Suara jangkrik mulai menghinggapi malam. Dewa dan Ghia memutuskan untuk pulang.
^^^
Ghia keluar kamar menemui Dewa yang tengah bersandar di sofa dengan pandangan tertuju pada televisi. Ghia berdiri menghalangi pandangan Dewa.
"Dewa, keluar yuk," ajak Ghia.
Dewa meletakkan kedua tangannya pada pinggang Ghia dan menggesernya sedikit dari hadapannya.
"Kemana?" tanya Dewa.
"Nonton?"
"Ya udah siap-siap gih..." suruh Dewa.
Ghia bergegas menuju kamar dan mengganti pakaiannya. Setelah itu Ghia keluar kamar dengan baju bewarna biru dengan bawahan yang senada. Tampak lekuk tubuh Ghia secara jelas.
Dewa terdiam sejenak ketika melihat penampilan istrinya.
"Gimana? Cocok gak?" tanya Ghia memutar sekali tubuhnya.
"Emm... i like,"
Dewa mematikan televisinya. Mereka berjalan keluar. Dan tak lupa Dewa menyambar kunci mobilnya yang berada di atas meja.
Sampai di parkiran Dewa membukakan pintu mobil untuk Ghia dan dia masuk kedalam, menyalakan mesin mobilnya dan mulai metancap gas menuju salah satu mall yang cukup terkenal disana.
Lima menit melaju, mobil itu berhenti di pinggir jalan. Dewa keluar mobil menuju toko bunga yang berada di seberang jalan. Tak lama kemudia Dewa kembali dengan setangkai mawar segar di tangannya.
"Buat kamu," ucap Dewa sambil menyodorkan bunga yang dibawanya.
Mereka melanjutkan perjalan. Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh kini mobil itu berhenti tepat di depan sebuah mall.
Mereka memarkirkan mobilnya. Setelah itu mereka mulai melangkah menuju bioskop untuk menonton film. Kali ini mereka sepakat untuk menonton film horror.
Tampak raut wajah mereka tegang saat menyaksikan pada bagian pembantaian masal. Di tengah-tengah ketegangan itu mendadak Ghia merasa badannya tidak enak.
"Dewa aku gak enak badan, pulang yuk.." ucap Ghia menahan mual.
"Ya udah ayo."
Dewa membantu Ghia berdiri untuk menjaga keseimbangan badannya.
Mereka meninggalkan tempat di saat pertengah film yang sedang berlangsung.
Keluar dari bioskop Ghia langsung berlari menuju toilet meninggalkan Dewa seorang diri.
Tak lama Ghia kembali dengan muka pucat. Dewa menghawatirkan keadaan istrinya itu.
"Baby kita ke rumah sakit sekarang." ucap Dewa.
Saat hampir sampai di pintu keluar kaki Ghia tak dapat menopang berat badannya lagi. Ghia terkulai lemas. Segera Dewa menggendong Ghia.
Dewa mempercepat langkahnya menuju parkiran.
Dewa mendudukkan istrinya di kursi depan dan Dewa mulai menjalankan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.
Mobil mereka sampai didepan rumah sakit yang bertuliskan Liolin Hospital. Segera Dewa mengajak Ghia ke ruang periksa.
Lima menit menunggu dokter yang menangani Ghia keluar.
###
Hai hai hai
Update nih
Sengaja pendek
Sorry typo
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWA & GHIA [END]
Teen Fiction[ TERSEDIA VERS. E BOOK ] Ghia berada di kehidupannya yang tidak beruntung. Hidup Ghia berubah setelah dijodohin sama Dewa, cowok bad boy, play boy dan memiliki nilai plus yakni sebutan Mr. Mesum. "Kenapa sih gue mau dijodohin sama orang yang gak j...