Bagian Tujuh

3.2K 225 18
                                    

Anugrah beranjak dari tempatnya. Ia mengejar Azizah yang sudah pergi meninggalkannya.

"Azizah, tungguin dong!" ucap Anugrah yang tertinggal di belakang Azizah. Azizah terus berjalan dengan cepat. Ia tak perduli dengan Anugrah, yang berjalan di belakangnya.

"Ijah, pelan-pelan jalannya," eluh Anugrah yang berjalan sangat lambat. Azizah tetap terus berjalan, tanpa menoleh ke belakang.

"Ijah, waiting me dong," kata Anugrah lagi. Azizah tetap masa bodoh.

"Ijah, aku kan masa depan kamu. Bukan masa lalumu. Jadi kamu boleh menoleh ke belakang!!" seru Anugrah yang langsung terkikik geli. Mendengar perkataannya sendiri.

Panggilan Anugrah tak digubris oleh Azizah. Ia terus berjalan ke depan dengan cepat. Ia ingin pulang ke rumahnya. Dan menghindar dari makhluk Tuhan yang paling menyebalkan. Yang sedang mengekorinya.

"Ijah, bedewe Wira itu siapa?" Pertanyaan yang dilontarkan Anugrah sukses membuat Azizah berhenti berjalan. Anugrah menautkan kedua alisnya, bingung. Mengapa Ijah berhenti, mendengar nama Wira? Anugrah membantin.

"Bapak tahu Wira dari siapa?" tanpa menoleh ke belakang, Azizah bertanya dengan suara tercekat. Namun, tak ada jawaban dari Anugrah.

Hingga Azizah membalikkan tubuhnya. "Bapak tahu Wira dari mana?" cecar Azizah dengan kesal. Namun, Anugrah diam saja. Membuat Azizah kian kesal.

"Pak, Bapak tahu dari mana!!?" bentak Azizah. Anugrah hanya jalan santai melewati Azizah. Wangi mawar menusuk hidung minimalis Azizah.
Azizah menghentak kakinya kesal. Ia penasaran mengapa, lelaki yang mengaku "masa depannya" mengetahui orang di "masa lalunya".

Anugrah hendak tertawa melihat sekilas wajah merah Azizah menahan amarah.

Anugrah terus berjalan, tanpa memerdulikan Azizah yang mati penasaran.

"Bapaaaakk!!!" Azizah berlari mencoba mengejar Anugrah yang berjalan mendahuluinya.

"Bapak, tunggu!!" pinta Azizah. Namun, Anugrah cuek terus berjalan. Ia malah mempercepat langkah kakinya.

"Pak, jangan cepat-cepat jalannya. Bapak belum jawab pertanyaanku!!" ucapnya dengan napas tersengal-sengal.

Apa arti Wira dalam hidupnya? Pikir Anugrah, melihat tingkah Azizah yang menurutnya berlebihan.

"Pak, berhenti dan jawaban aku dong!! Kalo gak, aku lempar sama batu nih!!" ancam Azizah seperti anak kecil.
Namun, Anugrah tak berhenti berjalan dan terus berjalan.

"Pak, aku nekat ini!! Ini uda kuambil batunya!!" Azizah menimang-nimang kerikil berukuran sedang.

"Pak!!" Azizah menjerit. "Berhenti atau saya lempar batu?"

Merasa diabaikan, Azizah dengan kesal melempar kerikil ditangannya ke arah Anugrah dengan sekuat tenaga.
Sayang, entah mengapa  tiba-tiba Anugrah jongkok. Semakin membuat Azizah menggeram kesal. Karena batu yang ia lempar  tidak mengenai Anugrah.

Namun, tak lama kemudian Azizah langsung membelalakan kedua matanya. Dan menggigit bibir bawahnya.

"Heeyyyy!! Kurang ajar sekali kalian!! Melempar anjingku dengan batu??? Klen pikir gak sakit hah? Jhony, sana balas dendam!!" kata si majikan dengan melepaskan tali pengikat dari leher sang anjing.

Anugrah menelan air ludahnya.
"Paaakk!!! Kalo mau masih sehat, bangkit dan lari!!!! Cepat itu anjing galakk! Suka gigit!'' beritahu Azizah kepada Anugrah. Yang langsung berlari duluan.

"Ahhh, mama!!!!" jerit Anugrah yang langsung berdiri dan berlari, ketika sang anjing dilepaskan oleh majikannya.

"Ijaaaahh!!! Tungguin!!" Anugrah berlari sekuat tenaga agar terhindar dari  anjing yang sedang mengejarnya.

Anugrah Azizah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang