Ambulan yang membawa jenazah Savinka telah sampai di rumah duka. Rumah Savinka sudah dipenuhi oleh sanak saudara ataupun tetangga yang tinggal di dekat rumahnya. Terdapat bendera kuning di depan rumah Savinka.
Rencana jenazah Savinka akan di kebumikan pada pukul 11.00 WIB.
Mama Savinka pingsan karena tak kuasa menahan kesedihannya karena ditinggalkan oleh putri semata wayang mereka untuk selama-lamanya.
Sontak semua orang mendekat untuk mengangkat tubuh Lusi menuju kamar. Tubuh Lusi diturunkan perlahan diatas ranjang dengan bantal yang menyangga kepalanya. Supaya sirkulasi pernapasannya tidak terganggu. Edo papa Savinka mengusapkan minyak kayu putih. Lusi bangun sesaat setelah Edo mengusapkan minyak tersebut pada bagian bawah hidungnya.
"Savinka..." teriak Lusi histeris.
Sepertinya Lusi belum bisa sepenuhnya meng-ikhlaskan kepergian Savinka.
"Ma udah, ikhlaskan kepergian Savinka." ucap Edo yang berusaha menenangkan istrinya.
Ghia, Shinta, Nikaela, dan Elena menuju kamar Lusi.
"Permisi," ucap Ghia sambil mengetuk pintu.
"Masuk," jawab Edo mempersilahkan masuk.
Lusi masih sibuk dengan tangisnya. "Pa Savinka pa,"
"Tante, kalau tante nangis terus Savinka jadi sedih disana kalau melihat tante gini." ucap Ghia.
"Usap air mata tante, ikhlaskan kepergian Savinka." sambungnya.
Lusi menjawab dengan anggukan pelan. Segera Lusi mengusap air matanya dan menghentikan tangisannya.
^^^
Jam menunjukkan pukul 11.00 WIB, waktu dimana jenazah Savinka akan di kebumikan sebelum itu Lusi mencium putrinya untuk yang terakhir kalinya.
Kini jenazah Savinka telah di kebumikan dan tertancap nisan diatas makamnya yang bertuliskan 'Savinka Annalusina'. Semua orang menaburkan bunga di atas makam Savinka.
"Tante mohon maafkan kesalahan Savinka yang disengaja maupun yang tidak disengaja," ucap Lusi dengan mata berkaca-kaca.
"Kita udah maafin Savinka kok tante, ya gak gaes?" ucap Nikaela.
Semua menjawabnya dengan anggukan pelan.
Satu persatu semua orang mulai meninggalkan makam Savinka. Termasuk sahabat Savinka. Dan kini hanya tersisa Lusi dan Edo yang masih stay disana.
Lusi duduk bersimpuh dengan tangan mengusap pelan nisan putrinya.
"Semoga kamu tenang disana nak. Papa sama mama selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Semoga kamu mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya." ucap Lusi dan mengakhiri dengan sebuah kecupan di nisan putrinya.
Kedua orang tua Savinka mulai melangkah meninggalkan makam Savinka.
###
Hai hai hai
Segini dulu oke
Sorry typo + pendek and ngebosenin
Banyakin vote★ comment- See you gaess⛄ -
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWA & GHIA [END]
Teen Fiction[ TERSEDIA VERS. E BOOK ] Ghia berada di kehidupannya yang tidak beruntung. Hidup Ghia berubah setelah dijodohin sama Dewa, cowok bad boy, play boy dan memiliki nilai plus yakni sebutan Mr. Mesum. "Kenapa sih gue mau dijodohin sama orang yang gak j...