyakan pesanan Dewa dan Ghia dengan daftar menu di tangannya. Pelayan teesebut memberikan daftar menu itu pada mereka berdua.
"Mau pesan apa kak?" tanya pelayan tersebut.
"Ini mbak, gurame bakar 1 sama lemon tea 2." ucap Ghia.
"Ditunggu ya kak pesanannya." ucap pelayan tersebut.
Setelah beberapa saat menantikan pesanannya akhirnya pelayan tadi kembali dengan makanan di tangannya.
"Ini kak pesanannya, silahkan menikmati makanannya." ucap pelayan tersebut dengan senyum ramahnya dan meninggalkannya.
"Sayang suapin," ucap Dewa.
"Anak umur 2 tahun aja bisa makan sendiri masa kamu enggak?"
"Ya bukannya gitu."
"Iya-iya." jawab Ghia dan menyuapi sesendok Dewa mesra.
Mereka melanjutkan makan dengan cara suap-suapan. Setelah beberapa suap terlihat sudut bibir Ghia kotor reflek Dewa mengambil tisu dan membersihkannya secara perlahan.
Ghia hanya bisa melihatnya dengan rona merah di kedua pipinya.
Setelah cukup lama di resto mereka memutuskan untuk pergi kepantai menikmati indahnya pemandangan matahari terbenam hingga pukul 18.40. Mereka melanjutkan untuk jalan-jalan sesaat.
Di rasa cukup untuk hari ini mereka putuskan untuk pulang. Terlihat Ghia tengah melirik benda putih yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam menunjukkan pukul 21.27. Bunyi jangkrik mulai menghinggapi malam. Dalam perjalanan pulang mereka tak saling mengobrol hanya ada suara music menemani perjalanan keduanya.
20 menit perjalanan pulang, sampailah mereka di depan sebuah apartemen. Mereka bergegas menuju apartemen mereka yang berada pada lantai dua. Mereka langsung menelusup dan menjatuhkan tubuh mereka di atas ranjang yang empuk.
Sebelum tidur Dewa mencium lembut bibir Ghia. Dan Ghia membalas ciuman itu.
Mereka tertidur lelap dan mulai bermain dengan mimpi masing-masing.
###
Hai hai hai
Gue update
Sorry typo, bahasa berantakan and gaje, soalnya gak dapet ide
Banyaki VoMent-nya
Author ngemis VoMent-nya
Sekalilagi sorry gajee, binggung
Happy maljum:vSee you🌹
💋🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWA & GHIA [END]
Jugendliteratur[ TERSEDIA VERS. E BOOK ] Ghia berada di kehidupannya yang tidak beruntung. Hidup Ghia berubah setelah dijodohin sama Dewa, cowok bad boy, play boy dan memiliki nilai plus yakni sebutan Mr. Mesum. "Kenapa sih gue mau dijodohin sama orang yang gak j...