22. PSY - All of My Life

770 93 34
                                    

"Saat aku melihat diriku sendiri, aku berubah banyak setelah bertemu denganmu. Aku mulai bermimpi dan aku ingin membuat mimpimu jadi kenyataan."

| Park Won - All of My Life |
---------------------------------------------------

Yook Sungjae ternyata tidak bercanda bahwa ia ingin melakukannya dalam keadaan tubuhnya yang tidak terlalu sehat. Dia cukup serius— ia menunjukkan keseriusannya dengan sudah berada diatasku sekarang. Ia mengatur nafas, begitupun aku..

Aku tidak tahu bagaimana harus menceritakannya. Seakan dia menghipnotis aku dan aku baru tersadar saat kami sudah sama-sama seperti ini. Telanjang..

"Apa terasa sakit?" Itulah kata yang pertama ia ucapkan setelah mengeluarkan seluruh dirinya dalam diriku—

Aku menggeleng samar– titik-titik keringat diwajahnya membuat tanganku secara spontan mengambil tindakan. Aku mengusap wajahnya— ia tersenyum dan mengecup bibirku dengan gemas..

"Sebaiknya lain kali kita melakukannya lagi ketika aku sudah sembuh." ucapnya..

"Sebaiknya sekarang oppa beristirahat sejenak sebelum membersihkan diri." tanggapku..

"Bercinta tanpa ciuman benar-benar ide yang buruk, bukan?" Ia menatapku sambil tersenyum. Namun, senyumannya kali ini bukan senyuman yang manis dan penuh cinta. Ini semacam senyuman yang mengisyaratkan sesuatu—

Aku memiringkan kepalaku, "Apa desahanku senyaring itu?" Lelaki itu menjawab dengan anggukan sebelum akhirnya tumbang disampingku..

Aku memutar tubuhku membelakangi Sungjae. Aku sedikit merasa malu. Apa suara-suara yang keluar dari mulutku terdengar sangat menjijikan? Tapi, bagaimana lagi? Aku tidak punya sesuatu untuk menutup mulutku. Disini aku baru menyadari bahwa selain menggoda, merayu dan bernyanyi. Bibir Sungjae memiliki kegunaan lain, yaitu untuk mengunci desahan yang akan keluar dari mulutku..

Belum sempat aku meredam rasa maluku, aku merasakan tubuh Sungjae mendekat padaku. Tangannya melingkar diperutku. Ia menempelkan bibirnya diceruk leherku— aku bisa merasakan suhu tubuhnya yang sudah mulai normal atau lebih tepatnya tidak sepanas tadi pagi..

"Terimakasih sudah mengurusku dengan baik." Ia mengatakannya dengan lembut. Ia seakan bersungguh-sungguh berterimakasih tentang apa yang sudah aku lakukan untuknya hari ini..

"Bukankah kalau kita tua. Kita akan saling mengurus satu— sama –lain? Tidak usah terlalu berterimakasih." jawabku..

"Aku akan memberi nama anak pertama kita Sami, jika dia perempuan." pembahasan tiba-tiba ini membuatku agak sedikit bersedih, mungkin?

Kenyataan bahwa Sungjae sangat mengingikan segera kedatangan buah hati dan kenyataan bahwa aku sama sekali belum menunjukkan tanda kehamilan adalah masalah tersendiri dalam pikiranku. Apa aku harus merasa bersalah?

Sejujurnya, saat aku mengalami depresi— aku tanpa sadar banyak mengkonsumi obat itu! Obat yang membuat seseorang tidak bisa hamil setelah melakukan hal tidak senonoh tanpa disengaja. Maka dari itu Manager ku segera mengambil obat itu dari kamarku ketika ia tahu bahwa aku diam-diam sering mengkonsumsinya tanpa sebab. Bahkan aku tidak melakukan apapun sebelum mengkonsumsi obat itu. Aku tidak pernah tahu bahwa obat itu akan berdampak pada kesuburanku saat ini..

Will You? || YSJxPSY || Vol. 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang