Bagian Enambelas

2.7K 181 25
                                    

Dabel up 😁
Biar cepat tamat.

Vote and koment.

Sori for typo

Enjoyken.

🍂🍂

Azizah tersenyum tipis. Ia tahu kok, jika wajahnya biasa saja. Namun, bukankah Allah tidak menilai manusia lewat wajah? Namun hati manusia?

“Setiap wanita itu cantik,” ujar Juna.

“Udah, ah kenapa bahas kencantikan?” protes Hilbram. “Kita mau bahas pertempuran kan? Daerah mana yang belum kita kuasai?” tanyanya kepada Dini.

Dini langsung menggelar sebuah kertas karton. Yang berisi sebuah peta.
“Ini, daerah sini yang belum kita kuasai. Anak-anak Airlangga suka banget kompas anak-anak sekolah lain!” jelas Dini.

Azizah tak mengerti apa yang mereka bahas. P3? Pertempuran? Peta? Kepala Azizah pusing walaupun ia berusaha untuk menyimak.

“Ada pertanyaan?” tanya Wira.

“P3 itu apa sih bang?” tanpa sadar bibir Azizah bergerak dan bertanya dengan entengnya kepada Wira.
Lagi-lagi semua mata tertuju kepada Azizah. Membuat Azizah jadi salah tingkah.

“Kau dari planet mana?” tanya Hilbram heran.

“Kok gak bisa tahu tentang kami?” Dina menambahkan.

“Sa... saya dari bumi kok. Saya... emm... mondok kak. Gak tau sama sekali tentang P3 itu,” Azizah mencoba menjelaskan.

“P3 itu Para Pertahanan Pembangunan,”  Juna memberi tahu kepada Azizah.

“Kau tahu, negara Indonesia punya TNI kan? Kurang lebih, P3 itu sama kayak TNI,” lanjut Wira menjelaskan apa itu P3. Dasar Azizah, ia tetap tak mengerti.

“Sekolah ini kami anggap seperti negara kami. Siswanya seperti penduduknya. Jadi,  P3 itu tugasnya melindungi sekolah dan siswanya. Dari sekolah lainnya. Dari kejahatan, seperti pengkompasan, itu masalah utama. Mm, pembullyan, pengeroyokan dan lain sebagainya,” kali ini Juna yang menjelaskan.

Azizah mengangguk paham. “Terus tentaranya siapa?”

“Siswa dan siswi SMK Pembangunan,” jawab Juna.

“Terus abang-abang di sini ngapain?”

“Kami, para petinggi P3. Wira ketuanya yah bisa dibilang komandanlah yah. Kalo lagi bertempur dia paling depan,” dengan sabar Juna menjelaskan kepada Azizah

“Bertempur? Tawuran maksudnya?”

“Kami menyebut tawuran itu bertempur!” Wira memeperjelaskan dengan nada penuh penekanan.

“Untuk apa?”

“Untuk menguasi daerah-daerah yang sering terjadinya pengkompasan, emm perusuhan atau tidak baik yang dikuasi sekolah lain,” kini Dina yang menjawab.

“Umm__”

“Uda deh! Sedikit yang kau tahu samakin baik!” tungkas Wira yang gemas dengan Azizah.

“Azizah mau gabung?” tawar Juna.

“Kamu pemegang sabuk hitamkan?”

“Hehehe iya,”

Wira mendengus mendengar  suara tawa Azizah. Karena perempuan itu tertawa bukan karena dia.
Dadanya terasa sesak. Ia cemburu.
🐌🐌🐌

“Kau kok mau berteman sama Azizah?” tanya Tasya sambil memperbaiki riasan.

“Iya ini Barbara. Kau gak cocok main ama dia! Kau cantik, dia jelek!” Camelia selalu mengikuti untuk menjelekkan Azizah.

Anugrah Azizah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang