Bagian Duapuluh Empat

2.3K 168 30
                                    


Sori for typo ya temen2
Enjoyken  😍
●»»

Azizah tak habis pikir dengan kelakuan Anugrah kepadanya. Anugrah melewati dirinya begitu saja. Tanpa membawanya pulang. Padahal Azizah yakin, jika Anugrah tadi mendengar jeritannya. Jika ia ingin menumpang.

Azizah hanya bisa menggeram sebal, dengan kelakuan lelaki itu. Saking kesalnya, ia meremas roknya dengan keras.

Entah apa salah dirinya? Sehingga Anugrah mengabaikan dirinya?  Azizah terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.

Kekesalan Azizah semakin bertambah.  Pasalnya, semua kenderaan umum, tidak ada satupun yang lewat di depannya.Ia menggurutu kesal.

Kenapa ia sesial ini? Batinnya tak terima.

Tidak dijemput. Diabaikan Anugrah. Kendaraan umum tak ada yang lewat.

Azizah mendesah resah. Ia menggigit bibir bawahnya, melihat pak satpam sudah menutup pagar sekolah. Ia menatap langit yang mulai menggelap. 

Azizah menghela napas panjang.

Tiinnn... tinn...

Azizah menyipitkan matanya melihat seseorang yang sedang membunyikan klakson itu.

Tin... tin...

Orang itu membunyikan klasonnya lagi. Azizah berdecak kesal.

"Ayok pulang!" ajak orang itu pada Azizah. Azizah terkejut bukan kepalang melihat orang itu mengajak Azizah dengan wajah ramah.
Azizah mencubit pipinya sendiri. Saking tak percayanya dia.

"Ayo Azizah. Bentar lagi maghrib!" ia mengajak Azizah lagi yang masih mematung di trotoar.

"Kau... kau... kau kenapa?" tanya Azizah padanya dengan wajah takut.

"Kenapa?" tanya balik orang itu.

"Kau kok baik samaku?" Azizah merasa curiga.

Orang itu mengela napasnya. "Memang kalo berbuat baik, harus ada alasannya?"

Azizah menggeleng. "Tapi, kenapa kau ngajak aku pulang? Curiga aku? Jangan-jangan, kau mau mutilasi aku di tengah jalan. Terus badanku, kau kasih buaya ?" tuduh Azizah padanya.

Orang itu adalah Barbara. Musuh Azizah dari kelas satu SMK. Orang yang paling Azizah tak sukai. Orang yang pura-pura baik padanya. Orang yang ingin selalu mencelaki dirinya.

Tentu saja ia curiga. Melihat kebaikan Barbara itu. Pasti ada apa-apanya.

Barbara menggelengkan kepalanya mendengar tuduhan yang dilemparkan kepadanya. "Apalah kau Azizah! Gak segilak itu aku itu!"

"Jadi? Kenapa kau mau ngantar aku pulang?" Azizah masih saja curiga.

Barbara menghela napasnya. "Aku jahat, salah. Aku baik, juga salah. Mau kau apa sih? Kau mau pulang apa gak?" Barbara masih berusaha untuk tidak emosi melihat tingkah Azizah.

"Mmm... mau. Tapi, kok kau baik? Kitakan musuhan?" jujur Azizah. "Apa kau kesambet begu?"

"Hufftt... Azizah kau mau pulang? Apa mau digondol begu kau? Berdiri sendirian di situ?"

"Pulanglah,"

"Ya udah copat naik! Kumutilasi jugak kau!!" Barbara sudah naik pitam.

"Tuhkan! Kau mau mutilasi aku!" Azizah langsung berhenti ditempatnya. Tak melanjutkan langkahnya, ketika mendengar ucapan Barbara.

"Gaklah! Ecek-ecekku aja! Kau pun gitu aja percaya! Copat kau naik! Selak magrib! Banyak kali pun cito kau!" bentak Barbara yang sudah tidak bisa lembut lagi.

Anugrah Azizah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang