"Kita ke club paman Dalton." ucap Alex.
"Let's go..." teriak Davin bersemangat.
"Lo gimana Vin?" tanya Ghia.
"Sorry gue gak ikut, ini juga kan acara temennya Dewa." jawab Savinka.
"Ya udah lo hati-hati, kalau ada apa-apa kabarin gue secepatnya," ucap Ghia sebelum ditarik Dewa dan meninggalkan caffe MILLAN.
Savinka hanya mengangguk pelan.
Semua masuk pada mobil masing-masing, menyalakan mesin mobilnya dan metancap gas menuju club.
Beberapa menit perjalanan mobil mereka berhenti tepat di depan club yang dituju.
Mereka melangkahkan kaki menuju meja bartender.
"Minum tuan?" tawar bartender tersebut.
"Beri kami bir yang terbaik." jawab Alex.
Terlihat di sudut ruangan paman Dalton tengah mengamati mereka dari kejauhan.
"Minum paman," ucap Max mengangkat gelas yang sudah terisi dengan bir.
Paman Dalton hanya menjawab dengan senyuman kecil.
"Ghia kamu jangan minum, kasihan anak kita." bisik Dewa pada Ghia.
"Tau," jawabnya singkat.
"Oy.. bos ayo pesta," ucap Davin.
"Buat Dewa, Ghia dan anaknya," ucap Alex mengangkat gelasnya mengajak semua sahabatnya bersulang.
Tingg...
Gelas mereka saling beradu dan menimbulkan suara yang tidak begitu nyaring.
Dewa mulai menengguk segelas bir yang sudah tersaji.
"Tuang lagi," ucap Dewa.
Segera bartender itu menuangkan bir tersebut pada gelas Dewa dan yang lainnya.
Mereka sudah mulai mabuk berat termasuk Dewa.
"Sayang kamu cantik banget," racau Dewa sambil menyentuh dagu Ghia.
"Kamu udah mabuk berat ya?" tanya Ghia.
"Baru minum tiga kok, ini belum apa-apa," jawab Dewa asal dan membuatnya terlihat seperti orang bodoh.
"Pulang aja yuk, kamu udah mabuk berat nih.." ajak Ghia.
"Ayolah, baru sebentar men," sambar Joy dalam keadaan mabuk.
"Iya, baru juga sebentar main minggat aja," timpa Max.
"Tuan ratu sedikit lagi," pinta Max bertingkah seperti orang bodoh.
Mereka pun saling saut menyaut. Hingga membuat Ghia bosan dengan pembicaraan topik yang gak jelas.
Ghia menarik paksa pergelangan Dewa. Dewa pun mengikuti kemauan istrinya.
"Aku masih mau minum baby," ucap Dewa.
"Udah pulang sekarang." jawab Ghia.
"Paman kita pulang dulu," pamit Ghia pada paman Dalton.
Paman Dalton mengangguk pelan.
Segera Ghia membantu Dewa untuk berjalan.
"Gak usah kamu bantu, aku bisa jalan sendiri." tolak Dewa.
Dewa mulai melangkahkan kakinya. Tampak Dewa berjalan terhuyung-huyung.
"Lihatkan baby aku itu gak papa," ucap Dewa.
Ghia tertawa kecil melihat tingkah sang suami.
"Udah pulang," ucap Ghia.
Ghia berjalan kearah Dewa dan mulai membantunya untuk jalan menuju parkiran mobil.
"Kunci mobil." pinta Ghia.
Dewa merogoh saku celananya dan memberikan uang bukan kunci mobil pada Ghia.
"Bukan, lainnya.."
Dewa mencoba merogoh saku celananya lagi dan memberikan kunci mobilnya.
"Nahh..."
Mereka masuk ke mobil dengan Ghia yang menyetir mobilnya. Mobil melaju menuju apartemen mereka.
Sesampainya di apartemen Ghia membantu Dewa lagi untuk berjalan menuju kamar mereka.
Ghia langsung menjatuhkan tubuh Dewa di atas ranjang dan mencium bibir suaminya lalu mengusap kening Dewa yang tertutup rambut dan merapikannya.
Mereka tertidur pulas.
###
Hai hai hai
Gue update nihh
Banyakin vote★ comment
Sorry typo bertebaran
Btw puasanya sebentar lagi selesai nihh tinggal ngitung hari
Semangat💪 buat yang menjalankannyaDapet salam dari Dewa kangen sama readers My Sweet Husband💋
See you next part🍀🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWA & GHIA [END]
Ficção Adolescente[ TERSEDIA VERS. E BOOK ] Ghia berada di kehidupannya yang tidak beruntung. Hidup Ghia berubah setelah dijodohin sama Dewa, cowok bad boy, play boy dan memiliki nilai plus yakni sebutan Mr. Mesum. "Kenapa sih gue mau dijodohin sama orang yang gak j...