"Ucapanku betentangan dengan perasaanku..
Aku yang sedang kesulitan, membuat semuanya sulit juga bagimu..
Aku berjanji pada diriku sendiri, tapi tidak ada bedanya..
Aku selalu mengecewakanmu dan aku menyesalinya.."|EXO-Universe|
-------------------------------------------Satu hal yang aku rasakan saat ini adalah kecewa. Bukan kecewa kepada Sooyoung atas perlakuan atau kebohongannya padaku, namun aku kecewa pada diriku sendiri yang memperlakukannya begitu buruk. Kata-kata SoRa noona terus terngiang ditelingaku..
"Itu adalah anakmu! Sooyoung menyembunyikan kehamilannya sejak berada di Seoul. Dan, aku sudah memastikannya juga kepada manager lama Sooyoung. Aku juga akan tutup mulut tentang hal ini. Tapi, tolong jaga Sooyoung dengan baik.."
Jika, Sooyoung tidak kehilangan kandungannya. Apakah anakku sekarang sudah bisa merangkak? Atau berjalan, mungkin? Ha! Jika aku menjadi seorang ayah, aku adalah ayah yang buruk..
Sooyoung pingsan setelah meledakkan emosinya, aku tidak heran. Sora noona sudah mengatakan padaku bahwa hal itu biasa terjadi semenjak menjalani terapi mental, mungkin terapi yang ia jalani tidak maksimal hingga berdampak demikian. Sora juga sudah mengantisipasi hal ini dengan memberikan nomor ponselnya padaku. Aku segera menghubunginya untuk mendapat sedikit pertolongan..
Aku juga baru mengetahui bahwa Sora diam-diam juga memasukkan sidik jarinya pada password pintu apartemen Sooyoung tanpa sepengetahuan Sooyoung. Ia melakukan hal itu karena khawatir tentang keadaan Sooyoung yang tidak stabil-- aku harus mengakui bahwa itu ide yang tidak buruk sama sekali..
Sora membuka pintu, ia langsung menghampiriku dan Sooyoung yang tidak sadarkan diri. Ia lalu memasukkan sebuah pil ke mulut Sooyoung dan menggerak-gerakkan kepala Sooyoung agar pil itu dapat terpaksa masuk ke pencernaannya..
"Tenang saja, biarkan dia istirahat untuk sementara.." ucap Sora, seakan dia tahu kegelisahan yang aku rasakan..
"Apa dia akan baik-baik saja?" Tanyaku memastikan..
"Tentu saja, dia bukan gadis lemah. Tolong pindahkan tubuhnya ke tempat yang lebih nyaman.."
Tanpa basa-basi lagi, aku menggendongnya menuju ranjang hangatnya. Dan merebahkan tubuhnya, ia benar-benar tidak terganggu dengan apa yang sedang aku lakukan..
"Kau juga harus beristirahat, Sungjae-ssi.." ucap Sora yang berdiri diambang pintu kamar Sooyoung..
"Terimakasih telah mengkhawatirkan aku dan menjaga Sooyoung."
"Kau tidak perlu berterimakasih, itu adalah tugasku. Sekarang kau tahu alasannya, bukan? Kenapa aku tidak memberitahukan padanya tentang bubarnya Red Velva." Mendengar apa yang dikatakan Sora benar-benar membuatku berdigik, aku membayangkan betapa kecewanya Sooyoung jika mengetahui hal itu. Tapi, disisi lain kami tidak mungkin akan menyembunyikan hal ini selamanya dari Sooyoung..
"Sora noona, bisakah kau memberi tahu kepadaku selain obat dan konsultasi, adakah hal lain yang dibutuhkan Sooyoung untuk mengobati penyakitnya?"
"Tentu saja.."
Seperti mendapat keajaiban, aku bertanya dengan antusias,"Katakan apa itu? Aku akan mencarinya atau melakukan apapun untuk dapat menyembuhkan Sooyoung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You? || YSJxPSY || Vol. 2 [END]
Fanfiction"Setelah hampir dua tahun, kita terasa menjadi asing satu sama lain. Sekarang kau seperti selalu mencoba menghindariku. Apa sekarang kau membenciku? Apa kesempatan yang dulunya kau berikan sekarang sudah tidak berlaku? Apa kau sedang mencoba mengasi...