"Tak apa terkadang membuat salah. Karena siapapun bisa melakukannya juga."
|Lee Hi - Breathe|
-------------------------------------Apa yang aku pertaruhkan untuk membawa Sooyoung kembali? Uang? Bukan! Meskipun Sajjangnim gila itu sangat menyukai uang. Tapi, dia tidak pernah menginginkan uangku. Tentu saja Sooyoung lebih menarik untuknya karena ia bisa memberikan keuntungan yang lebih dari pundi uang yang akan aku berikan. Namun, tentu ada hal lain yang juga disukai lelaki paruh baya itu selain uang --harga diri. Ya!! Aku mempertaruhkan harga diriku--
"Tentu sangat menyenangkan jika putra dari pemegang saham terbesar pertelevisian Korea tidak mondar-mandir lagi dilayar kaca--"
Aku masih mengingat jelas perkataannya itu. Lelaki tua itu menyeringai sambil mengatakan hal itu kepadaku..
"Apa jika aku melakukan hal itu, kau akan melepaskan Sooyoung?"
Pria itu menyebikkan bibirnya, "Baiklah, itu tidak masalah. Lagipula aku akan segera mendebutkan boygrup baru."
Dari sini, aku tahu tujuannya sebenarnya..
"Jadi, dengan kata lain kau memintaku berhenti dari dunia hiburan yang membesarkan namaku?"
"Aku tidak memaksamu, anakmuda-- kontrak Sooyoung masih satu tahun bersamaku. Lagipula, seberapa besar eksitensi-mu pada agensimu? Kau tidak lihat para hoobae-mu? Mereka tidak memerlukan waktu enam tahun seperti grupmu untuk meraih popularitas."
"Jangan katakan kau mau mencoba mengacaukan agensiku dengan menggunakanku sebagai senjata?!"
"Benar Tuan Yook-- berita pembubaran grupmu pasti akan mengacaukan saham agensimu. Dengan begitu, girlgrup yang baru saja debut dengan agensimu akan sedikit mengalami kesulitan untuk membuat album. Saat itulah aku mengeluarkan boygrup baruku untuk menggantikan popularitas artis besutan agensimu..
"Licik!!" Itulah apa yang ada dalam pikiranku saat itu. Aku tidak menyangka lelaki itu bisa merasa iri bahkan dengan agensi kecil milik kami..
Namun, ia sedikit melupakan siapa jati diriku--
Jika, aku harus berhenti menjadi Idol. Satu-satunya hal yang harus aku lakukan adalah -meneruskan perusahaan ayahku. Harus, kah?
Beberapa hari aku kalut dalam pikiranku untuk mencari jalan keluar, dan terbersitlah pikiran itu..
"Aku akan mengundang Idol kita keberbagai acara distasiun televisi yang aku miliki. Aku tidak akan meninggalkan agensi begitu saja. Aku sangat berhutang budi pada kalian yang membesarkan namaku."
Itulah negosiasi yang aku lakukan dengan pihak agensiku..
"Sungjae-ya, aku tidak menyangka kau akan bertindak sejauh ini hanya karena seorang wanita. Tidak bisakah kau melepaskan saja wanita itu? Toh, kau bisa menemukan yang lebih baik daripada Joy-ssi."
"Hyung, ini bukan masalah menemukan, ditemukan atau lebih baik dan terbaik. Tapi, dia membutuhkanku, hyung. Aku tahu ini akan jadi masalah besar, tapi aku tidak bisa membiarkannya hidup sendiri lagi --dia sudah terlalu banyak menahan dan mengorbankan diri untukku. Maaf, hyung. Percayalah aku akan tetap membantu kalian dibalik layar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You? || YSJxPSY || Vol. 2 [END]
Fanfiction"Setelah hampir dua tahun, kita terasa menjadi asing satu sama lain. Sekarang kau seperti selalu mencoba menghindariku. Apa sekarang kau membenciku? Apa kesempatan yang dulunya kau berikan sekarang sudah tidak berlaku? Apa kau sedang mencoba mengasi...