Selesai mandi Dewa turun dan metancap gas mobilnya menuju suatu tempat yang menjadi janjian dengan Ghia. Sebelumnya Dewa telah mengajak janjian Ghia untuk ke suatu tempat.Lima menit berkendara akhirnya Dewa sudah sampai tempat yang di tuju. Mereka janjian di rumah kosong yang berjarak tak jauh dari rumah Ghia.
"Lo kenapa ngajak janjian gue disini?" tanya Ghia.
"Dengerin penjelasan gue dulu." ucap Dewa dengan tangannya memegang tangan Ghia dengan lembut dan mesra.
"Yang lo liat sama denger tempo hari itu gak seperti yang lo duga. Gue juga gak tahu Linda bisa ngomong kayak gitu." sambung Dewa dengan mata berkaca-kaca.
Ghia menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. "Iya gue juga udah tahu dari Max."
Flashback ON
"Hallo? Ini siapa ya?" ucap Ghia dalam telepon.
"Gue Max. Eh kita bisa gak ketemuan sebentar. Gue gak maksud ngenganggu kesendirian lo. Tapi lo harus tahu ini."
"Tahu apaan?"
"Udah lo datang ke club sekarang. Gue tunggu,"
Tutt tutt tutt
Sambungan telepon terputus dan Ghia pun langsung melesat menuju club menemui Max.
Sesampainya di sana Ghia langsung menyamperin Max yang tengah duduk seorang diri dengan ponsel di tangan kanannya.
"Lo mau ngasih tahu apaan?"
"Ini dengerin," ucap Max memutarkan rekaman suara yang ada di ponselnya.
Dari rekaman itu terdengar Linda yang sedang tertawa kejam. "Rasain lo, ini belum seberapa. Tunggu pembalsanku berikutnya."
"Cewek brengse. Awas aja lo." batin Ghia sambil mengepalkan tangannya dengan kuat.
"Lo denger sendiri kan? Itu bukan salah Dewa." ucap Max.
"Iya. Seharusnya gue dengerin penjelasan Dewa dulu. Gue menyesal telah menampar Dewa." ucap Ghia sambil menundukkan kepalanya.
Flashback OFF
Dewa melepaskan tangan Ghia dan melayangkan pukulan pada dinding di belakang Ghia. Dewa memukul berkali-kali dinding itu untuk melampiaskan kemarahannya. Setelah itu Dewa meraih badan Ghia dan memeluknya erat dengan mesra.
"Seharusnya gue cerita sama lo tentang Linda." ucap Dewa lirih dengan air mata yang mulai menetes.
"It's oke. No problem." balas Ghia pelan.
Ghia melepaskan pelukannya.
"Udah gue juga ngerti." ucap Ghia mengusap air mata Dewa dan langsung mencium bibir Dewa.
"Ayo pulang." ajak Ghia.
Dewa menerima ajakan Ghia. Mereka masuk ke dalam mobil dan melaju menuju rumah mereka. Dalam perjalanan tangan kiri Dewa dengan tangan kanan Ghia saling berpegangan erat.
###
Hai hai hai
Gue up nihh
Banyakin vote comment
Sedikit? Maaf soalnya gue gak ada ide
Sorry typo bertebaranEitt dah perasaan cepet amat baikannya-_
Btw basweyy selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan
💋See you next chapter💕
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWA & GHIA [END]
Teen Fiction[ TERSEDIA VERS. E BOOK ] Ghia berada di kehidupannya yang tidak beruntung. Hidup Ghia berubah setelah dijodohin sama Dewa, cowok bad boy, play boy dan memiliki nilai plus yakni sebutan Mr. Mesum. "Kenapa sih gue mau dijodohin sama orang yang gak j...