Ai kam bek every one...
Ada yg nungguin😂
Coment and vote 😘
Sorry for typo
Enjoyken 😘😘***
Pergi bukan berarti lari. Lari bukan berarti takut. Namun, terkadang kita harus menjaga hati diri sendiri. Dari sembilu luka yang pernah tercipta oleh hati lainnya.Sudah seminggu ia berada di Medan. Tak terasa memang, waktu cepat berlalu. Ia sudah menghabiskan tujuh hari di kota orang, tanpa sanak saudara. Namun, hanya seorang teman yang sudah dianggap saudaranya.
Anugrah sedari tadi duduk dengan ditemani secangkir kopi panas. Yang ia sendu sendiri. Kopi hitam, adalah candunya. Yang selalu menemani harinya. Dikala terang maupun gelap.
Anugrah menyesap kopinya. Sinar matahari tanpa malu-malu, menyelinap masuk ke dalam kamar Anugrah. Anugrah masih betah duduk di sofa, dengan kaki disilangkan. Ia menatap surat. Lalu menghembuskan napasnya sedikit berat.
Pergi dan menemukan yang baru. Pergi dari masa lalu. Masa lalu yang sedikit suram untuk hati. Dan kini menemukan penawar hati yang mudah rapuh.
Namun, sedikit sulit dan berat buat Anugrah. Karena penggantinya itu begitu muda dan tangguh. Dan sepertinya, butuh waktu yang lama untuk meluluhkan hati gadis itu.
"Azizah," desis Anugrah. Ia sudah mengetahui sifat murid sekaligus jodoh yang dipilihkan almarhum kedua orang tuanya.
Banyak kabut misteri yang mengitari gadis muda yang tak pernah tersenyum itu.
Lagi-lagi, Anugrah menghela napas berat. Kala mengingat sikap gadis itu. Yang tak pernah manis kepadanya.
Ia pun lalu memasukan surat itu ke dalam tasnya. Ia sesap lagi kopinya. Menegukknya hingga kandas. Dan tinggalah sisa-sisa ampas, di dalam gelas.Ia melirik arloji di tangan kanannya. Anugrah segera bangkit. Membenahi dirinya. Lalu bernajak pergi ke luar kamar.
"Rapi benar. Mau ke mana?" tegur Radit yang duduk di ruang keluarga.
"Mau ke tempat teman almarhum orangtuaku," jawab Anugrah.
"Pagi bener?"
"Emang sengaja. Eh bedewe pinjem motor dong," kata Anugrah lagi. Radit memberi kunci mobilnya.
Anugrah menautkan kedua alisnya. Melihat kunci yang disodorkan Radit.
"Radit. Kunci motor, bukan mobil,"
"Ooh, kunci kereta. Cakaplah. Bilang kereta bukan motor. Nih," omel Radit.
Anugrah hanya nyengir, menerima kunci sepeda motornya. Dan tak lupa pamit.Sinar mentari langsung menyambutnya. Saat kakinya menapakan kaki di luar rumah. Anugrah memakai kaca matanya. Dan berjalan mendekati motor yang terpakir manis di garasi.
Agak kaku baginya sebenarnya ia mengendarai kendaraan motor dua itu. Namun, demi mengejutkan Azizah di pagi yang indah ini. Dengan mengatakan. Bahwa ia adalah calon suaminya.
Anugrah mengucap basmallah, lalu ia menjalankan motornya.
●●●
Di antara hari-hari yang Azizah lewati. Hari minggu adalah hari favorit Azizah. Yang mana, setiap hari minggu. Ia melakukan ritual wajibnya. Tidur sepuasnya. Ia akan tidur lagi, setelah melaksanakan sholat subuh. Hingga, walau matahari mulai beranjak naik ke langit, Azizah masih tertidur pulas di atas ranjangnya yang empuk.
Namun, hari minggu ini, hari minggu terburuk Azizah. Baru saja rasanya ia menutup matanya kembali untuk tidur. Uminya membangunkan Azizah yang tengah tertidur.
"Azizah, bangun!" Uminya mengguncang-guncang tubuh Azizah yang terbungkus selimut tebal.
"Bangun Azizah sayang," kata Uminya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anugrah Azizah
General Fiction❤❤ Ini hanya kisah klasik. Kisah perjodohan yang diatur kedua orangtua. Dengan berbagai alasan. Mulai dari ingin menyambung silaturahmi. Ingin memberikan jodoh yang terbaik untuk anaknya. Dan yang paling nusuk di hati adalah, disuruh cari jodoh se...