Semua sahabat Ghia dan Dewa sudah berada di depan pintu kamar nomor 21. Sementara keluarga Dewa dan Ghia sudah ada di dalam.
"Ma, pa. Maafin Dewa, Dewa gak becus jaga Ghia. Dewa suami yang buruk bagi Ghia." ucap Dewa menundukkan kepalanya.
"Ini juga udah suratan takdir Ghia. Jadi gak sepenuhnya salah kamu Dewa." jawab Hendra.
"Dewa, mama sama papa mau pulang. Jaga Ghia." ucap Andi pamit.
"Ya sudah kita juga mau pulang." timpa Hendra.
"Makasih ma, pa." ucap Dewa dan menyalaminya satu per satu.
Pintu terbuka menampilkan semua sahabat Ghia dan Dewa.
"Hallo tante," sapa Nikaela.
"Eh Nikaela. Tante titip Ghia ya sama kalian semua." ucap Vidia.
"Siap tan," jawab Shinta.
Orang tua Dewa dan Ghia pulang ke rumah masing-masing. Sahabat Dewa dan Ghia memasuki ruangan.
"Sabar ya Dewa," ucap Nikaela.
"Gimana sama Ghia?" tanya Max.
"Belum siuman pasca operasi tadi." jawab Dewa.
Mereka terlibat obrolan selama dua jam penuh canda dan tawa.
Jam menunjukkan pukul 13.00. Semuanya memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
"Bro kita cabut dulu," ucap Alex menepuk pelan pundak Dewa.
"Kita juga mau pulang." ucap Elena.
"Dewa, sorry ya. Gara-gara gue Ghia jadi masuk rumah sakit." ucap Savinka penuh penyesalan.
"Gak. Gak papa," ucap Dewa.
"Thanks, kalian udah mau dateng." sambungnya.
Semua keluar dari kamar bernomor 21. Kini di dalam hanya ada Dewa dan Ghia. Dengan keadaan Ghia yang belum siuman.
Di dalam yang tadinya rame mendadak sepi dan sunyi setelah semuanya memutuskan untuk pulang.
Dewa memegang tangan Ghia dan menciumnya mesra.
"Baby, bangun. Buka matamu. Aku janji akan menjagamu selalu. Aku akan ada di sisimu setiap saat. Jadi, cepatlah sadar." ucap Dewa dan mencium kening Ghia mesra dan tertidur di tepi kasur dengan posisi badan duduk di kursi dan kepala menelungkup ke atas kasur.
• • •
Dewa melihat benda hitam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Jam menunjukkan pukul 20.00.
Dewa memutuskan untuk keluar sebentar mencari makanan dan meninggalkan Ghia sendirian.
Satu menit berselang Linda datang ke rumah sakit Victoria denga mobil hitamnya.
Dia melangkah menuju salah satu suster yang lewat. Linda bermaksud untuk menanyakan letak kamar bernomor 21.
"Permisi sus, kamar nomor 21 sebelah mana ya?" tanya Linda.
"Mbaknya lurus aja, nanti belok kiri terus belok kanan. Tapi maaf jam besuk udah habis. Mbaknya bisa bisa ke sini besok." jelas suster tersebut.
"Bukan, saya bukan mau besuk. Saya keluarga dari pasien. Makasih sus," ucap Linda dan melangkahkan kaki menuju kamar 21 seperti penjelasan yang di berikan suster tadi.
Beberapa saat mencari kamar bernomor 21, akhirnya dia menemukannya.
Kini Linda tepat berdiri di depan pintu dengan pandangan tertuju pada seorang cewek yang tengah terbaring tak sadarkan diri di dalam. Tentu saja cewek itu adalah Ghia.
"Ghia, Ghia. Dasar bodoh. Teman munafik masih aja di pertahanin." gumam Linda.
Dengan fake smile Linda membuka pintu dan melangkah ke dalam. Di depan tubuh Ghia yang tengah terpejam tak sadarkan diri Linda tersenyum licik.
Dia memiliki rencana yang sangat licik di dalam benaknya. Dia ingin mencelakai Ghia.
###
Hai hai hai
Gue update
Sorry typo + pendek + bosen
Vote comentnya jangan lupaSee you gaes💋👙
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWA & GHIA [END]
Novela Juvenil[ TERSEDIA VERS. E BOOK ] Ghia berada di kehidupannya yang tidak beruntung. Hidup Ghia berubah setelah dijodohin sama Dewa, cowok bad boy, play boy dan memiliki nilai plus yakni sebutan Mr. Mesum. "Kenapa sih gue mau dijodohin sama orang yang gak j...