Bagian Duabelas

2.5K 199 45
                                    


Azizah menundukkan kepalanya. Jari-jarinya saling bertautan. Sedangkan jantungnya berpacu dengan kencang. Dalam hatinya bergemuruh dengan do'a. Agar ia selamat dari kepala sekolahnya yang sangat galak.
Kini ia berada di ruang kepala sekolah.

Setelah Anugrah menghentikan tawuran dengan cara tak biasa. Para murid SMK Pembangunan digiring Radit ke sekolah, tak terkecuali Azizah yang masih dalam masa menjalankan hukuman.

Namun, saat mereka tiba di sekolah. Lelaki yang berperawakan pendek dan gempal. Dan juga memiliki kumis yang lebat di atas bibirnya. Menyuruh Azizah masuk ke dalam ruangannya dengan suara menggelegar.

Azizah digiring oleh Radit, guru BK, dan wali kelasnya ke ruang kepala sekolah. Ia seperti tersangka yang akan segera diadili.

Anugrah tak mau ketinggalan. Ia tanpa sungkan ikut masuk ke ruangan kepala sekolah.

Suasana ruang kepala sekolah begitu mencekam. Semuanya diam. Hanya terdengar hembusan napas mereka, serta suara detak jam dinding.
Dan semua mata tertuju kepada Azizah.

Nampaknya memang, kali ini urusannya bukan lagi dengan guru BK. Namun, dengan kepala sekolahnya yang langsung turun tangan. Lelaki yang sudah 10 tahun menjadi kepala sekolah di SMK Pembangunan merasa jengah. Dengan kelakuan murid-murid yang suka tawuran. Terutama Azizah.
Kepala sekolah yang duduk di singgasana bak hakim. Menatap Azizah dengan tatapan muak. Napasnya memburu seperti hendak mengeyahkan Azizah saja.

Sedangkan di luar ruang kepsek, ada teman-teman Azizah yang menunggu dengan cemas. Terutama Salma dan Angel. Keduanya bertautan tangan, sambil berdoa untuk Azizah.

Bagaimana nasib gadis itu setelah dipanggil kepala sekolah? Mereka begitu tegang, karena hanya Azizah seorang diri yang dipanggil oleh kepsek.

Selain cemas, khawatir, mereka juga terkejut melihat kehadiran Wira di tengah-tengah mereka. Siapa yang tak mengenal lelaki itu? Dia adalah salah satu murid SMK Pembangunan yang tidak lulus sekolah. Karena skandalnya yang menggegerkan kota Medan.

Wira sendiri tak kalah cemas. Ia berdoa agar Azizah tak berakhir seperti dirinya. Dikeluarkan dari sekolah oleh kepala sekolah yang sedikit picik itu. Wajah tampannya dihiasi ketakutan yang amat dalam. Cowok itu tak perduli dengan tatapan yang dilemparkan oleh murid-murid lainnya. Ia hanya perduli dengan Azizah. Hanya gadis itu, dan hanya Azizahlah satu-satunya makhluk Tuhan yang ia perdulikan.

🍂🍂🍂

Kepala Sekolah masih terus menatap tajam Azizah.

"Jadi, kamu ngajak teman-teman kamu tawuran lagi?" tanyanya. Azizah menganggukkan kepalanya.

"Sudah berapa kali?"

"Sering Pak," jawab Azizah jujur.

Brakkk!!

Kepala sekolah itu memukul mejanya dengan keras. "Sudah berapa kali saya ingatkan! Jangan tawuran! Jangan tawuran! Bikin nama sekolah jelek aja!!!"

"Saya dan teman saya tawuran ada alasan Pak," Azizah membela diri.
Kepala sekolahnya menyungging kan senyum sinisnya kepada Azizah.

"Ada alasannya?"

"Melindungi dan anak-anak SMK Pembangunan yang di palak oleh anak sekolah lain Pak," beritahu Azizah dengan tegas.

"Melindungi? Dengan tawuran kamu bilang melindungi?"

"Iya Pak!" Azizah mengangkat dagunya. "Orang Bapak tau apa tentang muridnya? Tak terharapkan! Taunya bayar uang sekolah tepat waktu!!" dengan beraninya, ia berkata begitu kepada kepala sekolahnya.

Mendengar perkataan Azizah, sang kepala sekolah langsung berdiri. Matanya memerah, urat-uratnya langsung menegang. Kedua tangannya menggepal, wujud kekesalannya kepada Azizah.

Anugrah Azizah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang