🔵 DG| 33

13.2K 194 8
                                    

09. 20 A.M Jakarta, Indonesia.

Tingg...

Ponsel Ghia berbunyi, segera dia meraih ponselnya yang tak jauh darinya dan menghidupkan ponselnya. Menampilkan nama Nikaela di layar ponsel Ghia dalam grup 'gaje squad' yang beranggotakan semua sahabat Ghia.

Nikaela
P
Gaes buat acara keluar gitu, gue bosen, hari ini gak ada kelas lagi

Elena
Sama, gue juga lagi gak ada kelas nih, dosennya gak dateng

Ghia
Gue sih happy dirumah sama si dedek, kalau kalian mau buat acara keluar ya gak papa, tapi gue gak bisa ikut

Nikaela
Boleh tu buat acara kayak piknik piknik gitu

Elena
Setuju, biar gue bisa buat SW kemana gitu, terus nih galeri gue sepi gak ada foto. Kurang piknik nih gue,

Ghia
Atur aja jadwalnya, hati-hati, jaga diri,

Elena
Siapp ibu boss

Nikaela
Asiapp mak

Ghia hanya nge-read tanpa membalasnya, menutup ponselnya dan kembali fokus sama acara tv sekarang ini.

Beberapa menit berlalu, ponsel Ghia berbunyi lagi. Segera dia meraih ponselnya dan mengeceknya.

Shinta
Gue ketinggalan apaan nih? Sorry baru bisa gabung kelas gue dibatalin sama si dosennya nih, gaje tu dosen

Ghia
Simak dari atas sayang,

(Shinta langsung membacanya dari atas hingga kelas).

Shinta
Ooo mau piknik gitu ya...
Gue ikut. Kita mau berlibur kemana nih?


Elena
Gue sih ngikut aja

Ghia
Gimana kalau Bali?

Nikaela
Gak ah,

Shinta
Jadinya kemana?

Ghia
Tau tuh Nikaela

Nikaela
Boleh deh Bali, ini barusan gue kabar kabaran sama bokap gue, kalau ke Bali ada tiket kapal gratis nih, peluncuran pertama..

Elena
Jiwa misquen gue terpanggil

Shinta
Ok kita jadinya ke Bali ya, acaranya kapan?

Ghia
Nahh tuhh

Elena
Besok aja, lebih cepat lebih baik:)

Shinta
Itu tiket udah ada apa belum? @Nikaela

Nikaela
Besok juga bisa, nihh tiketnya baru aja sampe, bokap gue ternyata pulang ngasih tu tiket, sayang deh sama Papa😘

Elena
Ok kita berangkat besok yeyy

Ghia
Bukannya kalian ada kelas ya besok? Kan gak free

Shinta
Ijin lah, tapi kita pake ponsel orang tua masing-masing. Kita kayak membajak hp ortu

Nikaela
Ok

Elena
Siap

Ghia
Eitss nakall...

Nikaela
Sekali-kali bu boss

***

Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh semuanya kecuali Ghia, dia tidak ikut dalam liburan kali ini, dia memilih untuk diam dirumah bersama buah hatinya yang masih di dalam kandungan.

Semua sahabat Ghia sudah siap dengan barang bawaan mereka masing-masing. Mereka berkumpul di rumah Nikaela dan berangkat menuju dermaga bersama-sama.

Dalam perjalanan menuju dermaga mereka semua tampak riang dan ceria.

Beberapa menit berlalu, kini mereka sudah sampai di dermaga.

Segera mereka turun, menuju kapal yang dimaksud.

***

Ghia di rumah tampak gelisah. Entah karena hal apa.

Dewa menghampiri Ghia yang lagi menonton tv. "Baby kamu kenapa, kok gelisah?"

"Aku kepikiran 'anak-anak'," jawab Ghia dengan raut muka yang cemas.

Dewa memeluk tubuh istrinya mencoba menenangkannya. "Itu perasaanmu aja," ucap Dewa menenangkan.

Setelah Ghia merasa tenang, Dewa melabuhkan ciumannya di bibir Ghia. Mereka terlibat ciuman yang begitu panas. Saat ciuman tengah berlangsung tiba-tiba ada sekilas berita.

Kapal feri yang menuju Bali tenggelam. Diduga karena kapal mengalami kelebihan muatan.

Sekian sekilas berita hari ini.

Mendengar berita itu Ghia mendorong tubuh Dewa kasar dan meraih ponselnya, menelepon Nikaela berharap kapal itu bukan kapal yang di tumpangi sahabatnya.

Tak ada jawaban dari Nikaela. Tak berapa lama ada panggilan yang masuk, nomor tidak dikenal. Ghia mengangkatnya

"Hallo ini Ghia ya?" tanya seorang bapak-bapak.

"Iya, ini dengan siapa ya?" tanya Ghia.

"Saya Papa dari Nikaela."

"Om, apa benar itu di berita kapal yang ditumpangi Nikaela?"

"Iya, itu kapal yang ditumpangi Nikaela." jawab Papa Nikaela dengan nada suara yang menahan tangisnya.

Petir seakan menyambar tubuh Ghia hingga membuatnya terpaku di bumi tempatnya berpijak. Berada di titik terbawah dari kurva ketidakberdayaan, di situlah Ghia sekarang.

Seluruh badannya seakan terguyur air kesedihan yang begitu runcing dan menusuk pori-pori jiwanya.

Ghia mematung penuh dengan rasa khawatir. Ketakutannya berubah menjadi nyata. Tiga sahabatnya telah tiada dalam waktu yang bersamaan.

"Ini mimpi," ucap Ghia dengan air mata yang entah kapan mulai keluar.

"Sabar," ucap Dewa dengan tangannya berada di sisi bahu Ghia, mengusapnya pelan.

###
Hayy
Bosen ya? Tauu
Banyakin vote coment
Author kehabisan ide buat ngelanjutin nih cerita.

DEWA & GHIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang