Azizah meletakkan rantang di atas nakas. Namun, dahinya bergelombang melihat kasur Dara kosong. Namun, di kursi ada jaket milik Anugrah. Ke mana perginya mereka?"Emh, kakak mencari siapa?" tegur remaja perempuan, yah usianya di bawah Azizah 2 tahun
"Ini, manusianya pada ke mana?"
"Owh, itu. Di tepi kolam yang ada di taman," tunjuk remaja perempuan itu ke arah luar jendela. Azizah melihat seorang lelaki dan wanita duduk di bangku, menghadap kolam. Walaupun Azizah hanya melihat punggung kedua insan itu, tapi Azizah yakin sekali. Jika itu Anugrah dan Dara
Azizah mengangguk, tak lupa ia berterima kasih kepadanya. Azizah pun segera menyusul Anugrah dan Dara yang duduk berdua, yah walaupun berjauhan dan di taman lumayan ramai. Tetap saja Azizah tak suka.
Azizah berjalan mengendap-endap. Saat dirinya sudah berada di taman. Langkah Azizah terhenti. Ia berhenti di balik pohon yang lumayan rindang. Dari balik pohon itu, Azizah dapat mendengar percakapan antara Anugrah dan Dara. Yah, karena jaraknya begitu dekat. Antara pohon dan bangku yang Anugrah dan Dara duduki.
Kedua manusia itu, tidak sadar ada satu insan yang di belakang mereka, sedang mendengarkan perbincangan mereka.
"Dar,"
"Hmm,"
"Dar, dengeru aku," pinta Anugrah.
"Ya, apa?"
"Dar, kamu mau nikah samaku?" tanya Anugrah dengan mimik wajah yang serius.
Dara maupun Azizah sama-sama terkejut. Terlebih lagi Azizah. Calon suaminya, melamar wanita lain.
Ck! Sungguh miris sekali hidup Azizah. Dan, bodohnya lagi. Azizah masih bertahan di balik pohon.
"Ta-tapi Nug? Ken-kenapa?" tanya Dara gagap. "Kan sudah ada Azizah? Kenapa kamu melamar aku? Lagi?" Dara memborong pertanyaan untuk Anugrah.
"Anugrah menggeleng. "Dara, karena masih ada rasa yang tertinggal di hatiku untuk kamu. Di sini. Di hati ini. Kenapa aku melarikan diri dari Jogja. Karena hatiku gak sanggup melihat kamu bersama Baim. Aku gak rela, kamu bersama orang lain. Dar, aku tak mampu untuk melupakanmu. Semakin ingin aku melupakanmu, semakin besar rasa sayangku!" Anugrah mengungkapkan semuanya. Isi hatinya selama ini.
Dara mengusap wajahnya dengan kasar. Azizah menggigit bibir bawah dan meremas kuat roknya.
Cih, dasar lelaki lemah! Hina Azizah.
"Tapi, bagaimana dengan Azizah?" Dara menyinggung tentang Azizah.
Anugrah membuang napasnya dengan kasar. "Azizah sudah aku anggap sebagai adikku sendiri. Aku gak pernah merasakan getaran-getaran di hatiku. Saat mendengar suaranya, senyumannya, ataupun wajahnya. Aku sudah berusaha mengukir namanya di hati, menggantikan namamu. Namun, gak bisa. Toh, Azizah gak pernah suka samaku!" beritahu Anugrah.
Azizah menggelengkan kepalanya. Sakit sekali hatinya, mengetahui bahwa cintanya tak terbalas. Azizah tak sanggup lagi. Air matanya sudah meleleh. Azizah berlari meninggalkan taman rumah sakit dengan derai air mata.
"Gimana Dar? Tolong terima aku," mohon Anugrah.
Dara menggelengkan kepalanya. "Aku mau pulang," cicitnya.
"Dar?"
"Aku mau pulang! Aku gak mau di rumah sakit lagi!" pintanya dengan membentak.
"Oke. Kita pulang. Kita keluar rumah sakit hari i ini. Tapi, kita pulang ke rumah Azizah dulu yah?" pujuknya.
"Ngapain ke rumah Azizah?" Dara tak mengerti.
"Pamitlah sama kedua orangtuanya. Besoknya terbang ke Jogja, gak enak kalo kita pulang gitu aja. Kan gak enak!" jelas Anugrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anugrah Azizah
Художественная проза❤❤ Ini hanya kisah klasik. Kisah perjodohan yang diatur kedua orangtua. Dengan berbagai alasan. Mulai dari ingin menyambung silaturahmi. Ingin memberikan jodoh yang terbaik untuk anaknya. Dan yang paling nusuk di hati adalah, disuruh cari jodoh se...