🎶 I know I can treat you better, than he can..🎶
Lagu itu terus mengalun dari ponselku saat aku berada dalam mobil yang mengantarku ke suatu tempat. Entah mengapa that song suit me as well-- aku benci kenyataan bahwa aku harus menjaga dan mencintai dia yang sebenarnya bukan kekasihku dan memiliki kekasihnya sendiri. Tapi, aku tidak bisa menghentikan perasaan ini. Entah kenapa aku ingin melakukan segala hl untuknya dan mau mengorbankan seluruh yang aku punya. Benar apa yang dikatakan orang-orang bahwa cinta dapat membodohi kita, dan itu sekarang sedang terjadi padaku..Sekali lagi, aku memasuki apartemen itu-- aku sudah berkali-kali kemari, sendirian tentu saja. Karena hubungan seperti ini lebih baik disembunyikan. Aku berjalan memasuki ruangan, tidak ada tanda keberadaanya disini-- seketika aku berjalan menuju ruangan kecil yang berada disisi apartemen ini. Aku yakin dia berada disana. Aku membuka pintu ruangan kecil itu dan benar sosok wanita yang aku cari sedang begulat dengan monitor yang dipenuhi tangga nada didepannya..
"Kau harus banyak istirahat, Sooyoung- ssi." Ucapku sambil menghampiri sosok wanita itu.
Wanita itu menoleh, namun masih dengan tatapan tidak peduli- ia kembali menghadap monitor..
"Kenapa? Kau tidak menyukai kedatanganku?"
"Sejak kapan aku menyukai kedatanganmu?" Benar, dia memang selalu tidak menyukai ku atau kedatanganku. Aku hanya tersenyum kecut..
"Bagaimana keadaan bayi yang kau kandung?" Hal itulah yang membuatku datang kemari. Aku selalu ingin memastikan bayi itu dalam keadaan baik, begitupun dengan ibunya..
Sooyoung sedang mengalami keadaan yang sangat berat. Ia harus diasingkan keluar negeri dan kekasihnya menjadi tahanan negara, anggap saja seperti itu! Dia dibuang tanpa alat komunikasi dan dengan membawa bayi dalam rahimnya-- dan kekasihnya tidak tahu hal itu. Dan, posisiku disini adalah sebagai penolong dalam komunikasi mereka. Namun, disisi lain-- seharusnya Sungjae tahu bahwa lelaki tidak mudah melepaskan suatu yang mereka inginkan. Dan, disinilah aku mendapat posisi baru-- sebagai penyambung komunikasi mereka dan sebagai lelaki yang akan merebut Sooyoung dan anaknya dalam genggaman Sungjae. Aku tahu ini jahat-- tapi, seseorang tidak bisa menjadi seorang kriminal hanya karena mengambil kembali apa yang dulu pernah mereka miliki..
"Kau tahu sandi apartemenku, kau tahu dimana tempat aku biasa menyimpan dokumenku. Kenapa kau masih berpura-pura menanyaiku?" Jawab wanita dengan perut yang sudah sedikit buncit itu..
Aku tersenyum, lalu berjalan menuju salah satu rak distudio kecilnya ini. Aku membuka rak dan mengambil beberapa dokumen. Aku mengamati setiap dokumen satu-- per -satu..
"Apa diusia empat bulan nanti seluruh tubuhnya akan terbentuk sempurna? Aku tidak sabar menantikannya." Aku bergumam sambil memandangi foto USG bayi dirahim Sooyoung..
Sooyoung tidak menjawab dan hanya terfokus pada komputernya. Aku tidak kaget, ia selalu melakukan hal ini saat aku berada disampingnya. Ia selalu pura-pura tuli begitu saja..
"Apa kau sudah memikirkan penawaranku?" Ini juga sebagian alasan kenapa aku berada disini..
Sooyoung mulai bereaksi, ia memutar kursinya dan berbalik kearahku. Ia melipat kedua lengannya didepan perutnya..
"Aku sudah menolaknya sejak awal. Aku rasa penawaran itu sekarang sudah tidak berlaku." Jawabnya..
"Aku tidak memaksamu Sooyoung- ssi. Tapi, aku memintamu untuk berpikir dengan sungguh-sungguh--" aku melempar dokumen yang tadinya ku bawa ke atas meja. "Kau berkata ingin mempertahankan anak itu, akan lebih mudah jika kita menikah dahulu. Setelah lahir, tidak akan ada rumor yang menghancurkan nama baikmu atau Sungjae." Tegasku..
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You? || YSJxPSY || Vol. 2 [END]
Fanfiction"Setelah hampir dua tahun, kita terasa menjadi asing satu sama lain. Sekarang kau seperti selalu mencoba menghindariku. Apa sekarang kau membenciku? Apa kesempatan yang dulunya kau berikan sekarang sudah tidak berlaku? Apa kau sedang mencoba mengasi...